DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ
Sungguh menarik perhatian adanya persamaan
kejadian yang terjadi di dunia sekarang ini. Di satu fihak, kita melihat adanya
tekanan kekuasaan Eropa yang dilancarkan dengan rancangan yang teratur terhadap
dunia Islam, dan usaha mereka yang keras untuk mengenyahkan Islam sama sekali,
tetapi di lain fihak, kita menemukan sejumlah besar hadits Nabi yang meramalkan
fitnah dan percobaan yang akan menimpa kaum Muslimin pada akhir zaman, ramalan
yang hampir semuanya terpenuhi, berupa peristiwa yang menimpa dunia Islam
sekarang ini. Lebih mengherankan lagi, karena ramalan itu diucapkan pada waktu
Islam sedang dalam keadaan menang, dan seluruh dunia merasa gentar menghadapi
pesatnya kemajuan Islam. Bukan rahasia lagi, bahwa kini sedang berlangsung
pergolakan sengit antara Eropa dan Islam, khususnya antara kekuatan materiil
melawan kekuatan spirituil. Kaum Kristen Eropa menganggap kekuatan Islam
sebagai ancaman yang berbahaya bagi peradaban materiilnya, dan dengan dalih
palsu ini mereka berusaha untuk manghancurkan Islam, agar mereka dapat
"menyelamatkan" dunia dari pengaruh politik Islam. Mereka terang-terangan
menyebut agama lain sebagai non-Kristen, tetapi terhadap agamar Islam mereka
dangan tegas menyebutkan sebagai anti-Kristen. Sekalipun kaum missionaris
Kristen aktif menyebarkan agama di segala penjuru dunia, tetapi tujuan mereka
yang paling utama ialah ummat Islam. Ini adalah fakta yang tak boleh dipandang
remeh oleh kaum Muslimin. Akan tetapi alangkah sedihnya bahwa kaum Muslimin
sendiri terlibat dalam percekcokan intern mengenai masalah-masalah kecil,
sehingga mereka tak sempat memikirkan persoalan yang lebih penting. Seandainya
mereka menaruh perhatian sedikit saja terhadap pergolakan sengit yang sekarang
sedang berlangsung antara kekuatan materiil dan kekuatan spirituil, niscaya
mereka akan melihat dengan terang, bahwa mengamuknya Dajjal dan merajalelanya
Ya'juj wa Ma'juj bukanlah dongengan kosong, melainkan gambaran tentang serbuan
kaum materialis Eropa dengan agama Nasraninya pada zaman sekarang. Bagi
tiap-tiap orang Islam wijib kiranya melupakan percekcokan di kalangan ummat
Islam sendiri mengenai masalah-masalah kecil yang kurang penting, karena
kemenangan dan hidup matinya Islam di dunia bergantung kepada hasil perlombaan
antara dua agama ini (Islam dan Nasrani), bukan karena mengurusi perbedaan
kecil yang tak akan mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi kaum Muslimin
sendiri.
01. ARTI DAJJAL DAN YA'JUJ
WA-MA'JUJ
Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam
Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits,
melainkan pula dalam Al-Qur'an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan
dengan turunnya Al-Masih. Kata Dajjal
berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab
mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat,
ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan
kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan
bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia
dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu
bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi
dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia
dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya,
artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu. Kata Ya'juj
dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf'ul; kata ajij
artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan
cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj
dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena
hebatnya gerakan.
02. DAJJAL DAN YA'JUJ
WA-MA'JUJ MENURUT AL-QUR'AN
Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur'an,
tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh
ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi
menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal
ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut: "Barang siapa hapal sepuluh ayat pertama
Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal." "Barang
siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari
(fitnahnya) Dajjal." Boleh jadi, dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan
sepuluh ayat terakhir, itu yang dituju ialah seluruh surat Al-Kahfi yang
melukiskan ancaman Nasrani yang beraspek dua, yang satu bersifat keagamaan, dan
yang lain bersifat keduniaan. Bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi, anda akan melihat seterang-terangnya bahwa yang
dibicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat Nasrani. Mula-mula diuraikan aspek keagamaan, yang
dalam waktu itu Nabi Muhammad dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan
umum kepada sekalian manusia (ayat 2), lalu dikatakan sebagai orang yang
memberi peringatan khusus kepada ummat Nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang
berkata bahwa Allah memungut Anak laki-laki. Demikianlah bunyinya: "Segala
puji kepunyaan Allah Yang menurunkan Kitab kepada hamba-Nya ..., ... agar ia
memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari Dia… dan ia memperingatkan
orang-orang yang berkata bahwa Allah memungut anak laki-laki." (18:1-4).
Terang sekali bahwa yang dituju oleh ayat tersebut ialah ummat Nasrani, yang
ajaran pokok agamanya ialah Tuhan mempunyai Anak laki-laki. Dalam sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi diuraikan seterang-terangnya, bahwa ummat Nasrani
mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi. Demikianlah bunyinya :
"Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-Ku
sebagai pelindung selain Aku?… Katakan Apakah Kami beritahukan kepada kamu
orang-orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang tersesat jalannya
dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang
mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang." (18: 102-104). Ini adalah
gambaran tentang bangsa-bangsa Barat yang diramalkan dengan kata-kata yang
jelas. Membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan ummat Nasrani, dan ciri-khas
inilah yang dituju oleh ayat tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat
barang-barang, dan mereka begitu sibuk datam urusan ini, sehingga penglihatan
mereka akan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, menjadi kabur sama sekali.
Membuat barang-barang, sekali lagi membuat barang-barang, adalah satu-satunya
tujuan hidup mereka di dunia. Jadi, sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran Kristen
tentang Putra Allah, dan tentang kegiatan bangsa-bangsa Kristen di lapangan
kebendaan, dan inilah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal. Ya'juj wa-Ma'juj
diuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi,
sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhimya surat
al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dhul-Qarnain* ke berbagai jurusan
untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya. Ternyata bahwa menurut sejarah, raja
ini ialah raja Persi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut,
bahwa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. "Sampai
tatkala ia mencapai ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam
dalam sumber yang berlumpur hitam." (18:86). Ternyata bahwa yang dimaksud
sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam. Selanjutnya diuraikan dalam surat
tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur "Sampai tatkala ia mencapai
tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak
Kami beri perlindungan dari (matahari) itu" (18:90). Selanjutnya diuraikan
tentang perjalanan beliau ke Utara. "Sampai tatkala ia mencapai (suatu
tempat) diantara dua bukit" (18:93). Yang dimaksud dua bukit ialah
pegunungan Armenia dan Azarbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja
Dhul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, artinya,
mereka tak mengerti bahasa Persi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja
Dhul-Oarnain sbb: "Wahai Dhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu
membuat kerusakan di bumi. Bolehkah kami membayar upeti kepada engkau, dengan
syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka"
(18:94). Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa raja Dhul-Qarnain benar-benar
membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur'an menyebut-nyebut
besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang: "Berilah aku
tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit,
ia berkata: 'Bawalah kemari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya'
(18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka
(Ya'juj wa-Ma'juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melobangi itu.
Dalam ayat 98, raja Dhul-Qarnain menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya,
tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya
tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain.
"Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj
wa-Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
*[Kata Dhul-Qarnain makna aslinya
"mempunyai dua tanduk", tetapi dapat berarti pula "orang yang
memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan.
Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab
perjanjian lama, Kitab Nabi
Daniel, terdapat uraian tentang impian nabi Daniel, dimana ia melihat seekor
domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata
sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk
dua pucuk, yaitu raja Media dan Persi, (Daniel 8:20). Diantara raja Media dan
Persi, yang paling cocok dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485
sebelum Kristus). Jewish Encyclopaedia
menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang
beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya,
yaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi
Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb:
"Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahwa raja Darius adalah
pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang
besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperoleh tapal-batas
alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa
biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadabdi
pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Persia sampai
Kaukasus"].
**[Rintangan atau tembok yang diuraikan
disini ialah tembok yang termasyur di Derbent (atau Darband) yang terletak di
pantai Laut Kaspi. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang
termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu
at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau
Darband adalah sebuah kota kerajaan Persi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan,
di pantai Barat laut Kaspi… Di ujung
sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang
panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya
mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya
yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan
pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat].
03. DAJJAL ADALAH IDENTIK
(SAMA) DENGAN YA'JUJ WA-MA'JUJ
Segera setelah Al-Qur'an menerangkan
pertempuran satu sama lain antara Ya'juj wa-Ma'juj, ayat 102 menerangkan
persoalan Dajjal. "Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat
mengambil hamba-hamba-Ku sebagai pelindung di luar Aku?" (18:102). Ini
menunjukkan bahwa Al-Qur'an mempersamakan Dajjal dengan Ya'juj wa-Ma'juj. Mereka
diberi nama yang berlainan karena mempunyai dua fungsi yang berlainan. Adapun mengenai identitas Ya'juj wa-Ma'juj
para mufassir tak sama pendapatnya. Ibnu Katsir berkata, bahwa Ya'juj wa-Ma'juj
adalah keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan
Muslim. Menurut kitab Ruhul-Ma'ani, Ya'juj waMa'juj adalah dua kabilah
keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari mereka; mereka
disebut Turki, karena mereka turiku (ditinggalkan) di sebelah sananya tembok.
Selain itu, menurut uraian Al-Qur'an, terang sekali bahwa mereka adalah
sebangsa manusia, yang untuk menghalang-halangi serbuan mereka, terpaksa
dibangun sebuah tembok. Adapun yang kedua, Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dalam
Al-Qur'an sbb : "Sampai tatkala Ya'juj wa-Ma'juj dilepas, mereka akan
mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi" (20:96). Ternyata bahwa yang
dimaksud dengan kalimat "mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi"
ialah bahwa mereka akan menguasai seluruh dunia. Menilik cara Al-Qur'an menerangkan
Ya'juj wa-Ma'juj dalam dua tempat tersebut, terang sekali bahwa akan tiba
saatnya Ya'juj wa-Ma'juj mengalahkan sekalian bangsa di dunia. Dan terang pula
bahwa pada waktu Al-Qur'an diturunkan, Ya'juj wa-Ma'juj sudah ada, tetapi
gerak-gerik mereka masih tetap terkekang sampai saat tertentu, yang sesudah
itu, mereka akan terlepas untuk menguasai seluruh dunia.
04. MENGAPA AL-QUR'AN TAK
MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL
Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya
Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan
satu bangsa, mengapa Al-Qur'an anya menyebutkan nama Ya'juj wa-Ma'juj saja, dan
tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahwa kata Dajjal,
sebagaimana kami terangkan di atas, artinya "pembohong" atau
"penipu", dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu,
walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung. Sebaliknya,
oleh karena Ya'juj wa-Ma'juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan
merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri
telah memasang patung Ya'juj wa-Ma'juj di depan Guildhall di London. Inilah
sebabnya mengapa Al-Qur'an hanya menggunakan nama Ya'juj wa-Ma'juj, dan tak
menggunakan nama Dajjal yang artinya pembohong. Sebaliknya, kitab-kitab Hadits
menggunakan kata Dajjal, karena nama Dajjal atau Anti Christ, dan
ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini, disebutkan dalam Kitab Suci yang
sudah-sudah. Oleh karena itu, perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya
ramalan-ramalan itu. Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek
persoalan, yakni, kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu, baik
mengenai urusan agama, maupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas
dari sifat-sifatnya yang buruk, ada pula segi kebaikannya. Dipandang dari segi duniawi,
kesejahteraan materiil mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka.
Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahwa mata Dajjal yang hanya
satu, yaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang. Al-Our'an juga menerangkan
keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah
sebagian dari gambaran bangsa itu. Dalam Al-Qur'an, bangsa-bangsa Kristen
disebut "para penghuni Gua dan inskripsi" (18:9). Gambaran ini
menggambarkan dua aspek sejarah agama Kristen. "Para penghuni Gua"
merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristen dalam permulaan sejarah mereka
karena pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol ialah hidup dalam
biara. Mereka meninggalkan sama sekali urusan duniawi untuk mengabdikan
sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia
guna kepentingan agama. Akan tetapi pada
zaman akhir, mereka digambarkan sebagai "Bangsa Inskripsi
(ar-raqimi)". Kata raqmun artinya barang yang ditulis. Kata ini khusus
digunakan bagi harga yang ditulis pada barang-barang dagangan, seperti pakaian
dan sebagainya. Gambaran ini mengandung arti penyerapan mereka yang amat dalam,
dalam urusan duniawi, fakta ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini"
(18:104). Jadi, bangsa Kristen yang pada
permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama, tetapi pada
zaman akhir, mereka membuang agama untuk kepentingan dunia; oleh sebab itu,
mereka dikatakan dalam Al-Qur'an sebagai "salah satu pertanda Kami yang
mengagumkan" (18:9). Sabda Al-Qur'an tersebut di atas adalah gambaran yang
tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh karena dalam urusan
duniawi, mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain, maka bangsa lain itu
mengikuti mereka secara membuta-tuli, karena terpikat oleh
keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka. Jadi, bangsa-bangsa Kristen menyesatkan
bangsa-bangsa lain di dunia, bukan saja dengan pengertian yang salah tentang
Putra Allah dan Penebusan dosa, melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar
kebendaan secara membuta-tuli, dengan mengabaikan sama sekali nilai-nilai hidup
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam Hadits, mereka diberi nama Dajjal,
atau penipu ulung.
05. YA'JUJ WA-MA'JUJ MENURUT
KITAB BIBLE
Dalam kitab Bible, Ya'juj wa-Ma'juj
diuraikan dengan kata-kata yang amat jelas, sehingga tak diragukan lagi siapa
Ya'juj dan Ma'juj itu.
Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan
sbb:"Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam!
Tujukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan Tubal, dan
bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman Tuhan Hua. Bahwasanya
Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, masekh dan Tubal. Dan kubawa
akan dikau berkeliling dan kububuh kait pada rahangmu ... " Di sini Juj
diuraikan seterang-terangnya, dan Juj di sini adalah sama dengan Ya'juj dalam
Al-Qur'an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moscow dan Tubal. Adapun Majuj
(Ma'juj), hanya dikatakan "tanah Ma'juj". Tiga nama yang disebutkan
dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia, Masekh atau Moscow, dan Tubal atau
Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua
sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota
Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota
Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi
siapa Ya'juj itu. Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman
bangsa Slavia. Adapun Ma'juj adalah negara itu juga. Jadi di satu fihak, Juj
dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah
Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok
suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Britis
dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama
bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa
Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia. Dan terang pula bahwa dua bangsa ini
mula-mula sekali mendiami tanah yang sama. Boleh jadi, Juj dan Majuj adalah
nama atau julukan nenek-moyang dua bangsa ini. Hal ini dibuktikan adanya
kenyataan bahwa patung Ya'juj dan ma'juj itu sejak zaman dahulu sudah berdiri
di depan Guildhall di London yang termasyur. Jika dua nama itu tak ada
hubungannya dengan nenek-moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka itu
dipasang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat ? Berdasarkan keterangan
tersebut dalam kitab Bible ditambah dengan bukti sejarah yang dilengkapi dengan
dua patung di London, sudah dapat dipastikan bahwa Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah
nama khayalan, melainkan nama dua suku bangsa yang mendiami Benua Eropa, dan
yang seluruhnya menutupi dataran Eropa. Menilik tanda-tanda yang terang tentang
identitas bangsa-bangsa itu, maka apa yang diuraikan dalam Al-Qur'an bahwa
Ya'juj wa-Ma'juj akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi, ini tak dapat
diartikan lain selain bahwa bangsa-bangsa Eropa akan menguasai seluruh muka
bumi. Bahkan kalimat "kulli hadabin" yang artinya tiap-tiap tempat
tinggi ini menunjukkan, bahwa mereka bukan saja unggul dalam bidang fisik,
melainkan pula dalam bidang intelektuil, sehingga bangsa-bangsa lain di dunia
bukan saja diperbudak jasmaninya, melainkan pula rohaninya. Jadi, Al-Qur'an
memberi gambaran yang nyata kepada kita tentang merajalelanya kekuasaan politik
dan kebudayaan Eropa di seluruh dunia, dan runtuhnya ummat Islam pada akhir
zaman; kenyataan ini memang aneh, tetapi ini membuktikan seterang-terangnya
akan kebenaran Islam.
06. DAJJAL MENURUT Al-HADITS
Ada beberapa masalah penting yang harus
diingat sehubungan dengan gambaran Dajjal yang termuat dalam Al-Hadits. Yang
pertama ialah bahwa ramalan Nabi Muhammad SAW tentang munculnya Dajjal itu
didasarkan atas kasyaf (visiun). Sebuah Hadits sahih dari Nawas bin Sam'an
mengenai Dajjal, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidhi, terdapat kata-kata
sbb:"Seakan-akan ia (Dajjal) mirip dengan "Abdul-'Uzza". Kata
seakan-akan ini terang sekali menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menggambarkan
keadaan yang beliau lihat dalam visiun (kasyaf); hal ini memberi keyakinan
kepada kita bahwa ramalan beliau mengenai Dajjal itu berasal dari kasyaf atau
ru'yah. Tetapi pada waktu menceritakan ramalan-ramalan itu, biasanya tak
diterangkan bahwa kenyataan itu dilihat dalam kasyaf atau ru'yah.Apa-apa yang
dilihat dalam ru'yah (kasyaf) itu biasanya harus ditafsirkan. Al-Qur'an sendiri
menceritakan beberapa impian, yang artinya berlainan sekali dengan arti
kalimatnya. Misalnya, dalam mimpi Nabi Yusuf melihat matahari, bulan dan sebelas
bintang bersujud kepada beliau. Tetapi arti impian ini yang sesungguhnya ialah
bahwa Allah akan menaikkan derajat dan kedudukan beliau. Selanjutnya dalam
mimpi Raja melihat tujuh ekor sapi kurus menelan tujuh ekor sapi gemuk. Adapun
artinya ialah simpanan gandum selama tujuh tahun musim baik akan habis dimakan
dalam tujuh tahun musim kering. Dalam Hadits juga diriwayatkan impian Nabi
Muhammad yang artinya berlainan sekali dengan kejadian yang dilihat dalam
mimpi. Misalnya, dua gelang yang beliau lihat dalam mimpi, artinya, dua nabi
palsu; tangan panjang artinya dermawan. Selain itu, pada umumnya orang mengakui
bahwa ramalan-ramalan itu dibungkus dengan kalam ibarat.Oleh karena itu, apa
yang nomor satu harus diingat sehubungan dengan ramalan-ramalan tentang Dajjal,
ialah bahwa ramalan itu penuh dengan kalam ibarat. Selanjutnya, karena ramalan
itu tak berhubungan dengan Hukum Syari'at, maka akan mengalami dua macam
kesukaran. Pertama, orang-orang yang menceritakan ramalan itu kurang begitu
hati-hati terhadap penyimpanan sabda yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW
mengenai masalah ini, seperti hati-hati mereka terhadap penyimpanan sabda
beliau mengenai Hukum Syari'at. Kedua, oleh karena tak ada alat untuk
mengetahui arti yang sebenarnya dari ramalan itu, sebelum ini menjadi
kenyataan, maka tak jarang terjadi bahwa ucapan Nabi Muhammad SAW itu keliru
ditangkapnya, sehingga kesan yang keliru ini mengakibatkan adanya penambahan
dan perubahan dalam Hadits itu.
07. MENURUT AL-QUR'AN DAN
AL-HADITS, KEMENANGAN GEREJA ITU SAMA DENGAN FITNAHNYA DAJJAL
Sebagaimana kami terangkan di muka,
Al-Qur'an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih
diterangkan bahwa barang siapa membaca surat al-Kahfi, ia akan diselamatkan
dari fitnahnya Dajjal, padahal surat ini khusus membahas agama Nasrani dan
ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir dari surat ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa
Kristen. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa rnenurut Al-Qur'an,
f'itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani.
Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya
Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani. Dengan suara bulat semua kitab Hadits
mengumumkan bahwa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar,
sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo'a kepada
Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: "Ya Allah, aku mohon
perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal". Selanjutnya
diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya
terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang-terangnya sbb:
"Tak
ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam
hingga Hari Kiamat".
Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang
hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat.
Oleh karena itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur'an tak membicarakan
peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah
yang paling besar? Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, baiklah kami periksa
labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin diperingatkan akan
terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya'juj wa-Ma'juj, ini
diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Hadits; akan
tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai
penggantinya, Al-Qur'an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen
tentang Ketuhanan nabi 'Isa. Dengan kata-kata yang tegas, Al-Qur'an mencela
ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia: "Langit
hampir-hampir pecah dan bumi membelah dan gunung-gunung runtuh
berkeping-keping, karena mereka mengakukan seorang putra kepada Tuhan Yang
Maha-pemurah" (19:90-91). Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa ajaran
semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi 'Isa. bahkan sebenarnya, ajaran itu
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa. "Tatkala Allah
berfirman: Wahai 'Isa anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia
ambillah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ? la ('Isa) berkata: Maha
suci Engkau, tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak
mengatakan itu… Aku tak berkata kepada mereka selain apa yang Engkau
perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan
kamu" (5:116-117). Jadi menurut Al-Qur'an, ajaran tentang Ketuhanan nabi
'Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh Anti-christ atau
Dajjal. Walaupun Al-Qur'an tak menyebut-nyebut nama Dajjal, namun Al-Qur'an
membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristen tentang Putra
Allah. Jika kami memperhatikan Hadits yang bersangkutan, inipun membenarkan apa
yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini, hal yang mula-pertama menarik
perhatian kami ialah, bahwa Hadits yang menerangkan turunnya al-Masih, hampir
semuanya memikulkan satu tugas kepada beliau, yakni "mematahkan kayu
palang" (yaksirus-saliba). Jarang
sekali Hadits yang menerangkan, bahwa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal.
Hal ini memang aneh jika diingat bahwa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu
fitnah yang paling besar di dunia. Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh
tangan Masih-Mau'ud. Akan tetapi pada waktu membicaraka turunnya al-Masih,
Hadits hanya menerangkan bahwa tugas beliau yang paling besar ialah mematahkan
kayu palang; ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa mematahkan kayu palang
adalah sama artinya dengan membunuh Dajjal.
Sungguh mengesankan sekali bahwa manakala Hadits menerangkan fitnah zaman
akhir, maka fitnah yang paling besar adalah fitnahnya Dajjal; tetapi manakala
Hadits menerangkan obat yang dapat memberantas fitnah itu, maka hanya disebut
patahnya kayu palang. Mengingat bahwa tugas utama Masih-Mau'ud ialah mematahkan
kayu palang, maka teranglah bahwa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama
Kristen adalah, dua sebutan belaka bagi satu idee yang sama.
08. MENGAPA DAJJAL DISEBUT
AL-MASIH
Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak
saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal.
Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas
nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi
'Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal
menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini,
dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena
ia menggunakan nama "al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang
tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran
beliau. Al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa
Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal
mengangkat nabi 'Isa itu sendiri sebagai Tuhan. Selanjutnya, al-Masih 'Isa
mengajarkan bahwa semua Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal
mengutuk semua Nabi yang suci sebagai orang berdosa. Mengapa demikian ? Karena
jika para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak
perlu timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian
manusia. Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan
mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal
yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa
ummat Kristen. Al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam
kerajaan Surga, tetapi Dajjal yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya
manusia menumpuk-numpuk kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan
julukan "Al-Masihid Dajjal" hanyalah untuk menjelaskan, bahwa Dajjal
adalah nama lain belaka bagi agama Kristen sekarang ini. Nama Al-Masih dan
agama al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan
(dajala) yang ada di belakang itu.
09. HADITS TENTANG DAJJAL
Hadits tentang Dajjal adalah banyak sekali,
dan diriwayatkan oleh sejumlah besar Sahabat Nabi, sehingga tak perlu
dipersoalkan lagi tentang mutawatir-nya; walaupun masih perlu dipersoalkan
tentang terpenuhinya ramalan itu secara terperinci. Hadits-hadits itu termuat
dalam kitab-kitab Hadits yang amat sahih, bahkan yang termuat dalam kitab
Bukhari dan Muslim tak sedikit jumlahnya.
Hadits tentang Dajjal yang termuat dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal
berjumlah seratus, dan di antara yang meriwayatkan Hadits; terdapat sahabat
kenamaan, seperti sayyidina Abubakar, 'Ali, Siti 'Aisyah, Sa'd bin Abi Waqqas;
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin 'Umar, Abdullah bin 'Amr, Abu Hurairah, Abu
Said Khudri, Anas bin Malik, Jabir, Hisyam bin Amir, Samrah bin Jundab, Ubayya
bin Ka'b, Safinah, Imran bin Husain, Nawas bin Sam'an, Ummu Syarik, Fatimah
binti Qais, Ubadah bin Samit, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Asma' binti Yazid, dan
Mughirah bin Syu'bah. Masih banyak Sahabat lagi yang meriwayatkan Hadits
tentang Dajjal. Para Sahabat ini semua sependapat bahwa Nabi Muhammad SAW
berulang-ulang menceritakan Dajjal, hingga tak perlu diragukan lagi tentang
adanya kenyataan bahwa sumber yang mengalirkan ramalan itu adalah Nabi Muhammad
SAW sendiri.
10. APAKAH DAJJAL ITU ORANG
ATAUKAH BANGSA ?
Memang benar bahwa kebanyakan Hadits
menggambarkan seakan-akan Dajjal itu orang yang bermata satu, yang di dahinya
terdapat tulisan Arab yang terdiri dari huruf
kaf, fa' dan ra' (atau kafara, artinya kafir), dan yang membawa keledai,
sungai dan api. Tetapi jika Hadits-hadits itu kita cocokkan dengan uraian
Al-Qur'an, maka akan nampak dengan jelas, bahwa Dajjal bukanlah nama orang,
melainkan suatu bangsa, atau lebih tepat lagi, segolongan bangsa. Dengan tegas Al-Qur'an mempersamakan Dajjal
dengan bangsa-bangsa Kristen, dan lagi, Al-Qur'an menyatakan bahwa Dajjal dan
Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah dua jenis makhluk yang berlainan, karena fitnah yang
ditimbulkan oleh mereka itu disebutkan bersama-sama. Kami juga mempunyai bukti dari kitab Bible
yang menerangkan, bahwa Ya'juj wa-Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa. Dengan
demikian teranglah bahwa Dajjal juga berarti bangsa. Sebagaimana telah kami
terangkan di muka, fitnah Dajjal itu bersumber pada menangnya agama
Kristen. Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim yang membuktikan bahwa Dajjal itu bukan orang melainkan
bangsa, sebagaimana Roma dan Persi yang diuraikan dalam Hadits itu bukanlah
tempat melainkan bangsa. Hadits itu berbunyi sbb: "Rasulullah SAW
bersabda: Kamu akan bertempur dengan Jazirah Arab, dan Allah akan memberi kemenangan
kepada kamu, lalu kamu akan bertempur dengan Persi, dan Allah akan memberi
kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertampur dengan Roma, dan Allah akan
memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertempur dengan Dajjal, dan
Allah akan memberi kemenangan kepada kamu". Di sini pertempuran dengan
Dajjal diuraikan dengan kalimat yang sama seperti pertempuran dengan Arab,
Persi dan Roma. Ini menunjukkan bahwa Dajjal adalah bangsa, seperti halnya
Arab, Persi dan Roma. Boleh jadi yang diisyaratkan di sini ialah Perang Salib,
tetapi mungkin pula mengisyaratkan peristiwa yang terjadi di dunia pada zaman
sekarang. Namun satu hal sudah pasti, yakni bahwa menurut Hadits ini, Dajjal
berarti bangsa atau segolongan bangsa; seperti halnya Persi atau Roma. Tetapi
masih saja harus dijelaskan, mengapa dalam Hadits dijelaskan seakan-akan Dajjal
itu orang. Sebagaimana telah kami terangkan, semua ramalan Nabi Suci itu
didasarkan pada ru'yah atau kasyaf (visiun), dan dalam ru'yah atau kasyaf,
suatu bangsa hanya digambarkan sebagai orang-seorang. Sebenarnya, bangsa itu
dikenal dari ciri-cirinya; dan dalam ru'yah, ciri-ciri ini hanya dapat
diperlihatkan dalam bentuk orang-seorang. Bahkan dalam bahasa sehari-hari,
bangsa itu diajak bicara bagaikan orang. Misalnya, Al-Qur'an mengajak bicara
bangsa Israil, seakan-akan bangsa Israil itu orang. Bacalah misalnya, ayat
Al-Qur'an berikut ini: "Wahai kaum Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku
yang Aku berikan kepada kamu, dan bahwa Aku memuliakan kamu di atas sekalian
bangsa" (2:47). Kaum Bani Israil yang diperingatkan di sini ialah mereka
yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, tetapi peristiwa yang dimaksud ialah
yang terjadi pada zaman nabi Musa, atau beberapa abad sesudah beliau.
Kenikmatan yang teruraikan dalam ayat ini telah diberikan, kepada kaum Bani
Israil zaman dahulu, tetapi ayat Al-Qur'an ini ditujukan kepada kaum Bani
Israil zaman sekarang yang sedang dalam keadaan hina dan suram. Tetapi seluruh
kaum Bani Israil ini dikatakan bagaikan satu orang. Demikianlah seluruh bangsa Dajjal
diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah bagaikan satu orang,
padahal Dajjal seperti yang digambarkan oleh Al-Qur'an menunjukkan bahwa Dajjal
adalah segolongan bangsa yang ciri-ciri khasnya sudah dikenal.
11. GAMBARAN DAJJAL MENURUT AL-HADITS
Segala macam keistimewaan yang kami lihat
pada peradaban Barat sekarang ini, semuanya cocok dengan ciri-ciri Dajjal yang
dilihat oleh Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah. Memang benar bahwa bangsa-bangsa
ini mempunyai sedikit perbedaan satu sama lain, tetapi ada satu hal yang
semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad
SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.
Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang
menguraikan ciri-ciri Dajjal. Marilah kita mulai dengan Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
1. "Dan aku melihat orang yang
berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu
dijawab, bahwa ia adalah Masihid - Dajjal" (Bukhari 77:68,92)
2. "Awas! dia pecak (buta sebelah)…
dan diantara dua matanya, tertulis 'Kafir'…" (Bukhari 93:27).
Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:
1. Bahwa mengenai bentuknya, Dajjal
digambarkan berbadan kekar.
2. Bahwa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahwa rambut kepalanya pendek dan ikal.
Tiga gambaran ini cocok sekali derigan
bentuk orang-orang Eropa pada umumnya. Mereka itu pada umumnya berbadan kekar;
bertubuh baik dan kuat; rambutnya pendek dan ikal, sampai-sampai wanitanya pun
memotong pendek rambutnya; kulit mereka putih dan mengkilat. Jadi, gambaran
tentang ciri-ciri Dajjal tersebut, cocok sekali dengan perwujudan orang-orang
Eropa. Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada
dahinya tertulis kaf, fa'dan ra' atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani
Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal menggambarkan
suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta mata jasmaninya. Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata
kanannya, mata-kiri Dajjal digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang.
Dengan perkataan lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi
mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib
tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada
waktu menjelaskan arti kata al-Masih, beliau menerangkan bahwa kata masaha
berarti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan keterangan sbb:
"Diriwayatkan bahwa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan
nabi 'Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini berarti bahwa
Dajjal tak mempuyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan,
kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi 'Isa tak mempunyai kejahilan,
keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang
rendah". Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan
secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diartikan bahwa
Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik. Bahwa dua mata manusia itu, yang satu
digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian dan agama,
dan yang satu lagi digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan
kebendaan dan keduniaan. Oleh karena hal-hal yang berhubungan dengan agama dan
kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang berhubungan dengan
kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal berarti bahwa Dajjal
sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama atau
kerohanian, dan ini cocok sekali dengan apa yang dialami oleh bangsa-bargsa
Eropa sekarang ini. Seluruh parhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang
berhubungan dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini
tak ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang diuraikan dalam
Hadits, bahwa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Artinya,
Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang bangsa-bangsa
lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata rohani Dajjal tak
mempunyai penglihatan yang tajam, karena semua kekuatan Dajjal dihabiskan guna
kepentingan urusan duniawi. Sukses Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan
duniawi mengakibatkan buta sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan
cocok sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Qur'an tentang bangsa-bangsa Kristen:
"Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia, dan
mereka mengira bahwa mereka amat pandai dalam membuat barang-barang"
(18:104). Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahwa mata kiri
Dajjal, yaitu, mata-duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun
keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb: "Mereka adalah
orang-orang yang mengkafiri ayat Tuhan, dan (mengakhiri) perjumpaan dengan
Dia" (18 : 105). Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri,
yaitu, bahwa mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.
Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini
berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahwa pada dahi
seseorang terdapat tulisan anu, ini sama artinya dengan mengatakan, bahwa anu
itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka dari itu, uraian Hadits bahwa
pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir, ini hanyalah berarti bahwa kekafiran
itu merupakan kenyataan yang senyata-nyatanya bagi dia. Kata-kata Hadits itu sendiri sudah
menerangkan; bahwa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan
bahwa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang
dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin
itu, yakni, "baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis."
Artinya, tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti
tulis-menulis atau tidak. Sudah terang,
bahwa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang mukmin, baik ia mengerti
tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin berwujud kata-kata atau huruf. Jika
tulisan itu berwujud kata-kata atau huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah
pembacanya mukmin atau kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahwa orang
mukmin dapat membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf. Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut
pautnya dengan urusan iman. Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat
membaca tulisan, sedangkan orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati,
ia tetap tak dapat membaca tulisan. Oleh karena itu, tulisan yang dimaksud
bukanlah tulisan biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang.
Pernyataan bahwa tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini
berarti, bahwa orang kafir tak pernah sadar akan kekafirannya, sehingga
membutuhkan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.
12. TEMPAT TINGGAL DAJJAL PADA
ZAMAN NABI
Sebuah Hadits menerangkan, bahwa pada suatu
hari sehabis salat berjama'ah, Nabi Muhammad SAW menahan para Sahabat dan berkata
sbb : "Tamim Dari, seorang Kristen yang memeluk Islam, ia menceritakan
kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada
kamu". Lalu beliau menceritakan ceritera Tamim Dari sbb : "Pada suatu
hari ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham. Setelah
berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dimana mereka
berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk yang aneh, yang menamakan
dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan kepada
mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam Gereja. Kemudian mereka
mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang nampak seperti raksasa, yang tangannya
diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut hingga
mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba ia bertanya
kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan ucapan:
'Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap semoga aku segera dibebaskan, lalu
aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah". Satu hal
yang sudah pasti ialah bahwa seluruh ceritera ini bukanlah kejadian biasa,
melainkan sebuah visiun (ru'yah). Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam
ru'yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb:
"Ceriterakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah
yang ia kerjakan". Pertanyaan
mereka dijawab sbb: "Beliau meninggalkan Makkah dan sampai di
Madinah". Dalam Hadits lain, Dajjal diriwayatkan bertanya sbb: "Orang
ini yang muncul di antara kamu, apakah yang ia kerjakan?" (Kanzul-Ummal
jilid VII, hal 2024). Bagaimana mungkin Dajjal tahu bahwa Nabi bangsa Arab
telah muncul? Apakah Dajjal telah menerima wahyu? Sudah barang tentu tidak. Dan
pula tak mungkin bahwa ini adalah perkara terkaan. Kejadian-kejadian lain yang
diceriterakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi
dalam ru'yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya?
Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa
Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai
Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami
menganggap ceritera ini berasal dari ru'yah Tamim Dari. Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci
yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru'yah. Allah tak pernah
membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan
mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru'yah sajalah, beliau melihat
sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru'yah Tamim Dari ini, sekedar untuk
memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru'yah sebagaimana beliau
menceriterakan juga impian para Sahabat lainnya. Hadits ini memberi petunjuk
kepada kita, di mana tempat-tinggal Dajjal :
1. Ia bertinggal di sebuah pulau.
2. Letak pulau ini sejauh satu bulan
pelayaran dari Syria.
Masih ada satu lagi yang orang dapat
ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, tetapi
ia belum diizinkan keluar. Hal ini akan kami uraikan nanti dengan
panjang-lebar. Dua catatan tersebut di atas memberi petunjuk seterang-terangnya
akan tempat-tinggal Dajjal. Sudah terang bahwa Eropa didiami pula oleh
bangsa-bangsa lain, tetapi bangsa Inggris mempunyai kekuasaan dan kebesaran yang
tak pernah jatuh di tangan bangsa lain di benua itu. Itulah sebabnya mengapa
benua Barat disebutkan secara khusus sebagai tempat-tinggal Dajjal.
13. AGAMA DAJJAL
Ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa
kaum Yahudi akan menyertai Dajjal. Dari Hadits ini orang menyangka bahwa Dajjal
akan memeluk agama Yahudi. Akan tetapi Al-Qur'an menerangkan seterang-terangnya
bahwa bangsa Dajjal mengakukan Allah mempunyai anak laki-laki. Oleh sebab itu
tak ragu-ragu lagi bahwa bangsa Dajjal adalah bangsa Nasrani. Kelak akan kami terangkan apakah yang
dimaksud kaum Yahudi menyertai Dajjal. Bahkan kaum Yahudi akan menyertai Dajjal
tidaklah berarti bahwa Dajjal adalah kaum Yahudi. Karena jika berarti demikian,
bagaimanakah arti Hadits lain yang menerangkan bahwa sebagian ummat Nabi
Muhammad akan mengikuti Dajjal dan menjadi korban tipu-muslihatnya. Adapun
Hadits itu berbunyi sbb :
"Tujuh puluh ribu ummatku akan
mengikuti Dajjal" (Misykat, ha1.477)
Sebagaimana telah kami terangkan, julukan
Masihid-Dajjal itu menunjukkan, bahwa bangsa Dajjal akan mengaku sebagai
pengikut Masih-'Isa. Hal ini diterangkan sejelas-jelasnya dalam Hadits Tamim
Dari tersebut di atas. Isyarat supaya mengunjungi orang yang berada di dalam
Gereja itu seperti yang diterangkan dalam Hadits Tamim Dari, adalah penting
sekali artinya. Sudah terang bahwa Gereja adalah simbul agama Nasrani, dan
raksasa yang menyimbulkan ummat yang terdapat dalam Gereja itu tiada lain ialah
ummat Nasrani. Adapun Jassasah (mata-mata Dajjal) hanya mempunyai satu tugas,
yaitu, menganjurkan supaya orang-orang pergi ke Gereja, artinya, supaya menjadi
orang Kristen. Berikut ini adalah ucapan Jassasah yang sebenarnya: "Gereja
yang kamu lihat itu, masuklah ke dalam".
