Jumat, 25 Mei 2012

korelasi positif dan negatif

Korelasi positif dan korelasi negatif
Korelasi positif adalah hubungan yang sifatnya satu arah.
Korelasi positif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berjalan parallel atau searah yang berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga mengalami kenaikan.

Macam-macam korelasi positif :
  1. korelasi positif maksimal atau korelasi positif tertinggi yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kanan.
  2. korelasi positif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kanan.
  3. korelasi positif rendah atau korelasi positif kecil yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kanan.
Contoh :
Korelasi penggunaan media pembelajaran matematika dengan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Semakin tepat pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, semakin tinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Korelasi negatif adalah korelasi antara dua variabel atau lebih yang berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau sebaliknya.
Korelasi negatif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berjalan berlawanan yang berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y mengalami penurunan atau sebaliknya.

Macam-macam korelasi negatif :
  1. korelasi negatif maksimal atau korelasi negatif sempurna yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kiri.
  2. korelasi negatif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar atau berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kiri.
  3. korelasi negatif rendah atau korelasi negatif kecil yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi garis lurus dengan kecondongan ke arah kiri.
Contoh :
Semakin tinggi kesadaran hukum semakin rendah angka kriminalitas.

Yang membedakan arah korelasi adalah pada angka indeks korelasi. Bila di depan angka
indeks korelasi diberi tanda - (minus) menunjukkan arah korelasi yang negatif. Bila
di depan angka indeks korelasi diberi tanda + atau tidak diberi tanda apapun
menunjukkan arah korelasi tersebut positif. Tanda – maupun + di sisni bukan merupakan tanda aritmatika.


Jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi, maka akan terlihat pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi tersebut, jika dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah kanan.


Angka indeks korelasi adalah suatu angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang sedang dikorelasikan. Angka indeks korelasi menunjukkan tinggi rendah, kuat lemah, besar kecil hubungan suatu variabel. Angka indeks korelasi dilambangkan dengan huruf tertentu.
  • r xy lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Product Moment.
  • Rho lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Tata Jenjang.
  • Phi lambang koefisien korelasi Phi variabel diskirt murni.
  • C atau KK sebagai koefisien korelasi pada teknik korelasi Kontigensi.

Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara - 1,00 sampai dengan 1,00.
Dapat dituliskan dengan -1 ≤ Rxy ≤ 1
Hasil korelasi yang sempurna sebesar - 1,00 dan 1,00.
  • Angka indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Jika dari hasil perhitungan menunjukkan :
  • Angka indeks korelasi = 0, artinya tidak ada korelasi.
  • Angka indeks korelasi menunjukkan lebih dari ± 1,00, artinya ada kesalahan waktu menghitung.
  • Angka indeks korelasi + (Rxy > 0 ), artinya arah korelasi positif.

Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan prestasi belajar matematika siswa dengan motivasi belajarnya. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel random sebanyak 15 siswa kelas 5 SDN 1 Purworejo untuk diberikan angket tentang motivasi belajarnya. Setelah diberikan perlakuan yang sama dalam pembelajaran matematika, diakhir semester diadakan tes dengan hasil sebagai berikut :