14. TEMPAT MUNCULNYA DAJJAL.
Agaknya menarik perhatian sekali bahwa
menurut Hadits Tamim Dari, Dajjal bertinggal di sebuah pulau yang letaknya di
sebelah Barat Syria, sedang tempat munculnya dikatakan oleh Hadits lain, berada
di Timur. Lengkapnya, Hadits ini berburiyi sbb: "Tidak! Ia (Dajjal) akan
muncul disebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sebelah Timur; tidak, ia akan
muncul di sabelah Timur" (Kanzul-'Ummal jilid VII, halaman 2988). Sebelum
kami menerangkan perinciannya, marilah kita tinjau lebih dahulu lain-lain
Hadits yang sama artinya, yakni bahwa Dajjal akan muncul di Timur. Salah satu
Hadits berbunyi sbb : "Nabi Muhammad SAW menunjuk hampir duapuluh kali ke
arah Timur" (Kanzul-'Ummal, jilid VIl, halaman 2991 ). Dalam sebuah Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan: "Tidak ! Ia akan muncul di
Timur" diikuti dengan kalimat: "Beliau menunjuk dengan tangannya ke
arah Timur". Jadi jika di suatu Hadits dikatakan bahwa tempat tinggal
Dajjal ialah sebuah pulau di Barat, tetapi di lain Hadits diterangkan bahwa
tempad munculnya Dajjal, atau lebih tepat lagi, tempat munculnya fitnah Dajjal
ialah di Timur. Ini menunjukkan bahwa merajalelanya Dajjal akan membahayakan
bangsa-bangsa di Timur. Adapun kenyataan yang tak dapat dibantah lagi, bahwa
fitnahnya Dajjal tak akan menimpa bangsanya sendiri, bahkan mereka akan
memperoleh keuntungan dari hasil perampokan di Timur. Jadi yang dimaksud
munculnya Dajjal di Timur ialah merajalelanya fitnah Dajjal di negara-negara
Timur dengan jalan memperbudak penduduknya, baik jasmani maupun rohani,
lahiriyah maupun batiniyah. Menurut apa yang diterangkan dalam Hadits, terang
sekali bahwa pada zaman Nabi, Dajjal itu sudah ada, akan tetapi pada waktu itu
tangan dan kakinya dirantai. Inilah gambaran yang sebenarnya bagi bangsa-bangsa
Eropa pada waktu itu. Mereka mengurung diri dalam tanah air mereka sendiri,
lalu pada suatu ketika, mereka mengalir ke seluruh dunia untuk menaklukkan dan menjajah negara-negara lain, sehingga
mereka benar-benar menguasai, atau setidak-tidaknya memaksakan pengaruhnya
terhadap negara-negara itu, sehingga gerak-gerik negara-negara itu dipimpin dan
diawasi oleh bangsa-bangsa Eropa. Itulah
sebabnya mengapa di dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal mengaku Tuhan, karena
segala sesuatu di dunia dikerjakan menurut perintah Dajjal, seakan-akan dialah
yang menguasai dan menentukan nasib bangsa-bangsa lain. Inilah apa pula yang
dimaksud oleh Hadits lain yang menerangkan bahwa Dajjal ialah yang menentukan
hidup-matinya orang-orang. Dengan perkataan lain, Dajjal akan meninggikan dan
merendahkan derajat bangsa-bangsa lain menurut apa yang dianggap sesuai dengan
tujuannya.
15. FITNAH YANG PALING BESAR
Dalam Sahih Muslim ada sebuah Hadits yang
berbunyi sbb: "Sejak terciptanya manusia hingga datangnya Hari Kiamat, tak
ada fitnah lebih besar daripada fitnahnya Dajjal" (Misykat, hal. 472). Kata-kata
seperti itu, terdapat pula dalam kitab Hadits yang lain. Misalnya, dalam sebuah
Hadits, Nabi SAW diriwayatkan bersabda sbb : "Wahai manusia ! Semenjak
Allah menciptakan bani Adam, tak ada fitnah dimuka bumi yang lebih besar dari
pada fitnahnya Dajjal" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2028).
Hadits-hadits tersebut membuktikan bahwa fitnahnya Dajjal itu tiada lain ialah
merejalelanya Imperialis Eropa sekarang ini dan menangnya agama Nasrani.
Kenyataan menunjukkan bahwa sejarah ummat manusia tak dapat mempertunjukkan
fitnah lain yang besarnya seperti itu. Memang dalam sejarah pernah terjadi
suatu bangsa menundukkan bangsa lain dan menguasai aspek kehidupan mereka,
tetapi contoh tentang penjajahan yang menyeluruh seperti yang kita saksikan
sekarang ini berupa merajalelanya imperialis dan kebudayaan Eropa di seluruh
dunia, belum pernah terjadi. Daratan dan lautan semuanya dikuasai oleh
imperialis Eropa. Demikian pula kita tak dapat menemukan persamaannya tentang
cara-cara kaum imperialis Barat memperbudak bangsa-bangsa lain di dunia. Yang
lebih istimewa lagi ialah bahwa mereka memiliki segala macam senjata yang
dengan senjata itu, orang-orang dapat tersesat dari jalan benar dan jalan
kesucian. Di sebelah sini, mereka mnyesatkan orang-orang melalui sistem pendidikan,
dan di sebelah sana, mereka mencapai tujuan mereka melalui penyiaran agama;
kadang-kadang untuk mencapai tujuan mereka, mereka melumpuhkan jiwa manusia
dengan memberikan kepada mereka kemewahan dan kesenangan jasmani; dan
kadang-kadang diberikan kepada mereka hiburan-hiburan yang dapat melupakan
rohani mereka sama sekali. Sering pula
ilmu pengetahuan mereka digunakan untuk menghancurkan rohani ummat manusia.
Pendek kata, di seluruh sejarah manusia, fitnahnya Dajjal tak ada taranya, dan
sabda Nabi SAW bahwa tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal,
ini terpenuhi berupa merajalelanya kaum imperialis Eropa, yang bukan saja
membahayakan aspek kehidupan jasmani, melainkan pula membahayakan aspek
kehidupan moral dan rohani.
16. TANDA-TANDA DAJJAL.
Berikut ini kami kutipkan beberapa Hadits
yang menerangkan tanda-tanda yang mengiringi munculnya Dajjal. Adapun arti
tanda-tanda itu akan kami terangkan kelak.
I. Sorga dan Neraka Dajjal
"Ia (Dajjal) akan datang dengan
membawa semacam sorga dan neraka; dan apa yang ia katakan sorga itu sebenarnya,
neraka" (Misykat, halaman 473).
"Dan ia akan membawa air dan api. Dan
apa yang orang-orang melihatnya air, itu sebenarnya api yang menghanguskan; dan
apa yang orang-orang melihatnya api, iiu sebenarnya air tawar yang sejuk"
(Misykat, halaman 473)
"Ia akan membawa api dan sungai dan
barang siapa jatuh dalam apinya, ia akan memperoleh ganjaran dan disingkirkan
bebannya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2975)
"la akan membawa gunung roti dan
sungai penuh air "(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2985).
"Ia membawa dua sungai, yang satu
penuh air, dan satu lagi penuh api" (idem, halaman 2985)
"Dajjal akan muncul dengan membawa
sungai dan api; barang siapa masuk dalam sungainya; ia akan memikul beban dan
dilenyapkan ganjarannya; dan barangsiapa masuk dalam apinya, akan memperoleh
ganjaran dan dihilangkan bebannya" (idem, halaman 2029).
Di antara fitnah Dajjal ialah bahwa ia akan
membawa sorga dan neraka; adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal
ialah Neraka. Maka barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia mohon
pertolongan Allah sambil membaca permulaan surat al-Kahfi, maka neraka akan
menjadi dingin dan damai" (idem, halaman 2028).
"Dan ia akan membawa semacam sorga dan
neraka. Dan sorga Dajjal penuh dengan asap, sedangkan neraka Dajjal adalah
kebun yang menghijau" (idem, halaman 2074).
Hadits yang lain berbunyi:
"Sungguh ia akan membawa sorga dan
neraka. Adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. maka
barang siapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia menutup matanya dan mohon
pertolongan Allah, dan neraka itu akan dingin dan damai" (idem, halaman
2079).
"Bagaimana perasaan kamu jika kamu
diuji oleh seseorang yang sungai-sungai dan buah-buahan di bumi akan dibikin
tunduk kepadanya" (idem, halaman 2090).
"Ia akan menjelajah dengan membawa dua
gunung. Yang satu, penuh dengan pohon, buah-buahan dan air, dan yang lain,
penuh dengan api dan asap. Ia berkata: Ini adalah sorga, dan ini adalah
neraka" (idem, halaman 2110).
II. Kecepatan dan kendaraan Dajjal
"Kami bertanya: Wahai Rasulullah,
bagaimanakah cepatnya perjalanan Dajjal di muka bumi? Beliau menjawab: seperti
cepatnya awan ditiup angin" (Misykat bab Dajjal).
"Bumi akan digulung untuknya; ia
menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat
terbenamnya; lautan hanya sedalam mata-kakinya; di depannya adalah gunung yang
penuh asap" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998).
"Ia akan meloncat-loncat di antara langit
dan bumi" (Abu Dawud).
"Dajjal akan muncul dengan naik
keledai putih; yang jarak antara dua telinganya adalah tujuh puluh yard"
(Misykat, halaman 477)
"Ia mempunyai seekor keledai yang ia
naiki, yang jarak antara dua telinganya adalah empat puluh yard"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
"Ia menaiki seekor keledai putih, yang
masing-masing telinganya tiga puluh yard panjangnya, dan jarak antara kaki yang
satu dengan kaki yang lain adalah perjalanan sehari semalam" (idem,
halaman 2998).
III. Harta kekayaan Dajjal
"Dan ia melalui hutan rimba, dan ia
berkata kepadanya: Keluarkanlah kekayaanmu, maka kekayaaan rimba itu mengikuti
dia, bagaikan lebah mengikuti ratunya" (Misykat, halaman 473).
IV. Kawan-kawan Dajjal hidup senang, dan
musuh-musuh Dajjal hidup sengsara
"Ia datang pada suatu kaum dan
mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu beriman kepadanya, ia
memberi perintah kepada langit, maka turunlah hujan, lalu ia memberi perintah
kepada bumi, maka keluarlah tumbuh-tumbuhan. Lalu ia datang kepada kaum yang
lain, dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu menolak
ajakannya, maka berpalinglah ia dari mereka, lalu kaum itu tertimpa kelaparan,
dan tak ada sedikit kekayaan pun yang mereka kuasai" (Misykat, halaman
473).
"Dan di antara fitnah Dajjal ialah,
apabila ia datang pada suatu kaum yang tak mau beriman kepadanya, maka tiada
lagi ternak mereka yang tertinggal, melainkan binasalah semuanya; dan apabila
ia datang pada kaum lain yang beriman kepadanya, maka ia memberi perintah kepada
langit, lalu turunlah hujan, dan ia memberi perintah kepada bumi, lalu
keluarlah tumbuh-tumbuhan" (Kanzul-'Ummal, jilid VII. halaman 2028).
"Sungai-sungai dunia dan buah-buahan
akan tunduk kepada Dajjal; maka barangsiapa mau mengikuti dia, ia akan memberi
makan kepadanya dan menjadikan dia seorang kafir dan barang siapa menentang
dia, maka persediaan makanannya akan dirampas dan dihentikan
mata-pencahariannya" (Kanzul-'Ummal; jilid VII halarnan 2090).
"Ada beberapa kaum yang bersahabat
dengan Dajjal akan berkata: "Sesungguhnya kami tahu bahwa Dajjal adalah
kafir, tetapi kami bersahabat dengan Dajjal, agar kami dapat makan dari
makanannya, dan agar kami dapat memberi makan ternak kami dari
pohonpohonnya" (idem, halaman 2092).
"Dan ia (Dajjal) akan membawa gunung
roti, dan sekalian manusia akan mengalami kesukaran, terkecuali orang yang
mengikuti dia" (idem, halaman 2104).
V. Partemuan Dajjal dangan roh
"bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan
setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah
itu ayah ataukah saudara" (idem, halaman 2065).
"Setan-setan yang rupanya mirip dengan
orang yarg telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata
kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku
adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu" (idem, hal. 2078).
"Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan
setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia" ( idem, halaman
2104).
VI. Kaum Yahudi di belakang Dajjal
"Dan di belakangnya ialah Dajjal yang
bersama-sama dia adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi" (idem, halaman
2028)
"Kebanyakan orang yang mengikuti
Dajjal ialah kaum Yahudi, para wanita, dan rakyat jelata" (Kanzul-'Ummal,
jilid VII, hal. 2065).
"Kebanyakan orang yang menyertai Dajjal
ialah kaum Yahudi, dan para wanita" (idem, halaman 2214).
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan
dia akan disertai oleh bala tentara yang terdiri dari kaum Yahudi dan segala
macam bangsa" (idem, halaman 2974).
VII. Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita
"Dan orang yang paling akhir yang
mendatangi Dajjal ialah kaum wanita, sampai-sampai seorang pria mendatangi
ibunya, anaknya perempuan, saudaranya perempuan dan bibinya, lalu mengikat
mereka, agar mereka tak datang kepada Dajja!" (idem, hal. 2116).
VIII. Dajjal dan anak-anak yang tidak sah
"Awas! Kebanyakan kawan dan pengikut
Dajjal ialah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah" (idem, halaman
2998)
IX. Laki-laki sperti wanita, dan wanita
seperti laki-laki
"Dan para wanita akan tampak seperti
laki-laki dan laki-laki akan nampak seperti wanita" (idem, halaman 2998)
X. Penyembuhan Ajaib
"Dan Dajjal akan menyembuhkan orang
buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati" (idem; halaman
2080)
XI. Bisikan Jahat Dajjal
"Barangsiapa mendengar perihal Dajjal,
hendaklah menyingkir daripadanya. Demi Allah! Orang akan mendatangi Dajjal, dan
ia menyangka bahwa dia adalah orang mukmin, dan ia akan mengikuti dia (Dajjal)
karena sak wasangka yang ditimbulkan dalam batinnya" (Kanzul-'Ummal, jilid
VII, halaman 2057)
XII. Munculnya Dajjal
"Ia (Dajjal) akan berkata: Apabila
rantai yang mengikat aku ini lepas, aku tak akan membiarkan sejengkal tanah pun
yang tak diinjak oleh kakiku, terkecuali kota suci Madinah" (idem, halaman
2991 ).
"Dan tak sejengkal tanah pun di muka
bumi ini yang tak dikuasai oleh Dajjal, terkecuali kota Makkah dan
Madinah" (idem, hal. 2028).
"Dan tak lama lagi, aku (Dajjal) akan
diizinkan keluar, maka aku akan keluar dan mengadakan perjalanan di muka bumi,
dan tak satu tempat-tinggal pun yang tak kusinggahi selama empat puluh malam,
terkecuali Makkah dan Madinah" (idem, halaman 2988).
17. SORGA DAN NERAKA DAJJAL
Menurut Hadits, tanda Dajjal yang paling
besar adalah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka. Apa yang pertama kali
harus diingat sehubungan dengan ini ialah, apabila dalam suatu Hadits,
kata-kata jannah dan nar dipakai untuk menunjukkan sorga dan neraka Dajjal,
maka di lain Hadits, sorga dan neraka Dajjal itu dinyatakan dengan kata-kata
lain. Misalnya, sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal,
digunakanlah kata-kata ma' (air) dan nar (api); dan di lain Hadits digunakan
kata-kata nahar (sungai) dan nar (api). Lalu di lain Hadits digunakan kata-kata
dua sungai, sungai air dan sungai api. Kemudian ada Hadits lagi yang
menerangkan, bahwa Dajjal akan membawa "Gunung roti dan sungai air".
Bahkan ada Hadits lagi yang sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka
Dajjal, digunakan kata-kata "dua gunung; yang satu penuh dengan
tumbuhtumbuhan dan buah-buahan dan air, sedang yang lain, penuh dengan api dan
asap. Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa kata jannah dan nar tidaklah
berarti Sorga dan Neraka yang sesungguhnya; demikian pula kata-kata sungai, api
, asap, gunung roti, dll, janganlah diartikan secara harfiyah. Semuanya itu
adalah kata ibarat; misalnya kata jannah, ini mengibaratkan melimpahnya
persediaan bahan-makanan, kesenangan dan kemewahan, sedang kata nar
mengibaratkan kurangnya bahan makanan dan kesenangan hidup. Adapun maksud
sebenarnya ialah, barangsiapa mengikuti Dajjal, ia akan hidup mewah, dan barang
siapa menentangnya, ia tak akan mempunyai persediaan bahan-makanan.
Bandingkanlah keadaan kehidupan dua bangsa, yaitu bangsa-bangsa Islam yang
hidup serba kekurangan, dan bangsa-bangsa Nasrani yang hidup serba mewah; dan
inilah yang dimaksud dengan sorga dan neraka Dajjal. Kata-kata sorga dan neraka
tidaklah berarti bahwa Dajjal benar-benar membawa sorga dan neraka seperti
pedagang membawa barang dagangannya. Namun
yang sebenarnya dimaksud ialah bahwa Dajjal akan menguasai sorga dan
neraka sebagaimana diterangkan dalam Hadits berikut ini:
"Sungai dan buah-buahan dunia akan
tunduk kepadanya".
Inilah arti yang sebenarnya dari kata-kata
itu, yakni bahwa segala macam persediaan yang mendatangkan kesenangan,
kemewahan dan kenikmatan hidup di dunia, semuanya dikuasai oleh Dajjal. Dan
inilah yang disebut sorga Dajjal bagi orang yang picik pandangannya; akan
tetapi sebenarnya, ini semua disebut neraka, karena siapa saja yang tenggelam
dalam kesenangan hidup seperti berdansa, bersenang-senang, bersukaria, melihat
theater, bioskop, pergaulan bebas antara pria dan wanita, minum, berjudi,
melacur, pasti tidak ingat kepada Allah.
Akibatnya jiwanya menjadi rusak; dan inilah neraka yang sebenarnya; dan
sekalipun tidak terlihat oleh mata jasmani, tetapi di Akhirat akan nampak
dengan terang. Sebaliknya apa yang disebut neraka Dajjal yang berupa kehidupan
yang tidak diliputi oleh kesenangan duniawi, adalah Sorga yang sebenarnya,
karena semakin orang tidak tenggelam dalam kesenangan duniawi, semakin besar pulalah
keuntungan rohaninya, sehingga ia dapat terus meningkat sampai mencapai
hubungan dengan Allah. Jadi sorga Dajjal itu terdiri dari kesenangan jasmani,
yang diperoleh dengan mengorbankan kehidupan rohani. Barang siapa tenggelam
dalam hidup senang, ia akan kehilangan kesenangan di zaman yang akan datang.
18. KECEPATAN DAJJAL,
KENDARAAN DAJJAL DI DARAT, DI LAUT DAN DI UDARA.
Tatkala Nabi SAW ditanya, bagaimanakah
kecepatan perjalanan Dajjal, Beliau menjawab sbb: "Kecepatan Dajjal adalah
seperti awan yang ditiup angin". Pada waktu Nabi SAW mengucapkan kata-kata
ini, tampaknya seperti dongeng saja, atau ucapan yang berlebih-lebihan. Akan
tetapi pada dewasa ini kapal-udara terbang melebihi kecepatan angin. Selanjutnya Nabi SAW bersabda sbb: "Bumi
akan digulung untuknya ". Ini berarti Dajjal akan bergerak begitu cepat
seolah-olah bumi yang luas ini kelihatan ciut. Gerakan Dajjal melalui udara
dikatakan sebagai berikut: "la akan menggenggam awan di tangan
kanannya". Artinya ia akan terbang menembus dan di atas awan. Selanjutnya
Nabi Suci menerangkan bahwa "Dajjal akan meloncat-loncat di antara bumi
dan langit". Semua ini mengisyaratkan perjalanan Dajjal melalui udara.
Lebih lanjut diterangkan bahwa Dajjal akan bergerak begitu cepat hingga ia: "Mendahului
matahari di tempat terbenamnya" Pada dewasa ini kapal-udara terbang lebih
cepat dari jalannya matahari; orang yang berangkat dari Timur pada pagi hari,
akan sampai di Barat sebelum matahari terbenam. Penerbangan dari Calcuta ke
Bombay atau dari Lahore ke Karachi, hanya memakan waktu beberapa jam saja.
Siapa tahu orang akan terbang lebih cepat lagi daripada keadaan sekarang.
Selanjutnya diterangkan bahwa "lautan hanya sedalam mata-kaki Dajjal"
Hal ini terjadi sungguh-sungguh dengan gerakan kapal selam di bawah permukaan laut.
Kendaraan Dajjal disebut keledai, karena keledai digunakan untuk mengangkut
orang dari sini ke sana, dan pula digunakan untuk mengangkut muatan bagi
manusia. Akan tetapi keledai Dajjal bukanlah keledai sungguh-sungguh, karena
keledai ini digambarkan mempunyai telinga yang jaraknya tujuh puluh yard dan
warnanya putih mengkilat. Gambaran ini sebenarnya untuk melukiskan
kereta-api. Adapun Hadits yang
menerangkan satu langkah Dajjal akan mencapai jarak perjalanan sehari semalam,
ini berarti bahwa jarak yang diternpuh sehari semalam, itu hanyalah satu
langkah saja bagi Dajjal. Hendaklah diingat bahwa gambaran tentang kemampuan
Dajjal menundukkan alam tidaklah sekali-kali dimaksud untuk mengutuk perbuatan
Dajjal, tetapi untuk menunjukkan bahwa Dajjal mempunyai anggapan sebagai orang
yang paling kuasa, dan lupa akan kedudukannya sebagai hamba Allah yang hina.
Jadi yang dikutuk ialah pengakuan Dajjal bahwa ia mempunyai kekuasaan
Ketuhanan.
19. DAJJAL MENGELUARKAN
KEKAYAAN BUMI
Dalam Hadits diterangkan bahwa kekayaan
bumi akan mengikuti Dajjal. Ini mengisyaratkan penemuan orang-orang Eropa akan
kekayaan bumi yang terpendam. Dimana ada kekayaan bumi yang terpendam, baik
yang berupa mas, perak, besi, batubara, minyak dan bahan-bahan mineral, pasti
diketemukan oleh orang-orang Eropa. Semua
kekayaan itu, baik di Barat maupun di Timur, diusahakan oleh orang-orang Eropa.
Setelah dikeluarkan dari perut bumi, bahan-bahan itu dibuat barang-barang yang
oleh bangsa Eropa digunakan untuk menjajah bangsa lain di dunia. Selain itu
mereka mengusahakan daerah padang pasir yang tandus dijadikan daerah yang subur
dengan memberinya saluran air. Singkatnya,
semua kekayaan bumi baik yang berupa mineral maupun hasil tanaman, dikuasai
oleh bangsa-bangsa Eropa. Semua kekayaan mengikuti Dajjal, dan keuntungan
bangsa-bangsa Eropa semakin bertambah, sedangkan bangsa-bangsa lain di dunia
hanya dijadikan buruh mereka untuk menghasilkan bahan-bahan mentah guna
kepentingan industri mereka. Sejumlah
besar mas dan kekayaan dunia baik di India, di Afrika dan negara-negara Timur,
semuanya dikuras habis untuk ditumpuk di Eropa dan Amerika. Alangkah hebatnya
ru'yah Nabi SAW tigabelas abad yang lampau tentang keadaan yang kita alami
sekarang ini. Alangkah baiknya jika ru'yah itu diberitahukan kepada orang-orang
yang disesatkan oleh kekayaan, kemewahan dan kekuasaan bangsa-bangsa Eropa,
hingga bertekuk lutut di hadapan mereka.
Hendaklah mereka suka merenungkan ketajaman penglihatan rohani Nabi SAW yang
beberapa ratus tahun sebelumnya, dapat melihat gambaran dunia sekarang ini
dengan segala perinciannya sehingga beliau mampu memberi gambaran yang jelas
kepada bangsa Arab ketika itu.
20. KAWAN-KAWAN DAJJAL HIDUP
SENANG, DAN MUSUH-MUSUH DAJJAL HIDUP SENGSARA.
Sudah terang bahwa memeluk agama Dajjal
adalah cara yang sebaik-baiknya untuk menghormati dan bersahabat dengan Dajjal.
Hadits yang menerangkan bahwa pengikut-pengikut Dajjal akan senang hidupnya,
ini berlaku pula bagi orang-orang yang bersumpah setia kepadanya. Ambillah
misalnya keadaan di lndia. Orang-orang yang sebelum masuk Kristen termasuk
golongan rakyat yang hidup sengsara, kini mereka menjadi orang-orang kaya dan
berkedudukan tinggi. Kekayaan yang
diambil dari segala penjuru dunia dan ditumpuk di Eropa dan Amerika; jika ini
akan diambil sedikit untuk negara-negara lain di dunia; maka pertama-tama,
bagian itu dibagikan kepada negara-negara Timur yang menganut agama Dajjal
dengan memberikari kepada mereka gaji-gaji yang memuaskan. Alangkah benarnya
gambaran Hadits tentang hal ini: "Ia (Dajjal) akan membawa gunung-roti,
semua orang menderita kesukaran, kecuali orang-orang yang mengikutinya".
Sungguh benar bahwa jaminan yang terbaik bagi keamanan ekonomi sekarang ini
ialah memeluk agama Kristen. Orang-orang yang tak mau mengambil jalan ini dan
tak mau hidup rukun dengan mereka, pasti akan mengalami kehidupan yang sukar
dan sengsara. Alangkah benarnya gambaran yang diberikan oleh Nabi SAW:
"Barang siapa mengikuti Dajjal, ia akan diberi makan, akan tetapi ia
dijadikan kafir" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
Lepas dari orang-orang yang sepenuhnya
menganut agama Dajjal, ada pula orang yang bermain-mata dan mengambil muka
dengan Dajjal, hanya karena mengejar uang semata-mata. Inilah golongan manusia
yang dituju oleh Hadits berikut ini : "Kami bersahabat dengan Dajjal,
sekalipun kami tahu bahwa ia kafir. Kami bersahabat dengan Dajjal agar kami
dapat makan dari Persediaannya." Inilah hamba-hamba perut yang menari-nari
menurut irama Dajjal. mereka mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan
agama, bangsa dan negara, hanya karena sesuap nasi. Tujuan Dajjal memberi makan
orang-orang ini ialah agar mereka menjadi orang yang tak beragama, sekalipun
Dajjal tak berhasil memasukkan mereka dalam agamanya; setidak-tidaknya Dajjal
berhasil membikin mereka acuh-tak acuhterhadap agama mereka sendiri. Jika tidak
demikian, apakah tujuan missi Kristen dan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi?
Sebenarnya sistem pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita, itu hanya
bertujuan untuk memisahkan mereka dari agama dan Allah. Dan apakah yang
dijadikan daya-penarik pendidikan ini? Tiada lain hanyalah diberinya mereka hak
untuk mendapatkan pekerjaan, jadi kembali lagi kepada persoalan perut dan roti.
21. PERTEMUAN DAJJAL DENGAN
ARWAH ORANG-ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DAN PERCAKAPAN DAJJAL DENGAN MEREKA.
Walaupun Dajjal amat sibuk dalam urusan
duniawi, namun Dajjal tak mengabaikan bisikan kodrat yang membisikkan kehidupan
di luar dunia. Maka dari itu Dajjal memperlihatkan perhatiannya di lapangan
ini, yang lazim disebut "Spritisme". Di lapangan ini Dajjal mengaku
mempunyai ilmu bagaimana caranya agar orang dapat berhubungan dengan arwah
orang-orang yang sudah mati, dan bagaimana bercakap-cakap dengan mereka. Hadits
berikut ini menerangkan tentang perbuatan yang luar biasa ini: "Bersama-sama
Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang
telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara mereka".
Hadits lain lagi: "Setan-setan akan
bercakap-cakap dengan manusia".
Selain setan-setan itu mirip rupanya dengan
orang-orang yang sudah meninggal, mereka dapat pula bercakap-cakap dengan
manusia. Apa yang dilukiskan oleh Nabi SAW ini yang dapat disebut gerakan
"spiritisme" sungguh-sungguh membuktikan hebatnya ramalan beliau. Orang yang berkecimpung dalam gerakan ini
tahu benar bagaimana mengatur ruangan yang khusus dipersiapkan untuk ini, dan
bagaimana mengatur penerangan lampu yang digunakan khusus untuk ini. Kemudian
bagaimana caranya melaksanakan apa yang disebut medium yang dapat mewujudkan
bayangan arwah orang-orang yang sudah meninggal, yang bercakap-cakap dengan
manusia; mereka kelihatan sebentar, lalu menghilang lagi. Dan orang-orang yang
menghadiri pertemuan ini kadang-kadang mengalami perubahan pikiran, seperti
halnya orang-orang India yang diubah pikirannya sehingga mereka melihat
perwujudan arwah, yang asalnya hanya dari angan-angan mereka sendiri. Apakah
"Spiritisme" itu mengandung kebenaran atau tidak adalah soal lain.
Adapun yang kami persoalkan ialah bahwa Nabi SAW telah memberi gambaran yang
benar tentang ilmu sihir (magi) yang dilakukan oleh Dajjal, yang diramalkan
oleh beliau dengan kata-kata yang terang, lima belas abad yang lampau.
22. KEKUATAN YAHUDI DI
BELAKANG DAJJAL.
Ramalan Nabi SAW tentang Dajjal adalah
bukti yang mengagumkan tentang hebatnya ru'yah beliau mengenai peristiwa yang
akan terjadi di kemudian hari. Dalam Hadits diterangkan bahwa beliau menunjuk
Gereja sebagai tempat Dajjal, dan Al-Qur'an juga memberi petunjuk tentang
identitas Dajjal dengan kata-kata sbb. "Dan agar ia memberi peringatan
kepada orang-orang yang berkata bahwa Allah mempunyai Putera." (18:4).
Adapun kebencian orang-orang Yahudi
terhadap Nabi Isa, Al-Qur'an menguraikan begitu jelas, hingga Al-Qur'an
menyebut-nyebut surat tulisan kaum Yahudi yang menodai kesucian Siti Maryam,
Ibu Nabi Isa. Qur'an berfirman sbb: "Dan ucapan mereka terhadap Maryam
adalah fitnah yang besar" (4: 156).
Sikap permusuhan kaum Yahudi terhadap Nabi
Isa adalah yang paling besar yang pernah dilancarkan oleh suatu bangsa terhadap
seseorang. Sifat permusuhan yang abadi ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb: "Kami
bangkitkan sikap permusuhan di antara mereka sampai Hari Kiyamat" (5:14).
Kaum Yahudi mengalami bermacam-macam
penindasan, baik di zaman Nabi Suci maupun sebelum beliau, dan penindasan ini
berlangsung terus sampai lama sesudah beliau. Bahkan dapat dikata sampai muncul
Dajjal, kaum Yahudi tetap mengalami penindasan oleh kaum Nasrani. Namun
demikian Nabi Suci meramalkan sbb: "Dajjal akan disertai oleh tujuh puluh
ribu orang Yahudi."
"Kebanyakan orang yang mengikuti
Dajjal ialah kaum Yahudi."
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan
akan disertai oleh balatentara yang terdiri dari kaum Yahudi." Hendaklah
diingat bahwa tak ada Hadits satupun yang menerangkan bahwa Dajjal adalah orang
Yahudi. Sebaliknya Hadits menerangkan bahwa Dajjal adalah identik dengan kaum
Nasrani. Selain itu Al-Qur'an menerangkan bahwa kaum Nasrani selalu lebih
unggul daripada kaum Yahudi: "Dan aku akan membuat orang-orang yang
mengikuti engkau (Nabi Isa) melebihi orang-orang kafir, sampai Hari
Kiyamat" (3:54). Namun kita dihadapkan dengan kenyataan yang paling aneh,
yakni bahwa Pemerintahan Kristen sangat bergantung kepada bantuan kaum Yahudi.
Para Menteri dari pemerintahan Negara Kristen yang besar-besar, mengerjakan
begitu saja apa yang diminta oleh orangorang Yahudi. Adapun sebabnya tidak
sukar dicari. Kaum Yahudi mempunyai banyak uang untuk membantu Pemerintahan
Kristen. Bahkan Pemerintah Inggris yang begitu jayapun membantu kepentingan
Yahudi untuk menghancurkan kaum Muslimin di Palestina. Kaum Muslimin di
Palestina dibikin melarat, hingga ladang-ladangnya terpaksa dijual kepada
orang-orang Yahudi yang berdiam di sana dalam jumlah besar. Perkataan
"tujuh puluh ribu orang Yahudi" dalam hadits ini mengandung arti
jumlah yang besar. Sebagaimana kita maklum, bahasa Arab "tujuh" atau
"tujuh puluh" itu digunakan untuk menunjukkan jumtah yang besar.
Jadi, tujuh puluh ribu orang Yahudi ini artinya banyak sekali kaum Yahudi yang
mau bekerja-sama dengan Dajjal. Jika penduduk dunia tak tahu bagaimana kaum
Yahudi secara diam-diam membantu Pemerintah Inggris dan Pemerintah Barat
lainnya, atau bagaimana Pemerintah Inggris membantu kaum Yahudi, maka tindakan
Pemerintah Inggris memindahkan bangsa Yahudi ke Palestina sudah cukup sebagai
bukti benarnya ramalan Nabi SAW tentang adanya persekutuan rahasia ini. Namun
demikian, gabungan kekuatan antara kaum Yahudi dan kaum Kristen Eropa tak
sekali-kali menggentarkan kaum Muslimin, asalkan kaum Muslimin menyadari
sepenuhnya bahwa Nabi SAW disamping meramalkan adanya kekuatan gabungan yang
menakutkan ini, beliau tiga belas abad yang lampau juga meramalkan bahwa pada
akhir zaman, Islam akan memperoleh kemenangan di atas sekalian agama di dunia.
23. PENGARUH DAJJAL TERHADAP
WANITA.
Dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal tidaklah
kecil pengaruhnya terhadap kaum wanita. Kenyataan menunjukkan bahwa walaupun
manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat baik, namun pelaksanaannya harus
disertai dengan usaha keras seakan-akan harus mendaki puncak gunung. Tetapi
tidak demikianlah halnya perbuatan buruk. Tanpa susah payah sedikitpun, manusia
selalu siap dan tak segan-segan melakukan perbuatan yang merusak moral dan
perbuatan biadab. Celakanya pada dewasa
ini Eropalah yang membuka pintu segala macam godaan berupa pergaulan bebas yang
melebihi batas antara pria dan wanita. Adegan-adegan yang membangkitkan nafsu
birahi, baik yang dipentaskan dalam panggung maupun di layar putih, menyebabkan
tempat-tempat yang menggiurkan itu banyak dikunjungi orang, terutama para
pemuda. Gambargambar cabul, tarian telanjang, pakaian wanita setengah
tetanjang, semua kejahatan yang ditimbulkan oleh hidup berfoya-foya ini
menyebabkan jiwa manusia cepat menjadi rusak. Rusak badannya, demikian pula
rusak moralnya. Meluncur ke bawah adalah
lebih mudah daripada naik ke atas. Kejadian-kejadian tersebut buruk sekali
pengaruhnya terhadap karakter bangsa kita sendiri. Perbuatan orang-orang Eropa
yang tak pantas itu, makin lama makin dianggap tak menjijikkan lagi oleh bangsa
kita. Pelacuran dan segala pendahuluannya tak memuakkan perasaan kita lagi.
Perbuatan mesum ini, yang cepat sekali menjalarnya di kalangan kaum pria, kini
mulai menjalar di kalangan kaum wanita. Tepat sekali sabda Nabi SAW sbb:
"Orang terakhir yang akan datang kepada Dajjal adalah kaum wanita."
Memang sifat pemalu kaum wanita dapat lama
bertahan menghadapi godaan Dajjal. Akan tetapi sekarang mereka sudah jatuh
menjadi korban godaan Dajjal, dan sekalipun di negeri kita belum begitu
memuncak seperti di Eropa, namun sekarang banyak wanita Timur yang mengucapkan
selamat tinggal kepada kesopanan Islam dan berganti menggunakan kesopanan
setengah-telanjang ala barat. Mereka bukan saja mengunjungi tempat-tempat
hiburan, melainkan mereka sudah mulai ikut-ikutan berdansa. Apabila pengaruh
Dajjal sudah tak terkendalikan lagi dan kebudayaan Islam sudah diganti dengan
kebudayaan Barat, pasti akan tiba saatnya bahwa di negara kita seperti halnya
di negara Eropa, pelacuran dan segala pendahuluannya, bukan lagi hal yang
memuakkan batin kita. Memang benar bahwa agama Islam tak menyuruh kaum
wanitanya supaya menyendiri di kamar, dan memakai selubung seperti wanita di
India atau di tanah Arab. Sebaliknya
Islam merigizinkan kaum wanita keluar untuk bekerja, berdagang, mendatangi suatu
keperluan, memenuhi tugas sosial, ekonomi dan keperluan lainnya. Wanita dapat
bekerja sebagai buruh, sebagai pedagang, dan sebagai prajurit. Akan tetapi
dengan segala kebebasan bergerak, Islam tak mengizinkan pergaulan bebas antara
pria dan wanita, demikian pula tak mengizinkan memakai pakaian yang tak sopan
jika berkumpul bersama kaum pria dalam suatu keperluan. Kaum wanita dilarang
mempertontonkan kemolekan tubuhnya yang dapat menggiurkan kaum pria. Cara-cara
memperlihatkan kemolekan dan pergaulan-bebas inilah ciri-ciri khas Dajjal dalam
pergaulan, yang buruk sekali pengaruhnya terhadap wanita Islam yang bermartabat
tinggi.
24. DAJJAL DAN ANAK YANG TIDAK
SAH.
Hubungan bebas yang tidak sah dan melebihi
batas antara pria dan wanita, menyebabkan kejalangan, dan menyebabkan
bertambahnya anak-anak yang tidak sah (anak-anak zina), dan ini adalah ciri
khas kota-kota besar di Eropa dan Amerika. Dalam ru'yah Nabi Suci melihat
hubungan sex yang tidak sah yang membuntuti materialisme: "Awas! Sebagian
besar kawan dan pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak
sah." Sejumlah besar anak-anak zina ini dilindungi oleh undang-undang yang
mengesahkan anak-anak itu. Misalnya, seorang wanita mengandung karena hubungan
yang tidak sah, akan tetapi sebelum bayi lahir, mereka melangsungkan pemikahan,
maka bayi itu dianggap sah. Sampai-sampai undang-undang itu begitu lunak,
hingga apabila pria dan wanita yang berbuat mesum melangsungkan perkawinan di
sembarang waktu, maka anak-anak yang dilahirkan sebelum perkawinan, semuanya
dianggap sah. Akan tetapi kendati
undang-undang itu lunak sekali, namun di kota-kota Eropa (dan Amerika), masih
terdapat banyak anak-anak yang tidak sah, sekalipun ditinjau dari undang-undang
yang lunak ini. Bahkan anak-anak yang lahir dalam keadaan perang, diberi
julukan sebagai "anak pahlawan". Jika orang mau meninjau betapa
merajalela pergaulan bebas antara pria dan wanita di Eropa dan Amerika, orang
dapat meramalkan bahwa tak lama lagi penduduk daerah ini akan berpaling dari
jalan benar dan kembali kepada kehidupan biadab bagaikan binatang, sepanjang
mengenai hubungan sex antara pria dan wanita.
25. PRIA SEPERTI WANITA DAN
WANITA SEPERTI PRIA.
Tanda-tanda Dajjal lain lagi yang diuraikan
dalam Hadits ialah bahwa wanita akan seperti pria, dan pria akan seperti
wanita. Seperempat abad yang lalu, hal ini masih sukar dimengerti. Akan tetapi
sekarang ramalan ini terjadi sungguh-sungguh, yakni bahwa wanita memakai
cara-cara kaum pria, misalnya memotong rambut, memakai celana dan sebagainya,
sedangkan kaum pria memakai cara-cara kaum wanita, misalnya berambut gondrong,
memakai bedak, kalung, gelang dan sebagainya. Parobahan dalam hal kelakuan dan
kebiasaan ini begitu jauh, hingga kadang-kadang sukar dibedakan antara wanita
dan pria. Sabda Nabi SAW: "Wanita akan nampak seperti pria dan
pria akan nampak seperti wsnita, ini terjadi sungguh-sungguh.
26. PENYEMBUHAN AJAIB
Akan tetapi disamping meramalkan keburukan,
Nabi SAW meramalkan pula kebaikan Dajjal. Di satu fihak, dalam Al-Qur'an
terdapat ayat yang menerangkan bahwa bangsa-bangsa Dajjal memperoleh kemajuan
besar di lapangan usaha dan lapangan industri (18:104), dan membuat muka bumi
nampak indah (18:7); dan di lain fihak, ada sebuah Hadits yang menerangkan
bahwa bangsa Dajjal akan menyembuhkan penyakit secara ajaib : "Ia (Dajjal)
akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan menghidupkan orang
mati." (Kanzul-'Ummal, jilid VII Halaman. 2080)
Di sini yang dimaksud "menghidupkan
orang mati" ialah menyembuhkan penyakit yang tak dapat disembuhkan,
seakan-akan Dajjal dapat menghidupkan orang mati. Sungguh benar bahwa dalam
soal pengobatan, bangsa Dajjal memperlihatkan keluarbiasaannya, dan ini adalah
hasil yang patut dipuji. Akan tetapi menurut Hadits, hal ini termasuk salah
satu fitnah Dajjal, seperti halnya kecepatan dan kendaraan Dajjal, di darat, di
laut dan udara. Karena dengan kemajuan yang luar biasa ini, bangsa Dajjat
berpikir bahwa mereka lebih unggul dari bangsa-bangsa lain di dunia; pengakuan
mereka memiliki kekuatan yang luar biasa ini, hampir tak ada bedanya dengan
pengakuan sebagai Tuhan. Selain itu, kemajuan-kemajuan mereka di lapangan
kebendaan, menyesatkan manusia dari segi kehidupan rohani.
27. BISIKAN JAHAT DAJJAL
Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa
Dajjal tak akan menyesatkan orang dengan paksa, melainkan dengan membujuk
mereka agar mereka terpikat oleh gemerlapnya barang-barang duniawi dan
kesenangan yang melimpah-limpah, demikian pula dengan mempengaruhi orang
melalui hasil pengolahan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Akan tetapi dalam Hadits, Nabi SAW menjelaskari hal ini sbb: "Barang siapa
mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir dari padanya. Demi Allah, orang
akan datang kepadanya, dan mengira bahwa ia adalah mukmin, namun ia mengikuti
dia (Dajjal) karena keragu-raguan yang ditimbulkan oleh dia (Dajjal) dalam
batinnya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057).
Jika orang suka menyelidiki persoalan ini,
maka terang sekali bahwa tipu muslihat yang digunakan oleh bangsa-bangsa Barat
tak ada taranya dalam sejarah dunia. Dengan cara-cara yang halus, mereka
meniupkan bisikan jahat ke dalam batin manusia, sehingga pikiran menjadi
goncang karenanya. Ambillah misalnya masalah pendidikan. Pendidikan adalah
suatu proses yang dapat membikin jiwa manusia lurus atau tak lurus. Akan tetapi
bangsa-bangsa Barat mengarahkan jalannya pendidikan begitu halus, hingga mereka
dapat membuat jiwa para pelajar tak menta'ati agama dan kebudayaan mereka
sendiri, sekalipun alasan yang digunakan untuk tujuan itu bertentangan dengan
agama Nasrani. Mereka (bangsa Barat),
dapat membawa proses ini begitu rupa, hingga kepercayaan akan adanya Allah,
mereka usahakan sekuat-kuatnya sampai timbul keragu-raguan dalam batin para
pelajar tentang adanya Allah. Mereka sendiri percaya akan adanya wahyu, Nabi,
Hari Kiyamat, namun mereka berusaha sekeras-kerasnya agar jiwa para pelajar
tidak percaya kepada itu semua.
Kadang-kadang mereka memberi pujian kepada seseorang atau suatu faham,
sekedar untuk memberi kesan seakan-akan orang atau penulis faham itu orang yang
jujur; akan tetapi disamping itu, mereka secara halus membuat sindiran dengan
maksud agar para pelajar tak menghargai faham atau orang itu. Singkatnya, apa
yang kami uraikan di atas mengenai tabiat mereka, kami dapat menarik kesimpulan
bahwa Dajjal menyesatkan orang dari jalan benar dengan bisikan jahat, dan
inilah ciri khas bangsa-bangsa Eropa sekarang ini.
28. MUNCULNYA DAJJAL DAN
MERAJALELANYA DI DUNIA.
Sebagaimana diterangkan dalam Hadits,
Dajjal akan menjelajahi seluruh dunia:
"Tak ada satu tempat pun di dunia yang
tidak diinjak dan dilalui oleh Dajjal".
Hadits lain menerangkan bahwa Dajjal
mengucapkan kata-kata sbb:
"Tak ada satu tempat tinggalpun yang
tak aku masuki."
Ini bukan saja menunjukkan penglihatan Nabi
SAW yang luar biasa, melainkan pula menunjukkan bahwa Dajjal bukanlah nama
orang, melainkan suatu bangsa atau segolongan bangsa, yang anggotanya tersebar
di tiap-tiap tempat di dunia. Karena jika Dajjal itu orang satu, niscaya ia
tidak dapat melaksanakan segala sesuatu yang diramalkan oleh Nabi SAW,
sekalipun ia dapat bergerak secepat kilat. Tidak mungkin orang satu dapat
membawa sorga dan neraka ke seluruh dunia, lalu membuat pengumuman di mana-mana
dan memberi ganjaran kepada orang yang menerimanya, dan memberi siksaan kepada
orang yang menolaknya, dan tak satu tempat tinggal pun yang tak
dikunjunginya. Semua pekerjaan ini tak
mungkin dilakukan oleh satu orang. Bukan mengenai masalah kecepatan saja,
melainkan menyangkut pula beberapa masalah, misalnya dengan cara bagaimana
supaya orang-orang mau mengikuti dia dan bagaimana cara memberikan ganjaran dan
siksaan. Padahal semua ini harus ia lakukan di tiap-tiap kota dan desa; dan
betapapun singkatnya waktu yang ia butuhkan untuk manjalankan penyiaran dan
segala tetek-bengek, namun pekerjaan dan perjalanan dari tempat satu ke tempat
lain pasti memakan waktu. Seandainya di tiap-tiap tempat hanya diperlukan satu
jam saja, maka untuk mengelilingi 700.000 desa di India saja, ia memerlukan
waktu seratus tahun. Dengan demikian ia memerlukan waktu beribu-ribu tahun
untuk dapat mengelilingi segala tempat di dunia. Akan tetapi jika semua
pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa, maka pelaksanaan itu semua bukan
saja masuk akal dan dapat dipikul oleh tenaga manusia, melainkan pula
fakta-faktanya sudah kami saksikan dengan mata kepala sendiri; dan ini
sekaligus menunjukkan tajamnya penglihatan rohani Nabi Muhammad SAW. Di satu fihak, kami melihat cepatnya gerakan
bangsa-bangsa Eropa; jangankan empat puluh hari, beberapa hari saja sudah cukup
bagi mereka untuk mengelilingi dunia. Di lain fihak kami menyaksikan mereka
mendatangi dan menguasai tiap-tiap tempat di dunia. Jika pada suatu saat, orang
amat terkesan oleh gunung-gunung roti yang dibawa oleh mereka, pada saat yang
lain, orang amat tercengang menyaksikan kehidupan yang serba mewah. Jika pada suatu saat orang melihat bagaimana
mereka mengolah kekayaan alam, pada saat yang lain, orang melihat kejanggalan
sistim pendidikan mereka yang menyebabkan bejatnya moral dan sikap
acuh-tak-acuh terhadap agama sendiri. Jika di satu tempat mereka mendapat
simpati karena baiknya pelayanan rumah sakit mereka, di lain tempat mereka
menjalankan ilmu kebatinan. Singkatnya,
jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa atau segolongan bangsa,
segala sesuatunya menjadi terang dan masuk akal. Akan tetapi jika semua
pekerjaan itu dilakukan oleh satu orang, segala sesuatunya akan membingungkan.
Misalnya, ramalan bahwa Dajjal akan mengelilingi dan menguasai seluruh dunia.
Jika ramalan ini diterapkan kepada satu orang, niscaya orang ini memerlukan
bantuan berjuta-juta orang, untuk dapat menguasai sekalian bangsa di dunia.
Akhirnya, yang memegang kekuasaan bukanlah satu orang, melainkan sejumlah besar
manusia. Bagaimanapun juga, ramalan
bahwa Dajjal akan mendatangi tiap-tiap tempat dan menguasai seluruh dunia,
sekarang sudah terpenuhi, dan kita menyaksikan itu dengan mata kepala sendiri,
berupa penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan merajalelanya di seluruh dunia.
Sampai kapankah kita dapat menutup mata dan menunggu-nunggu datangnya Dajjal
yang tidak akan timbul kecuali dalam khayalan saja, jika kita tidak mau
mengakui kenyataan pahit yang kita hadapi sekarang ini? Pengertian bahwa
seorang Dajjal akan berada di tiap-tiap tempat di dunia dan menaklukkan dunia
seorang diri, tak mungkin dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, lebih-lebih
oleh manusia zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi jika orang mau
menggunakan pikiran yang sehat, orang pasti akan tahu bahwa pada dewasa ini tak
ada satu tempat pun di dunia yang Dajjal tak menempati tempat itu. Tak ada satu tempat pun, baik di hutan maupun
di padang pasir, di kepulauan besar maupun di kepulauan kecil, di lembah maupun
di gunung yang tak dimasuki oleh Dajjal. Orang yang amat bodoh tak dapat
membayangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya, tetapi kita melihat hal itu
benar-benar terjadi di hadapan mata kita sendiri. Barang siapa mau melihat
kejadian ini secara serius, orang pasti akan menundukkan kepala dengan penuh
hormat dan kagum kepada Nabi SAW atas tajamnya penglihatan rohani beliau.
29. YA'JUJ WA MA'JUJ DALAM
HADITS DAN PERSAMAANNYA DENGAN DAJJAL
Sebagaimana telah kami terangkan, pada
bagian terakhir Surat Al-Kahfi, sesudah menerangkan Ya'juj wa Ma'juj, kemudian
Al-Qur'an menerangkan tentang bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan bahwa
Al-Qur'an tak menaruh perbedaan antara dua bangsa tersebut. Demikian pula
diterangkan dengan jelas dalam Bible, bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu tiada lain
hanyalah bangsa Russia dan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Kesalah-pahaman umum
tentang Ya'juj wa Ma'juj itu disebabkan karena ada Hadits yang menggambarkan
seakan-akan Ya'juj wa Ma'juj itu suatu makhluk yang aneh; akan tetapi banyak
pula Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu manusia biasa. Nabi SAW bersabda sbb : "Sesungguhnya
Ya'juj wa Ma'uj adalah dari keturunan Adam (Kanzul 'Ummal, jilid VII halaman.
2158.) Hadits lain menerangkan bahwa Allah memberitahukan kepada al-Masih sbb:
"Sesungguhnya Aku telah menciptakan segolongan manusia, yang tak
seorangpun dapat membinasakan, kecuali Aku sendiri" (Kanzul 'Ummal, jilid
VII, halaman 3021).
Dalam kitab Kanzul 'Ummal jilid VII,
halaman 3032, ada sebuah Hadits yang menerangkan seterang-terangnya bahwa
Ya'juj wa Ma'juj adalah keturunan Adam. Kesalah-pahaman tentang hal Ya'juj wa
Ma'juj itu barangkali berasal dari suatu Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj
wa Ma'juj akan minum semua air di dunia. Hadits itu berbunyi sbb : Mereka akan
minum semua air di dunia, sampai-sampai
apabila mereka melalui sebuah sungai, mereka minum semua airnya dan
meninggalkan sungai itu dalam keadaan kering." ( Kanzul 'Ummal jilid VII,
halaman 2157). Ada lagi sebuah Hadits yang menerangkan bahwa barisan depan
Ya'juj wa Ma'uj akan melintasi Teluk Tiberius dan mereka akan minum semua
airnya (Idem halaman 3021). Dan anehnya Hadits Tamim Dari juga menerangkan
bahwa Dajjal menanyakan kepada Tamim Dari tentang Teluk Tiberius sbb :
"Ceriterakanlah kepadaku perihal Teluk Tiberius. Adakah air di sana?"
(Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2027). Sepintas lalu ini menunjukkan bahwa
Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Adapun yang dimaksud minum air, ialah
bahwa mereka akan menguasai semua sumber kehidupan, karena air adalah sumber
segala kehidupan. Selanjutnya, adanya kenyataan bahwa ramalan tentang Dajjal
dan Ya'juj wa Ma'juj itu dihubungkan dengan datangnya Masih Mau'ud (Masih yang
dijanjikan), ini membuktikan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama.
Apalagi jika kita mau berpikir sejenak, maka terang sekali bahwa secara praktis
apa yang dilukiskan dalam Hadits tentang mereka adalah sama, hanya kata-katanya
saja yang berbeda. Dua-duanya digambarkan akan menjadi penguasa yang paling
besar di dunia. Dua-duanya menguasai segala macam. keperluan hidup "dan
tak seorangpun dapat mengalahkan mereka."
Mereka akan membanjiri seluruh muka bumi, dan akan merupakan fitnah yang
paling besar bagi kaum Muslimin. Semua ciri-ciri umum ini menunjukkan bahwa
mereka adalah sama dan bangsa yang sama, yang ini adalah sesuai benar dengan
gambaran sifat-sifat bangsa Eropa. Sebenarnya, diambilnya dua nama itu sekedar
untuk menyatakan dua macam aspek tentang keadaan mereka. Mereka diberi nama
Dajjal, karena perbuatan mereka ialah menipu orang dengan bahan keperluan
hidup, sedangkan nama Ya'juj wa Ma'juj adalah untuk menyatakan kekuatan politik
dan militer mereka. Hendaklah diingat bahwa ramalan tentang merajalelanya
bangsa-bangsa Nasrani ini diucapkan pada waktu kekuasaan kaum Muslimin
menyilaukan kekuasaan lain di dunia.
30. DAJJAL AKAN DIKENAL OLEH
SESEORANG DI ANTARA KAUM MUSLIMIN
Sungguh aneh sekati bahwa di satu fihak,
tanda-tanda Dajjal dapat dipahami oleh orang-orang biasa, akan tetapi di lain
fihak, Hadits menerangkan bahwa banyak sekali orang yang akan jatuh sebagai
korban penipuan Dajjal. Jika semua tanda bahwa Dajjal buta mata kanannya, dan
mata kirinya gemerlapan bagaikan bintang, dan bahwa kata-kata kafir akan
tertulis di atas dahinya yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia
buta-huruf atau tidak, dan bahwa ia mempunyai keledai aneh yang jarak antara
dua telinganya adalah tujupuluh yard, bahwa ia membawa sorga dan neraka, bahwa
ia membawa gunung-roti dan sungai, bahwa ia menyuruh awan supaya menurunkan
hujan, dan sebagainya; jika semua tanda itu telah terpenuhi, maka tak
diperlukan lagi adanya orang diantara kaum Muslimin yang harus memperkenalkan
Dajjal dan menyatakan kepada mereka bahwa inilah Dajjal yang Nabi SAW
memperingatkannya kepada kita. Ada
sebuah Hadits yang berbunyi sbb: "Seseorang diantara kaum mukmin akan
berkata: 'Aku akan pergi kepada orang itu untuk melihat apakah dia itu orang
yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita ataukah bukan'..."
Jika tanda-tanda Dajjal sudah terlihat
seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW, mengapa masih diperlukan adanya orang
yang harus mengenalnya dan mengumumkan bahwa Dajjal benar-benar sudah datang.
Dengan tanda-tanda yang terang itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dajjal sudah
datang, dengan demikian tak perlu diterangkan lagi. Jadi dengan adanya Hadits
tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanda-tanda Dajjal tak dapat
diartikan secara wajar, melainkan harus diartikan sebagai kalam ibarat. Untuk
ini sangat diperlukan adanya orang yang mempunyai penglihatan tajam yang dapat
memahami tanda-tanda itu, dan menerangkan kapan munculnya Dajjal.
31. SIAPAKAH YANG BERKATA:
"INILAH DAJJAL YANG DITERANGKAN OLEH NABI SAW"
Sungguh aneh sekali bahwa orang yang dapat
menerangkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu sebenarnya bangsa Eropa,
adalah orang desa biasa, orang pertapa yang sedikit sekali pengetahuannya
tentang masalah dunia. Setengah abad yang lalu tatkala penduduk dunia tak tahu
sama sekali akan identitas Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj, bahkan orang tak
menduga sama sekali bahwa bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia dan
yang menjajah negara kita adalah Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diramalkan
oleh Nabi SAW. Sebaliknya, orang berpikir bahwa Dajjal adalah makhluk aneh yang
bermata satu, yang berkendaraan keledai yang aneh, yang membawa sorga dan
neraka dan barang aneh lainnya. Pada
saat orang-orang mempunyai pikiran semacam itu, Allah memberi tahu bahwa Dajjal
dan Yajuj wa Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia,
yang mata duniawinya gemerlapan bagaikan bintang dan yang mata rohaninya buta
sama sekali. Selain itu, walaupun seandainya ada yang tahu akan rahasia ini,
iapun tak mempunyai keberanian untuk mengatakan itu. Orang-orang tak tahu bahwa mereka sedang
berhadap-hadapan dengan Dajjal, bahkan mereka secara tak sadar menjadi korban
tipu muslihat Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam Hadits.
32. NABI SAW BERSABDA: IA
ADALAH PENGIKUTKU YANG TERDEKAT
Dewasa ini banyak kaum Muslimin, baik
golongan terpelajar maupun bukan, terang-terangan menyatakan bahwa Dajjal dan
Ya'juj wa Ma'juj yang diriwayatkan dalam hadits itu tiada lain hanyalah
bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang terang-terangan mengaku mempunyai
kekuasaan Ketuhanan, dan bahwa kendaraan mereka yang berupa kereta-api, adalah
keledai Dajjal. Pada dewasa ini, banyak kaum Muslimin yang tak ragu-ragu lagi
melukiskan bangsa-bangsa Eropa sebagai Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj. Sebagai
puncaknya, almarhum Sir Muhammad Iqbal, seorang pujangga Islam yang besar,
mengabadikan pengertian ini dalam syairnya yang termasyhur sbb : "Bala
tentara Ya'juj wa Ma'juj semuanya telah terlepas. Hendaklah mata kaum Muslimin
melihat tafsirnya kata yansilun".
"[Kata yansilun artinya mereka
mengalir, adalah kata-kata terakhir ayat Al-Qur'an yang menerangkan
merajalelanya Ya'juj wa Ma'juj di dunia yang berbunyi sbb: "Sampai tatkala
Ya'juj wa Ma'juj dilepas, mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi
(21:96). Mengenai hal ini, kami teringat akan pidato Sir Winston Churchill
dalam suatu jamuan yang diadakan o1eh Wali Kota London di Guildhall (Gedung
DPR), pada hari Jum'at tanggal 9 Nopember 1951, dalam rangka memasang kembali
patung Gog and Magog (Ya'juj wa Ma'juj), yang antara lain berbunyi sbb :
Agaknya mereka (Ya'juj wa Ma'juj) tidaklah menggambarkan keadaan politik dunia
sekarang ini yang begitu buruk. Politik dunia, seperti halnya sejarah Ya'juj wa
Ma'juj, amatlah kacau dan banyak pertentangan. Namun menurut pikiran saya,
masih saja memberi tempat kepada mereka. Di sebelah sini Ya'juj, dan di sebelah
sana Ma'juj. Tetapi awas Wali Kota! Jika anda memasang patung itu kembali,
jagalah jangan sampai mereka saling beradu; karena jika terjadi demikian,
Ya'juj wa Ma'juj akan hancur berkeping-keping, dan kita akan mulai dari
permulaan lagi, dan dimulai dari lubang yang paling bawah." (Majalah Times
London, 10 Nop. 1931)…]
33. DAJJAL DIBUNUH, TETAPI
YA'JUJ WA MA'JUJ T'IDAK
Sebagaimana kami terangkan di atas, Dajjal
dan Ya'juj wa Ma'juj adalah dua macam sebutan untuk menamakan suatu bangsa.
Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang hal agama,
sedangkan sebutan Ya'juj wa Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik.
Akan tetapi orang akan menjadi bingung mengenai Hadits yang menerangkan Masih
Mau'ud akan membunuh Dajjal, menerangkan pula bahwa beliau tak dapat membunuh
Ya'juj wa Ma'juj, padahal sebenarnya, jika Dajjal sudah dibunuh, dengan sendiri
nya Ya'juj wa Ma'juj akan terbunuh. Namun Hadits itu berbunyi sbb: "Maka
akan diwahyukan kepada al-Masih, bahwa aku telah menciptakan sebagian Hamba-Ku,
yang tak seorangpun dapat membunuh mereka kecuali Aku sendiri" (Kanzul-'
Ummal, jilid VII halaman. 3021 ). Hadits lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, berbunyi sbb : "Lalu orang akan datang kepada nabi lsa… Tatkala
beliau dalam keadaan demikian, Allah bersabda kepada Nabi lsa: Aku telah
menciptakan sebagian hamba-Ku yang tak seorangpun mempunyai kekuatan untuk
mengalahkan mereka, maka dari itu bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit. Dan Allah
akan membangkitkan Ya'juj wa Ma'juj, dan mereka akan mengalir dari tiap-tiap
tempat tinggi". (Misykat, halaman 473). Sungguh aneh sekali, bahwa
sekalipun Dajjal mati terbunuh, dan nafasnya Masih Mau'ud begitu ampuh hingga barang-siapa
terkena nafas beliau, ia akan mati seketika itu juga, dan nafas beliau akan
mencapai jarak sejauh penglihatan beliau, namun demikian, Ya'juj wa Ma'juj
adalah begitu kuat hingga orang yang menyertai Al-Masih diperintahkan supaya
mengungsi ke bukit. Bukan Ya'juj wa Ma'juj yang mati terbunuh oleh nafas
Al-Masih, melainkan Al-Masih sendiri yang terpaksa mengungsi untu
menyelamatkan diri dari kekuatan mereka yang tak terkalahkan,
selanjutnya diterangkan bahwa Al-Masih pun tak mempunyai kekuatan untuk
memerangi dan membunuh Ya'juj wa Ma'juj. Lalu, apakah untungnya membunuh
Dajjal, jika bangsa yang lebih kuat daripada Dajjal (Ya'juj wa Ma'juj), akan
menggantikan kedudukannya ? Akhirnya,
setelah dipertimbangkan masak-masak, hanya ada satu kesimpulan bahwa yang
dimaksud membunuh Dajjal bukanlah menyembelih seseorang, karena Dajjal bukanlah
orang, melainkan segolongan bangsa, demikian pula bukanlah berarti membinasakan
bangsa-bangsa itu, karena sebagaimana kami terangkan di atas, bangsa bangsa itu
akan tetap ada sampai Hari Kiyamat, dan Al-Masih sendiri diberi tahu oleh Allah
melalui wahyu-Nya, bahwa beliau tak dapat mengalahkan mereka. Semua itu
menunjukkan seterang-terangnya bahwa kejahatan mereka di lapangan agama, disebut
fitnahnya Dajjal, karena mereka menyesatkan manusia dari jalan benar dengan
tipu muslihat mereka; sedangkanYa'juj wa Ma'juj memperlihatkan kejahatan mereka
dalam bidang politik. Itulah sebabnya mengapa sekalipun Dajjal mati terbunuh,
tetapi Ya'juj wa Ma'juj masih tetap hidup. Kini teranglah bahwa walaupun fitnah
Dajjal dalam bidang agama telah dibasmi oleh Masih Mau'ud, namun kejahatan
mereka dalam bidang politik tak dapat dibasmi. Untuk membasmi kejahatan mereka
dalam bidang politik, akan dilakukan dengan
kekuatan lain. Mungkin pembasmian dalam bidang ini akan dilakukan dengan jalan
pertempuran diantara mereka sendiri, sebagaimana diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan pada hari itu, kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa
Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
Dengan perkataan lain, mereka akan saling
bertempur, sebagaimana telah mereka lakukan dalam dua Perang Dunia. Atau boleh
jadi, sebagian besar bangsa-bangsa itu akan terhindar dari kehancuran karena
mereka masuk Islam, hal ini diisyaratkan oleh suatu Hadits bahwa pada zaman
akhir "matahari akan terbit di Barat", ini berarti bahwa kebenaran
Islam akan nampak di kalangan bangsa-bangsa Barat. Bukanlah omong kosong bahwa
dalam ru'yah Nabi SAW melhat Dajjal bertawaf mengelilingi Ka'bah, yang ini
mengisyaratkan bahwa akhirnya bangsa-bangsa Eropa akan masuk Islam.
34. GAGASAN NABI SAW UNTUK
MENGALAHKAN DAJJAL DENGAN DALIL.
Jika Hadits itu kita baca dengan teliti,
niscaya akan bertambah jelas apa yang dimaksud dengan membunuh Dajjal, Hadits-hadits
itu berbunyi sbb: "Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di
tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia
muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang
berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Hadits lain lagi berbunyi sbb: "Maka
apabila ia (Dajjal) muncul dan aku ada ditengah-tengah kamu, aku akan
mengalahkan dia dengan dalil atas nama kaum Muslimin; akan tetapi apabila ia
muncul sesudahku, hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia atas nama
sendiri" (kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2025 dan 2079). Hadits-hadits
tersebut menerangkan seterang-terangnya bahwa apabila Dajjal muncul di zaman
Nabi SAW, beliau akan mengalahkan dia dengan dalil. Ini menunjukkan bahwa
membunuh Dajjal berarti memberantas kejahatan Dajjal; oleh karena Dajjal
menyesatkan manusia dengan tipu-muslihatnya yang halus dan dengan menimbulkan
keragu-raguan dalam batin manusia, maka kejahatan Dajjal hanya dapat diberantas
dengan dalil. Maka dari itu, Nabi SAW bersabda bahwa beliau akan mengalahkan
Dajjal dengan dalil. Demikian pula
terbunuhnya Dajjal oleh Al-Masih, ini harus diartikan seperti dikalahkannya
Dajjal oleh Nabi Suci dengan dalil. dengan perkataan lain, Al-Masih juga akan
mengalahkan Dajjal dengan dalil atau menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal
dengan jalan dakwah. Bahwa perkataan qotala mempunyai pula arti seperti
tersebut di atas, ini diketemukan dalam Kamus Arab. Dalam kitab Nihayah, Kitab
Kamus Hadits, di sana diuraikan bahwa kata-kata Qotalallohu Sa dan (yang makna
aslinya, semoga Allah membunuh Sa'adj ini berarti dafallohu syarrahu, artinya
"semoga Allah mengelakkan kejahatannya". Hadits tersebut dikutip
sehubungan dengan peristiwa Tsaqifah.
Selanjutnya, tatkala orang-orang membicarakan sumpah setia kepada dua
Khalifah yang saling bermusuhan, salah seorang berkata sbb: uqtulul - akhira
(makna aslinya, bunuhlah khalifah yang lain). Jika kita ingat akan Hadits lain
yang ada hubungannya dengan Hadits tersebut; kita menemukan bukti lagi, bahwa
yang dimaksud membunuh Dajjal ialah menangkis kejahatannya. Ada beberapa Hadits
yang menerangkan bahwa barang-siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat
Al-Kahfi, ia akan selamat dari fitnahnya Dajjal. Ini becarti bahwa Dajjal bukan
akan membunuh manusia, melainkan akan menyesatkan mereka dari jalan yang benar
dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin mereka. Oleh sebab itu; supaya
orang bisa selamat dari fitnahnya Dajjal, orang dianjurkan supaya membaca
ayat-ayat Al-Qur'an. Setidak-tidaknya jelas sekali bahwa Hadits ini sahih.
Fitnahnya Dajjal bukanlah berarti membunuh manusia, melainkan menyesatkan
mereka dengan bisikan jahat dan menimbulkan keragu-raguan. Jika demikian itulah
yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal, maka cara pemberantasannya harus sama
pula. Bacalah sekali lagi Hadits berikut ini : "Demi Allah! Orang akan
datang kepadanya (Dajjal) dengan keyakinan bahwa ia adalah mukmin, akan tetapi
ia mengikuti dia; karena keragu-raguan yang ditimbulkan dalam batinnya".
"Makanan orang Mukmin pada zaman
Dajjal adalah makanan para malaikat, yakni memuliakan dan memahasucikan Allah;
maka barangsiapa di zaman itu memuliakan dan memaha-sucikan Allah, maka bagi
dia, Allah akan menghilangkan kelaparan" (Kanzul'Ummal, jilid VII, halaman
2041 ).
"Barangsiapa berkata, Allah adalah
Tuhanku, dan terus berbuat demikian sampai ia mati, Allah akan menyelamatkan
dia dari fitnahnya Dajjal" (idem, jilid VII, halaman 2080).
"Sesungguhnya, Allah akan menyelamatkan
orang Mukmin dengan hal yang sama seperti Allah menyelamatkan para malaikat,
yakni dengan mengagungkan Allah" (idem, jilid VIII, hataman. 2090). Dari Hadits-hadits tarsebut terang sekali
bahwa orang mukmin akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal dengan jalan
mengagungkan Allah. Yang dimaksud makanan orang mukmin pada zaman fitnahnya
Dajjal ialah makanan rohani; karena sebagaimana makanan jasmani itu dimaksud
untuk memelihara tubuh, makanan rohani itu dimaksud untuk mamelihara jiwa. Jadi
Hadits tersebut menerangkan bahwa manusia akan diselamatkan dari kebejatan
moral dan rohani yang dibuat oleh Dajjal dengan penyembuhan rohani, yakni zikir
kepada Allah. Memang benar bahwa ada sebuah Hadits yang menerangkan berperang
melawan Parsi dan Romawi, akan tetapi Hadits ini mungkin mengisyaratkan Perang
Salib, tatkala seluruh bangsa-bangsa Kristen dikerahkan untuk menghancurkan
Islam dengan pedang: Satu hal sudah jelas, bahwa obat yang dapat menyembuhkan
orang dari fitnahnya Dajjal yang berhubungan dengan masalah agama, itu bersifat
rohani. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa jika pada waktu munculnya Dajjal
Nabi SAW masih hidup, maka beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil-dalil
bahkan beliau menganjurkan agar para pengikut beliau juga berbuat demikian,
jika nanti Dajjal muncul sesudah beliau.
Selanjutnya, beliau menganjurkan agar para pengikut beliau membaca Surat
Al-Kahfi, yang isinya membahas ajaran Kristen dan sejarah agama Kristen, sudah
barang tentu tujuan.beliau ialah agar para pengikut beliau mengumpulkan
kekuatan rohani untuk menolak segala bujukan-bujukan duniawi yang disajikan
oleh pihak Kristen. Dalam Hadits lain Nabi SAW menganjurkan agar orang banyak
berzikir kepada Allah, karena dengan jalan ini orang semakin dekat kepada
Allah, dengan demikian ia memperoleh kekuatan rohani. Datangnya Masih Mau'ud
mempunyai tujuan yang sama, yakni menghidupkan kembali iman manusia, dan
memperbaiki kembali rohani manusia, yang sudah kalut karena merajalelanya
peradaban kebendaan. Jadi yang dimaksud membunuh Dajjal oleh Masih Mau'ud
ialah, bahwa propaganda dan pengaruh Dajjal akan ditolak, dan orang-orang akan
diselamatkan dari fitnahnya Dajjal.DAJJAL DAN YA'JUJ WA-MA'JUJ
Sungguh menarik perhatian adanya persamaan
kejadian yang terjadi di dunia sekarang ini. Di satu fihak, kita melihat adanya
tekanan kekuasaan Eropa yang dilancarkan dengan rancangan yang teratur terhadap
dunia Islam, dan usaha mereka yang keras untuk mengenyahkan Islam sama sekali,
tetapi di lain fihak, kita menemukan sejumlah besar hadits Nabi yang meramalkan
fitnah dan percobaan yang akan menimpa kaum Muslimin pada akhir zaman, ramalan
yang hampir semuanya terpenuhi, berupa peristiwa yang menimpa dunia Islam
sekarang ini. Lebih mengherankan lagi, karena ramalan itu diucapkan pada waktu
Islam sedang dalam keadaan menang, dan seluruh dunia merasa gentar menghadapi
pesatnya kemajuan Islam. Bukan rahasia lagi, bahwa kini sedang berlangsung
pergolakan sengit antara Eropa dan Islam, khususnya antara kekuatan materiil
melawan kekuatan spirituil. Kaum Kristen Eropa menganggap kekuatan Islam
sebagai ancaman yang berbahaya bagi peradaban materiilnya, dan dengan dalih
palsu ini mereka berusaha untuk manghancurkan Islam, agar mereka dapat
"menyelamatkan" dunia dari pengaruh politik Islam. Mereka terang-terangan
menyebut agama lain sebagai non-Kristen, tetapi terhadap agamar Islam mereka
dangan tegas menyebutkan sebagai anti-Kristen. Sekalipun kaum missionaris
Kristen aktif menyebarkan agama di segala penjuru dunia, tetapi tujuan mereka
yang paling utama ialah ummat Islam. Ini adalah fakta yang tak boleh dipandang
remeh oleh kaum Muslimin. Akan tetapi alangkah sedihnya bahwa kaum Muslimin
sendiri terlibat dalam percekcokan intern mengenai masalah-masalah kecil,
sehingga mereka tak sempat memikirkan persoalan yang lebih penting. Seandainya
mereka menaruh perhatian sedikit saja terhadap pergolakan sengit yang sekarang
sedang berlangsung antara kekuatan materiil dan kekuatan spirituil, niscaya
mereka akan melihat dengan terang, bahwa mengamuknya Dajjal dan merajalelanya
Ya'juj wa Ma'juj bukanlah dongengan kosong, melainkan gambaran tentang serbuan
kaum materialis Eropa dengan agama Nasraninya pada zaman sekarang. Bagi
tiap-tiap orang Islam wijib kiranya melupakan percekcokan di kalangan ummat
Islam sendiri mengenai masalah-masalah kecil yang kurang penting, karena
kemenangan dan hidup matinya Islam di dunia bergantung kepada hasil perlombaan
antara dua agama ini (Islam dan Nasrani), bukan karena mengurusi perbedaan
kecil yang tak akan mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi kaum Muslimin
sendiri.
01. ARTI DAJJAL DAN YA'JUJ
WA-MA'JUJ
Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam
Hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam Hadits,
melainkan pula dalam Al-Qur'an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan
dengan turunnya Al-Masih. Kata Dajjal
berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab
mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat,
ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan
kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan
bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia
dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu
bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi
dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia
dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya,
artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu. Kata Ya'juj
dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf'ul; kata ajij
artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra'a, maknanya berjalan
cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-'Arab. Ya'juj wa-Ma'juj
dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena
hebatnya gerakan.
02. DAJJAL DAN YA'JUJ
WA-MA'JUJ MENURUT AL-QUR'AN
Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur'an,
tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh
ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi
menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal
ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut: "Barang siapa hapal sepuluh ayat pertama
Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal." "Barang
siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari
(fitnahnya) Dajjal." Boleh jadi, dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan
sepuluh ayat terakhir, itu yang dituju ialah seluruh surat Al-Kahfi yang
melukiskan ancaman Nasrani yang beraspek dua, yang satu bersifat keagamaan, dan
yang lain bersifat keduniaan. Bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi, anda akan melihat seterang-terangnya bahwa yang
dibicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat Nasrani. Mula-mula diuraikan aspek keagamaan, yang
dalam waktu itu Nabi Muhammad dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan
umum kepada sekalian manusia (ayat 2), lalu dikatakan sebagai orang yang
memberi peringatan khusus kepada ummat Nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang
berkata bahwa Allah memungut Anak laki-laki. Demikianlah bunyinya: "Segala
puji kepunyaan Allah Yang menurunkan Kitab kepada hamba-Nya ..., ... agar ia
memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari Dia… dan ia memperingatkan
orang-orang yang berkata bahwa Allah memungut anak laki-laki." (18:1-4).
Terang sekali bahwa yang dituju oleh ayat tersebut ialah ummat Nasrani, yang
ajaran pokok agamanya ialah Tuhan mempunyai Anak laki-laki. Dalam sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi diuraikan seterang-terangnya, bahwa ummat Nasrani
mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi. Demikianlah bunyinya :
"Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-Ku
sebagai pelindung selain Aku?… Katakan Apakah Kami beritahukan kepada kamu
orang-orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang tersesat jalannya
dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang
mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang." (18: 102-104). Ini adalah
gambaran tentang bangsa-bangsa Barat yang diramalkan dengan kata-kata yang
jelas. Membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan ummat Nasrani, dan ciri-khas
inilah yang dituju oleh ayat tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat
barang-barang, dan mereka begitu sibuk datam urusan ini, sehingga penglihatan
mereka akan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, menjadi kabur sama sekali.
Membuat barang-barang, sekali lagi membuat barang-barang, adalah satu-satunya
tujuan hidup mereka di dunia. Jadi, sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir surat Al-Kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran Kristen
tentang Putra Allah, dan tentang kegiatan bangsa-bangsa Kristen di lapangan
kebendaan, dan inilah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal. Ya'juj wa-Ma'juj
diuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi,
sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhimya surat
al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dhul-Qarnain* ke berbagai jurusan
untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya. Ternyata bahwa menurut sejarah, raja
ini ialah raja Persi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut,
bahwa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. "Sampai
tatkala ia mencapai ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam
dalam sumber yang berlumpur hitam." (18:86). Ternyata bahwa yang dimaksud
sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam. Selanjutnya diuraikan dalam surat
tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur "Sampai tatkala ia mencapai
tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak
Kami beri perlindungan dari (matahari) itu" (18:90). Selanjutnya diuraikan
tentang perjalanan beliau ke Utara. "Sampai tatkala ia mencapai (suatu
tempat) diantara dua bukit" (18:93). Yang dimaksud dua bukit ialah
pegunungan Armenia dan Azarbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja
Dhul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, artinya,
mereka tak mengerti bahasa Persi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja
Dhul-Oarnain sbb: "Wahai Dhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu
membuat kerusakan di bumi. Bolehkah kami membayar upeti kepada engkau, dengan
syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka"
(18:94). Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa raja Dhul-Qarnain benar-benar
membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur'an menyebut-nyebut
besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang: "Berilah aku
tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit,
ia berkata: 'Bawalah kemari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya'
(18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka
(Ya'juj wa-Ma'juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melobangi itu.
Dalam ayat 98, raja Dhul-Qarnain menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya,
tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya
tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain.
"Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj
wa-Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
*[Kata Dhul-Qarnain makna aslinya
"mempunyai dua tanduk", tetapi dapat berarti pula "orang yang
memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan.
Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab
perjanjian lama, Kitab Nabi
Daniel, terdapat uraian tentang impian nabi Daniel, dimana ia melihat seekor
domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata
sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk
dua pucuk, yaitu raja Media dan Persi, (Daniel 8:20). Diantara raja Media dan
Persi, yang paling cocok dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485
sebelum Kristus). Jewish Encyclopaedia
menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang
beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya,
yaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi
Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb:
"Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahwa raja Darius adalah
pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang
besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperoleh tapal-batas
alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa
biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadabdi
pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Persia sampai
Kaukasus"].
**[Rintangan atau tembok yang diuraikan
disini ialah tembok yang termasyur di Derbent (atau Darband) yang terletak di
pantai Laut Kaspi. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang
termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu
at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau
Darband adalah sebuah kota kerajaan Persi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan,
di pantai Barat laut Kaspi… Di ujung
sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang
panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya
mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya
yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan
pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat].
03. DAJJAL ADALAH IDENTIK
(SAMA) DENGAN YA'JUJ WA-MA'JUJ
Segera setelah Al-Qur'an menerangkan
pertempuran satu sama lain antara Ya'juj wa-Ma'juj, ayat 102 menerangkan
persoalan Dajjal. "Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat
mengambil hamba-hamba-Ku sebagai pelindung di luar Aku?" (18:102). Ini
menunjukkan bahwa Al-Qur'an mempersamakan Dajjal dengan Ya'juj wa-Ma'juj. Mereka
diberi nama yang berlainan karena mempunyai dua fungsi yang berlainan. Adapun mengenai identitas Ya'juj wa-Ma'juj
para mufassir tak sama pendapatnya. Ibnu Katsir berkata, bahwa Ya'juj wa-Ma'juj
adalah keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan
Muslim. Menurut kitab Ruhul-Ma'ani, Ya'juj waMa'juj adalah dua kabilah
keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari mereka; mereka
disebut Turki, karena mereka turiku (ditinggalkan) di sebelah sananya tembok.
Selain itu, menurut uraian Al-Qur'an, terang sekali bahwa mereka adalah
sebangsa manusia, yang untuk menghalang-halangi serbuan mereka, terpaksa
dibangun sebuah tembok. Adapun yang kedua, Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dalam
Al-Qur'an sbb : "Sampai tatkala Ya'juj wa-Ma'juj dilepas, mereka akan
mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi" (20:96). Ternyata bahwa yang
dimaksud dengan kalimat "mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi"
ialah bahwa mereka akan menguasai seluruh dunia. Menilik cara Al-Qur'an menerangkan
Ya'juj wa-Ma'juj dalam dua tempat tersebut, terang sekali bahwa akan tiba
saatnya Ya'juj wa-Ma'juj mengalahkan sekalian bangsa di dunia. Dan terang pula
bahwa pada waktu Al-Qur'an diturunkan, Ya'juj wa-Ma'juj sudah ada, tetapi
gerak-gerik mereka masih tetap terkekang sampai saat tertentu, yang sesudah
itu, mereka akan terlepas untuk menguasai seluruh dunia.
04. MENGAPA AL-QUR'AN TAK
MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL
Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya
Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan
satu bangsa, mengapa Al-Qur'an anya menyebutkan nama Ya'juj wa-Ma'juj saja, dan
tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahwa kata Dajjal,
sebagaimana kami terangkan di atas, artinya "pembohong" atau
"penipu", dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu,
walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung. Sebaliknya,
oleh karena Ya'juj wa-Ma'juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan
merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri
telah memasang patung Ya'juj wa-Ma'juj di depan Guildhall di London. Inilah
sebabnya mengapa Al-Qur'an hanya menggunakan nama Ya'juj wa-Ma'juj, dan tak
menggunakan nama Dajjal yang artinya pembohong. Sebaliknya, kitab-kitab Hadits
menggunakan kata Dajjal, karena nama Dajjal atau Anti Christ, dan
ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini, disebutkan dalam Kitab Suci yang
sudah-sudah. Oleh karena itu, perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya
ramalan-ramalan itu. Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek
persoalan, yakni, kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu, baik
mengenai urusan agama, maupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas
dari sifat-sifatnya yang buruk, ada pula segi kebaikannya. Dipandang dari segi duniawi,
kesejahteraan materiil mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka.
Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahwa mata Dajjal yang hanya
satu, yaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang. Al-Our'an juga menerangkan
keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah
sebagian dari gambaran bangsa itu. Dalam Al-Qur'an, bangsa-bangsa Kristen
disebut "para penghuni Gua dan inskripsi" (18:9). Gambaran ini
menggambarkan dua aspek sejarah agama Kristen. "Para penghuni Gua"
merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristen dalam permulaan sejarah mereka
karena pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol ialah hidup dalam
biara. Mereka meninggalkan sama sekali urusan duniawi untuk mengabdikan
sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia
guna kepentingan agama. Akan tetapi pada
zaman akhir, mereka digambarkan sebagai "Bangsa Inskripsi
(ar-raqimi)". Kata raqmun artinya barang yang ditulis. Kata ini khusus
digunakan bagi harga yang ditulis pada barang-barang dagangan, seperti pakaian
dan sebagainya. Gambaran ini mengandung arti penyerapan mereka yang amat dalam,
dalam urusan duniawi, fakta ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini"
(18:104). Jadi, bangsa Kristen yang pada
permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama, tetapi pada
zaman akhir, mereka membuang agama untuk kepentingan dunia; oleh sebab itu,
mereka dikatakan dalam Al-Qur'an sebagai "salah satu pertanda Kami yang
mengagumkan" (18:9). Sabda Al-Qur'an tersebut di atas adalah gambaran yang
tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh karena dalam urusan
duniawi, mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain, maka bangsa lain itu
mengikuti mereka secara membuta-tuli, karena terpikat oleh
keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka. Jadi, bangsa-bangsa Kristen menyesatkan
bangsa-bangsa lain di dunia, bukan saja dengan pengertian yang salah tentang
Putra Allah dan Penebusan dosa, melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar
kebendaan secara membuta-tuli, dengan mengabaikan sama sekali nilai-nilai hidup
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam Hadits, mereka diberi nama Dajjal,
atau penipu ulung.
05. YA'JUJ WA-MA'JUJ MENURUT
KITAB BIBLE
Dalam kitab Bible, Ya'juj wa-Ma'juj
diuraikan dengan kata-kata yang amat jelas, sehingga tak diragukan lagi siapa
Ya'juj dan Ma'juj itu.
Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan
sbb:"Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam!
Tujukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan Tubal, dan
bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman Tuhan Hua. Bahwasanya
Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, masekh dan Tubal. Dan kubawa
akan dikau berkeliling dan kububuh kait pada rahangmu ... " Di sini Juj
diuraikan seterang-terangnya, dan Juj di sini adalah sama dengan Ya'juj dalam
Al-Qur'an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moscow dan Tubal. Adapun Majuj
(Ma'juj), hanya dikatakan "tanah Ma'juj". Tiga nama yang disebutkan
dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia, Masekh atau Moscow, dan Tubal atau
Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua
sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota
Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota
Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi
siapa Ya'juj itu. Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman
bangsa Slavia. Adapun Ma'juj adalah negara itu juga. Jadi di satu fihak, Juj
dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah
Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok
suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Britis
dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama
bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa
Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia. Dan terang pula bahwa dua bangsa ini
mula-mula sekali mendiami tanah yang sama. Boleh jadi, Juj dan Majuj adalah
nama atau julukan nenek-moyang dua bangsa ini. Hal ini dibuktikan adanya
kenyataan bahwa patung Ya'juj dan ma'juj itu sejak zaman dahulu sudah berdiri
di depan Guildhall di London yang termasyur. Jika dua nama itu tak ada
hubungannya dengan nenek-moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka itu
dipasang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat ? Berdasarkan keterangan
tersebut dalam kitab Bible ditambah dengan bukti sejarah yang dilengkapi dengan
dua patung di London, sudah dapat dipastikan bahwa Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah
nama khayalan, melainkan nama dua suku bangsa yang mendiami Benua Eropa, dan
yang seluruhnya menutupi dataran Eropa. Menilik tanda-tanda yang terang tentang
identitas bangsa-bangsa itu, maka apa yang diuraikan dalam Al-Qur'an bahwa
Ya'juj wa-Ma'juj akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi, ini tak dapat
diartikan lain selain bahwa bangsa-bangsa Eropa akan menguasai seluruh muka
bumi. Bahkan kalimat "kulli hadabin" yang artinya tiap-tiap tempat
tinggi ini menunjukkan, bahwa mereka bukan saja unggul dalam bidang fisik,
melainkan pula dalam bidang intelektuil, sehingga bangsa-bangsa lain di dunia
bukan saja diperbudak jasmaninya, melainkan pula rohaninya. Jadi, Al-Qur'an
memberi gambaran yang nyata kepada kita tentang merajalelanya kekuasaan politik
dan kebudayaan Eropa di seluruh dunia, dan runtuhnya ummat Islam pada akhir
zaman; kenyataan ini memang aneh, tetapi ini membuktikan seterang-terangnya
akan kebenaran Islam.
06. DAJJAL MENURUT Al-HADITS
Ada beberapa masalah penting yang harus
diingat sehubungan dengan gambaran Dajjal yang termuat dalam Al-Hadits. Yang
pertama ialah bahwa ramalan Nabi Muhammad SAW tentang munculnya Dajjal itu
didasarkan atas kasyaf (visiun). Sebuah Hadits sahih dari Nawas bin Sam'an
mengenai Dajjal, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidhi, terdapat kata-kata
sbb:"Seakan-akan ia (Dajjal) mirip dengan "Abdul-'Uzza". Kata
seakan-akan ini terang sekali menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menggambarkan
keadaan yang beliau lihat dalam visiun (kasyaf); hal ini memberi keyakinan
kepada kita bahwa ramalan beliau mengenai Dajjal itu berasal dari kasyaf atau
ru'yah. Tetapi pada waktu menceritakan ramalan-ramalan itu, biasanya tak
diterangkan bahwa kenyataan itu dilihat dalam kasyaf atau ru'yah.Apa-apa yang
dilihat dalam ru'yah (kasyaf) itu biasanya harus ditafsirkan. Al-Qur'an sendiri
menceritakan beberapa impian, yang artinya berlainan sekali dengan arti
kalimatnya. Misalnya, dalam mimpi Nabi Yusuf melihat matahari, bulan dan sebelas
bintang bersujud kepada beliau. Tetapi arti impian ini yang sesungguhnya ialah
bahwa Allah akan menaikkan derajat dan kedudukan beliau. Selanjutnya dalam
mimpi Raja melihat tujuh ekor sapi kurus menelan tujuh ekor sapi gemuk. Adapun
artinya ialah simpanan gandum selama tujuh tahun musim baik akan habis dimakan
dalam tujuh tahun musim kering. Dalam Hadits juga diriwayatkan impian Nabi
Muhammad yang artinya berlainan sekali dengan kejadian yang dilihat dalam
mimpi. Misalnya, dua gelang yang beliau lihat dalam mimpi, artinya, dua nabi
palsu; tangan panjang artinya dermawan. Selain itu, pada umumnya orang mengakui
bahwa ramalan-ramalan itu dibungkus dengan kalam ibarat.Oleh karena itu, apa
yang nomor satu harus diingat sehubungan dengan ramalan-ramalan tentang Dajjal,
ialah bahwa ramalan itu penuh dengan kalam ibarat. Selanjutnya, karena ramalan
itu tak berhubungan dengan Hukum Syari'at, maka akan mengalami dua macam
kesukaran. Pertama, orang-orang yang menceritakan ramalan itu kurang begitu
hati-hati terhadap penyimpanan sabda yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW
mengenai masalah ini, seperti hati-hati mereka terhadap penyimpanan sabda
beliau mengenai Hukum Syari'at. Kedua, oleh karena tak ada alat untuk
mengetahui arti yang sebenarnya dari ramalan itu, sebelum ini menjadi
kenyataan, maka tak jarang terjadi bahwa ucapan Nabi Muhammad SAW itu keliru
ditangkapnya, sehingga kesan yang keliru ini mengakibatkan adanya penambahan
dan perubahan dalam Hadits itu.
07. MENURUT AL-QUR'AN DAN
AL-HADITS, KEMENANGAN GEREJA ITU SAMA DENGAN FITNAHNYA DAJJAL
Sebagaimana kami terangkan di muka,
Al-Qur'an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih
diterangkan bahwa barang siapa membaca surat al-Kahfi, ia akan diselamatkan
dari fitnahnya Dajjal, padahal surat ini khusus membahas agama Nasrani dan
ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat
terakhir dari surat ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa
Kristen. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa rnenurut Al-Qur'an,
f'itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani.
Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya
Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani. Dengan suara bulat semua kitab Hadits
mengumumkan bahwa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar,
sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo'a kepada
Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: "Ya Allah, aku mohon
perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal". Selanjutnya
diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya
terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang-terangnya sbb:
"Tak
ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam
hingga Hari Kiamat".
Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang
hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat.
Oleh karena itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur'an tak membicarakan
peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah
yang paling besar? Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, baiklah kami periksa
labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin diperingatkan akan
terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya'juj wa-Ma'juj, ini
diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam Hadits; akan
tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai
penggantinya, Al-Qur'an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen
tentang Ketuhanan nabi 'Isa. Dengan kata-kata yang tegas, Al-Qur'an mencela
ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia: "Langit
hampir-hampir pecah dan bumi membelah dan gunung-gunung runtuh
berkeping-keping, karena mereka mengakukan seorang putra kepada Tuhan Yang
Maha-pemurah" (19:90-91). Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahwa ajaran
semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi 'Isa. bahkan sebenarnya, ajaran itu
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa. "Tatkala Allah
berfirman: Wahai 'Isa anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia
ambillah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ? la ('Isa) berkata: Maha
suci Engkau, tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak
mengatakan itu… Aku tak berkata kepada mereka selain apa yang Engkau
perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan
kamu" (5:116-117). Jadi menurut Al-Qur'an, ajaran tentang Ketuhanan nabi
'Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh Anti-christ atau
Dajjal. Walaupun Al-Qur'an tak menyebut-nyebut nama Dajjal, namun Al-Qur'an
membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristen tentang Putra
Allah. Jika kami memperhatikan Hadits yang bersangkutan, inipun membenarkan apa
yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini, hal yang mula-pertama menarik
perhatian kami ialah, bahwa Hadits yang menerangkan turunnya al-Masih, hampir
semuanya memikulkan satu tugas kepada beliau, yakni "mematahkan kayu
palang" (yaksirus-saliba). Jarang
sekali Hadits yang menerangkan, bahwa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal.
Hal ini memang aneh jika diingat bahwa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu
fitnah yang paling besar di dunia. Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh
tangan Masih-Mau'ud. Akan tetapi pada waktu membicaraka turunnya al-Masih,
Hadits hanya menerangkan bahwa tugas beliau yang paling besar ialah mematahkan
kayu palang; ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa mematahkan kayu palang
adalah sama artinya dengan membunuh Dajjal.
Sungguh mengesankan sekali bahwa manakala Hadits menerangkan fitnah zaman
akhir, maka fitnah yang paling besar adalah fitnahnya Dajjal; tetapi manakala
Hadits menerangkan obat yang dapat memberantas fitnah itu, maka hanya disebut
patahnya kayu palang. Mengingat bahwa tugas utama Masih-Mau'ud ialah mematahkan
kayu palang, maka teranglah bahwa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama
Kristen adalah, dua sebutan belaka bagi satu idee yang sama.
08. MENGAPA DAJJAL DISEBUT
AL-MASIH
Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak
saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal.
Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas
nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi
'Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal
menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini,
dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena
ia menggunakan nama "al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang
tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran
beliau. Al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa
Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal
mengangkat nabi 'Isa itu sendiri sebagai Tuhan. Selanjutnya, al-Masih 'Isa
mengajarkan bahwa semua Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal
mengutuk semua Nabi yang suci sebagai orang berdosa. Mengapa demikian ? Karena
jika para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak
perlu timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian
manusia. Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan
mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal
yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa
ummat Kristen. Al-Masih 'Isa mengajarkan bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam
kerajaan Surga, tetapi Dajjal yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya
manusia menumpuk-numpuk kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan
julukan "Al-Masihid Dajjal" hanyalah untuk menjelaskan, bahwa Dajjal
adalah nama lain belaka bagi agama Kristen sekarang ini. Nama Al-Masih dan
agama al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan
(dajala) yang ada di belakang itu.
09. HADITS TENTANG DAJJAL
Hadits tentang Dajjal adalah banyak sekali,
dan diriwayatkan oleh sejumlah besar Sahabat Nabi, sehingga tak perlu
dipersoalkan lagi tentang mutawatir-nya; walaupun masih perlu dipersoalkan
tentang terpenuhinya ramalan itu secara terperinci. Hadits-hadits itu termuat
dalam kitab-kitab Hadits yang amat sahih, bahkan yang termuat dalam kitab
Bukhari dan Muslim tak sedikit jumlahnya.
Hadits tentang Dajjal yang termuat dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal
berjumlah seratus, dan di antara yang meriwayatkan Hadits; terdapat sahabat
kenamaan, seperti sayyidina Abubakar, 'Ali, Siti 'Aisyah, Sa'd bin Abi Waqqas;
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin 'Umar, Abdullah bin 'Amr, Abu Hurairah, Abu
Said Khudri, Anas bin Malik, Jabir, Hisyam bin Amir, Samrah bin Jundab, Ubayya
bin Ka'b, Safinah, Imran bin Husain, Nawas bin Sam'an, Ummu Syarik, Fatimah
binti Qais, Ubadah bin Samit, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Asma' binti Yazid, dan
Mughirah bin Syu'bah. Masih banyak Sahabat lagi yang meriwayatkan Hadits
tentang Dajjal. Para Sahabat ini semua sependapat bahwa Nabi Muhammad SAW
berulang-ulang menceritakan Dajjal, hingga tak perlu diragukan lagi tentang
adanya kenyataan bahwa sumber yang mengalirkan ramalan itu adalah Nabi Muhammad
SAW sendiri.
10. APAKAH DAJJAL ITU ORANG
ATAUKAH BANGSA ?
Memang benar bahwa kebanyakan Hadits
menggambarkan seakan-akan Dajjal itu orang yang bermata satu, yang di dahinya
terdapat tulisan Arab yang terdiri dari huruf
kaf, fa' dan ra' (atau kafara, artinya kafir), dan yang membawa keledai,
sungai dan api. Tetapi jika Hadits-hadits itu kita cocokkan dengan uraian
Al-Qur'an, maka akan nampak dengan jelas, bahwa Dajjal bukanlah nama orang,
melainkan suatu bangsa, atau lebih tepat lagi, segolongan bangsa. Dengan tegas Al-Qur'an mempersamakan Dajjal
dengan bangsa-bangsa Kristen, dan lagi, Al-Qur'an menyatakan bahwa Dajjal dan
Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah dua jenis makhluk yang berlainan, karena fitnah yang
ditimbulkan oleh mereka itu disebutkan bersama-sama. Kami juga mempunyai bukti dari kitab Bible
yang menerangkan, bahwa Ya'juj wa-Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa. Dengan
demikian teranglah bahwa Dajjal juga berarti bangsa. Sebagaimana telah kami
terangkan di muka, fitnah Dajjal itu bersumber pada menangnya agama
Kristen. Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim yang membuktikan bahwa Dajjal itu bukan orang melainkan
bangsa, sebagaimana Roma dan Persi yang diuraikan dalam Hadits itu bukanlah
tempat melainkan bangsa. Hadits itu berbunyi sbb: "Rasulullah SAW
bersabda: Kamu akan bertempur dengan Jazirah Arab, dan Allah akan memberi kemenangan
kepada kamu, lalu kamu akan bertempur dengan Persi, dan Allah akan memberi
kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertampur dengan Roma, dan Allah akan
memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertempur dengan Dajjal, dan
Allah akan memberi kemenangan kepada kamu". Di sini pertempuran dengan
Dajjal diuraikan dengan kalimat yang sama seperti pertempuran dengan Arab,
Persi dan Roma. Ini menunjukkan bahwa Dajjal adalah bangsa, seperti halnya
Arab, Persi dan Roma. Boleh jadi yang diisyaratkan di sini ialah Perang Salib,
tetapi mungkin pula mengisyaratkan peristiwa yang terjadi di dunia pada zaman
sekarang. Namun satu hal sudah pasti, yakni bahwa menurut Hadits ini, Dajjal
berarti bangsa atau segolongan bangsa; seperti halnya Persi atau Roma. Tetapi
masih saja harus dijelaskan, mengapa dalam Hadits dijelaskan seakan-akan Dajjal
itu orang. Sebagaimana telah kami terangkan, semua ramalan Nabi Suci itu
didasarkan pada ru'yah atau kasyaf (visiun), dan dalam ru'yah atau kasyaf,
suatu bangsa hanya digambarkan sebagai orang-seorang. Sebenarnya, bangsa itu
dikenal dari ciri-cirinya; dan dalam ru'yah, ciri-ciri ini hanya dapat
diperlihatkan dalam bentuk orang-seorang. Bahkan dalam bahasa sehari-hari,
bangsa itu diajak bicara bagaikan orang. Misalnya, Al-Qur'an mengajak bicara
bangsa Israil, seakan-akan bangsa Israil itu orang. Bacalah misalnya, ayat
Al-Qur'an berikut ini: "Wahai kaum Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku
yang Aku berikan kepada kamu, dan bahwa Aku memuliakan kamu di atas sekalian
bangsa" (2:47). Kaum Bani Israil yang diperingatkan di sini ialah mereka
yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, tetapi peristiwa yang dimaksud ialah
yang terjadi pada zaman nabi Musa, atau beberapa abad sesudah beliau.
Kenikmatan yang teruraikan dalam ayat ini telah diberikan, kepada kaum Bani
Israil zaman dahulu, tetapi ayat Al-Qur'an ini ditujukan kepada kaum Bani
Israil zaman sekarang yang sedang dalam keadaan hina dan suram. Tetapi seluruh
kaum Bani Israil ini dikatakan bagaikan satu orang. Demikianlah seluruh bangsa Dajjal
diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah bagaikan satu orang,
padahal Dajjal seperti yang digambarkan oleh Al-Qur'an menunjukkan bahwa Dajjal
adalah segolongan bangsa yang ciri-ciri khasnya sudah dikenal.
11. GAMBARAN DAJJAL MENURUT AL-HADITS
Segala macam keistimewaan yang kami lihat
pada peradaban Barat sekarang ini, semuanya cocok dengan ciri-ciri Dajjal yang
dilihat oleh Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah. Memang benar bahwa bangsa-bangsa
ini mempunyai sedikit perbedaan satu sama lain, tetapi ada satu hal yang
semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad
SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.
Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang
menguraikan ciri-ciri Dajjal. Marilah kita mulai dengan Hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
1. "Dan aku melihat orang yang
berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu
dijawab, bahwa ia adalah Masihid - Dajjal" (Bukhari 77:68,92)
2. "Awas! dia pecak (buta sebelah)…
dan diantara dua matanya, tertulis 'Kafir'…" (Bukhari 93:27).
Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:
1. Bahwa mengenai bentuknya, Dajjal
digambarkan berbadan kekar.
2. Bahwa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahwa rambut kepalanya pendek dan ikal.
Tiga gambaran ini cocok sekali derigan
bentuk orang-orang Eropa pada umumnya. Mereka itu pada umumnya berbadan kekar;
bertubuh baik dan kuat; rambutnya pendek dan ikal, sampai-sampai wanitanya pun
memotong pendek rambutnya; kulit mereka putih dan mengkilat. Jadi, gambaran
tentang ciri-ciri Dajjal tersebut, cocok sekali dengan perwujudan orang-orang
Eropa. Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada
dahinya tertulis kaf, fa'dan ra' atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani
Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal menggambarkan
suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta mata jasmaninya. Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata
kanannya, mata-kiri Dajjal digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang.
Dengan perkataan lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi
mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib
tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada
waktu menjelaskan arti kata al-Masih, beliau menerangkan bahwa kata masaha
berarti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan keterangan sbb:
"Diriwayatkan bahwa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan
nabi 'Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini berarti bahwa
Dajjal tak mempuyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan,
kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi 'Isa tak mempunyai kejahilan,
keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang
rendah". Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan
secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diartikan bahwa
Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik. Bahwa dua mata manusia itu, yang satu
digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian dan agama,
dan yang satu lagi digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan
kebendaan dan keduniaan. Oleh karena hal-hal yang berhubungan dengan agama dan
kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang berhubungan dengan
kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal berarti bahwa Dajjal
sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama atau
kerohanian, dan ini cocok sekali dengan apa yang dialami oleh bangsa-bargsa
Eropa sekarang ini. Seluruh parhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang
berhubungan dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini
tak ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang diuraikan dalam
Hadits, bahwa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Artinya,
Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang bangsa-bangsa
lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata rohani Dajjal tak
mempunyai penglihatan yang tajam, karena semua kekuatan Dajjal dihabiskan guna
kepentingan urusan duniawi. Sukses Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan
duniawi mengakibatkan buta sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan
cocok sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Qur'an tentang bangsa-bangsa Kristen:
"Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia, dan
mereka mengira bahwa mereka amat pandai dalam membuat barang-barang"
(18:104). Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahwa mata kiri
Dajjal, yaitu, mata-duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun
keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb: "Mereka adalah
orang-orang yang mengkafiri ayat Tuhan, dan (mengakhiri) perjumpaan dengan
Dia" (18 : 105). Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri,
yaitu, bahwa mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.
Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini
berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahwa pada dahi
seseorang terdapat tulisan anu, ini sama artinya dengan mengatakan, bahwa anu
itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka dari itu, uraian Hadits bahwa
pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir, ini hanyalah berarti bahwa kekafiran
itu merupakan kenyataan yang senyata-nyatanya bagi dia. Kata-kata Hadits itu sendiri sudah
menerangkan; bahwa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan
bahwa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang
dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin
itu, yakni, "baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis."
Artinya, tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti
tulis-menulis atau tidak. Sudah terang,
bahwa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang mukmin, baik ia mengerti
tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin berwujud kata-kata atau huruf. Jika
tulisan itu berwujud kata-kata atau huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah
pembacanya mukmin atau kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahwa orang
mukmin dapat membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf. Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut
pautnya dengan urusan iman. Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat
membaca tulisan, sedangkan orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati,
ia tetap tak dapat membaca tulisan. Oleh karena itu, tulisan yang dimaksud
bukanlah tulisan biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang.
Pernyataan bahwa tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini
berarti, bahwa orang kafir tak pernah sadar akan kekafirannya, sehingga
membutuhkan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.
12. TEMPAT TINGGAL DAJJAL PADA
ZAMAN NABI
Sebuah Hadits menerangkan, bahwa pada suatu
hari sehabis salat berjama'ah, Nabi Muhammad SAW menahan para Sahabat dan berkata
sbb : "Tamim Dari, seorang Kristen yang memeluk Islam, ia menceritakan
kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada
kamu". Lalu beliau menceritakan ceritera Tamim Dari sbb : "Pada suatu
hari ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham. Setelah
berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dimana mereka
berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk yang aneh, yang menamakan
dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan kepada
mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam Gereja. Kemudian mereka
mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang nampak seperti raksasa, yang tangannya
diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut hingga
mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba ia bertanya
kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan ucapan:
'Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap semoga aku segera dibebaskan, lalu
aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah". Satu hal
yang sudah pasti ialah bahwa seluruh ceritera ini bukanlah kejadian biasa,
melainkan sebuah visiun (ru'yah). Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam
ru'yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb:
"Ceriterakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah
yang ia kerjakan". Pertanyaan
mereka dijawab sbb: "Beliau meninggalkan Makkah dan sampai di
Madinah". Dalam Hadits lain, Dajjal diriwayatkan bertanya sbb: "Orang
ini yang muncul di antara kamu, apakah yang ia kerjakan?" (Kanzul-Ummal
jilid VII, hal 2024). Bagaimana mungkin Dajjal tahu bahwa Nabi bangsa Arab
telah muncul? Apakah Dajjal telah menerima wahyu? Sudah barang tentu tidak. Dan
pula tak mungkin bahwa ini adalah perkara terkaan. Kejadian-kejadian lain yang
diceriterakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi
dalam ru'yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya?
Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa
Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai
Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami
menganggap ceritera ini berasal dari ru'yah Tamim Dari. Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci
yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru'yah. Allah tak pernah
membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan
mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru'yah sajalah, beliau melihat
sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru'yah Tamim Dari ini, sekedar untuk
memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru'yah sebagaimana beliau
menceriterakan juga impian para Sahabat lainnya. Hadits ini memberi petunjuk
kepada kita, di mana tempat-tinggal Dajjal :
1. Ia bertinggal di sebuah pulau.
2. Letak pulau ini sejauh satu bulan
pelayaran dari Syria.
Masih ada satu lagi yang orang dapat
ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, tetapi
ia belum diizinkan keluar. Hal ini akan kami uraikan nanti dengan
panjang-lebar. Dua catatan tersebut di atas memberi petunjuk seterang-terangnya
akan tempat-tinggal Dajjal. Sudah terang bahwa Eropa didiami pula oleh
bangsa-bangsa lain, tetapi bangsa Inggris mempunyai kekuasaan dan kebesaran yang
tak pernah jatuh di tangan bangsa lain di benua itu. Itulah sebabnya mengapa
benua Barat disebutkan secara khusus sebagai tempat-tinggal Dajjal.
13. AGAMA DAJJAL
Ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa
kaum Yahudi akan menyertai Dajjal. Dari Hadits ini orang menyangka bahwa Dajjal
akan memeluk agama Yahudi. Akan tetapi Al-Qur'an menerangkan seterang-terangnya
bahwa bangsa Dajjal mengakukan Allah mempunyai anak laki-laki. Oleh sebab itu
tak ragu-ragu lagi bahwa bangsa Dajjal adalah bangsa Nasrani. Kelak akan kami terangkan apakah yang
dimaksud kaum Yahudi menyertai Dajjal. Bahkan kaum Yahudi akan menyertai Dajjal
tidaklah berarti bahwa Dajjal adalah kaum Yahudi. Karena jika berarti demikian,
bagaimanakah arti Hadits lain yang menerangkan bahwa sebagian ummat Nabi
Muhammad akan mengikuti Dajjal dan menjadi korban tipu-muslihatnya. Adapun
Hadits itu berbunyi sbb :
"Tujuh puluh ribu ummatku akan
mengikuti Dajjal" (Misykat, ha1.477)
Sebagaimana telah kami terangkan, julukan
Masihid-Dajjal itu menunjukkan, bahwa bangsa Dajjal akan mengaku sebagai
pengikut Masih-'Isa. Hal ini diterangkan sejelas-jelasnya dalam Hadits Tamim
Dari tersebut di atas. Isyarat supaya mengunjungi orang yang berada di dalam
Gereja itu seperti yang diterangkan dalam Hadits Tamim Dari, adalah penting
sekali artinya. Sudah terang bahwa Gereja adalah simbul agama Nasrani, dan
raksasa yang menyimbulkan ummat yang terdapat dalam Gereja itu tiada lain ialah
ummat Nasrani. Adapun Jassasah (mata-mata Dajjal) hanya mempunyai satu tugas,
yaitu, menganjurkan supaya orang-orang pergi ke Gereja, artinya, supaya menjadi
orang Kristen. Berikut ini adalah ucapan Jassasah yang sebenarnya: "Gereja
yang kamu lihat itu, masuklah ke dalam".
14. TEMPAT MUNCULNYA DAJJAL.
Agaknya menarik perhatian sekali bahwa
menurut Hadits Tamim Dari, Dajjal bertinggal di sebuah pulau yang letaknya di
sebelah Barat Syria, sedang tempat munculnya dikatakan oleh Hadits lain, berada
di Timur. Lengkapnya, Hadits ini berburiyi sbb: "Tidak! Ia (Dajjal) akan
muncul disebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sebelah Timur; tidak, ia akan
muncul di sabelah Timur" (Kanzul-'Ummal jilid VII, halaman 2988). Sebelum
kami menerangkan perinciannya, marilah kita tinjau lebih dahulu lain-lain
Hadits yang sama artinya, yakni bahwa Dajjal akan muncul di Timur. Salah satu
Hadits berbunyi sbb : "Nabi Muhammad SAW menunjuk hampir duapuluh kali ke
arah Timur" (Kanzul-'Ummal, jilid VIl, halaman 2991 ). Dalam sebuah Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan: "Tidak ! Ia akan muncul di
Timur" diikuti dengan kalimat: "Beliau menunjuk dengan tangannya ke
arah Timur". Jadi jika di suatu Hadits dikatakan bahwa tempat tinggal
Dajjal ialah sebuah pulau di Barat, tetapi di lain Hadits diterangkan bahwa
tempad munculnya Dajjal, atau lebih tepat lagi, tempat munculnya fitnah Dajjal
ialah di Timur. Ini menunjukkan bahwa merajalelanya Dajjal akan membahayakan
bangsa-bangsa di Timur. Adapun kenyataan yang tak dapat dibantah lagi, bahwa
fitnahnya Dajjal tak akan menimpa bangsanya sendiri, bahkan mereka akan
memperoleh keuntungan dari hasil perampokan di Timur. Jadi yang dimaksud
munculnya Dajjal di Timur ialah merajalelanya fitnah Dajjal di negara-negara
Timur dengan jalan memperbudak penduduknya, baik jasmani maupun rohani,
lahiriyah maupun batiniyah. Menurut apa yang diterangkan dalam Hadits, terang
sekali bahwa pada zaman Nabi, Dajjal itu sudah ada, akan tetapi pada waktu itu
tangan dan kakinya dirantai. Inilah gambaran yang sebenarnya bagi bangsa-bangsa
Eropa pada waktu itu. Mereka mengurung diri dalam tanah air mereka sendiri,
lalu pada suatu ketika, mereka mengalir ke seluruh dunia untuk menaklukkan dan menjajah negara-negara lain, sehingga
mereka benar-benar menguasai, atau setidak-tidaknya memaksakan pengaruhnya
terhadap negara-negara itu, sehingga gerak-gerik negara-negara itu dipimpin dan
diawasi oleh bangsa-bangsa Eropa. Itulah
sebabnya mengapa di dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal mengaku Tuhan, karena
segala sesuatu di dunia dikerjakan menurut perintah Dajjal, seakan-akan dialah
yang menguasai dan menentukan nasib bangsa-bangsa lain. Inilah apa pula yang
dimaksud oleh Hadits lain yang menerangkan bahwa Dajjal ialah yang menentukan
hidup-matinya orang-orang. Dengan perkataan lain, Dajjal akan meninggikan dan
merendahkan derajat bangsa-bangsa lain menurut apa yang dianggap sesuai dengan
tujuannya.
15. FITNAH YANG PALING BESAR
Dalam Sahih Muslim ada sebuah Hadits yang
berbunyi sbb: "Sejak terciptanya manusia hingga datangnya Hari Kiamat, tak
ada fitnah lebih besar daripada fitnahnya Dajjal" (Misykat, hal. 472). Kata-kata
seperti itu, terdapat pula dalam kitab Hadits yang lain. Misalnya, dalam sebuah
Hadits, Nabi SAW diriwayatkan bersabda sbb : "Wahai manusia ! Semenjak
Allah menciptakan bani Adam, tak ada fitnah dimuka bumi yang lebih besar dari
pada fitnahnya Dajjal" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2028).
Hadits-hadits tersebut membuktikan bahwa fitnahnya Dajjal itu tiada lain ialah
merejalelanya Imperialis Eropa sekarang ini dan menangnya agama Nasrani.
Kenyataan menunjukkan bahwa sejarah ummat manusia tak dapat mempertunjukkan
fitnah lain yang besarnya seperti itu. Memang dalam sejarah pernah terjadi
suatu bangsa menundukkan bangsa lain dan menguasai aspek kehidupan mereka,
tetapi contoh tentang penjajahan yang menyeluruh seperti yang kita saksikan
sekarang ini berupa merajalelanya imperialis dan kebudayaan Eropa di seluruh
dunia, belum pernah terjadi. Daratan dan lautan semuanya dikuasai oleh
imperialis Eropa. Demikian pula kita tak dapat menemukan persamaannya tentang
cara-cara kaum imperialis Barat memperbudak bangsa-bangsa lain di dunia. Yang
lebih istimewa lagi ialah bahwa mereka memiliki segala macam senjata yang
dengan senjata itu, orang-orang dapat tersesat dari jalan benar dan jalan
kesucian. Di sebelah sini, mereka mnyesatkan orang-orang melalui sistem pendidikan,
dan di sebelah sana, mereka mencapai tujuan mereka melalui penyiaran agama;
kadang-kadang untuk mencapai tujuan mereka, mereka melumpuhkan jiwa manusia
dengan memberikan kepada mereka kemewahan dan kesenangan jasmani; dan
kadang-kadang diberikan kepada mereka hiburan-hiburan yang dapat melupakan
rohani mereka sama sekali. Sering pula
ilmu pengetahuan mereka digunakan untuk menghancurkan rohani ummat manusia.
Pendek kata, di seluruh sejarah manusia, fitnahnya Dajjal tak ada taranya, dan
sabda Nabi SAW bahwa tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal,
ini terpenuhi berupa merajalelanya kaum imperialis Eropa, yang bukan saja
membahayakan aspek kehidupan jasmani, melainkan pula membahayakan aspek
kehidupan moral dan rohani.
16. TANDA-TANDA DAJJAL.
Berikut ini kami kutipkan beberapa Hadits
yang menerangkan tanda-tanda yang mengiringi munculnya Dajjal. Adapun arti
tanda-tanda itu akan kami terangkan kelak.
I. Sorga dan Neraka Dajjal
"Ia (Dajjal) akan datang dengan
membawa semacam sorga dan neraka; dan apa yang ia katakan sorga itu sebenarnya,
neraka" (Misykat, halaman 473).
"Dan ia akan membawa air dan api. Dan
apa yang orang-orang melihatnya air, itu sebenarnya api yang menghanguskan; dan
apa yang orang-orang melihatnya api, iiu sebenarnya air tawar yang sejuk"
(Misykat, halaman 473)
"Ia akan membawa api dan sungai dan
barang siapa jatuh dalam apinya, ia akan memperoleh ganjaran dan disingkirkan
bebannya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2975)
"la akan membawa gunung roti dan
sungai penuh air "(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2985).
"Ia membawa dua sungai, yang satu
penuh air, dan satu lagi penuh api" (idem, halaman 2985)
"Dajjal akan muncul dengan membawa
sungai dan api; barang siapa masuk dalam sungainya; ia akan memikul beban dan
dilenyapkan ganjarannya; dan barangsiapa masuk dalam apinya, akan memperoleh
ganjaran dan dihilangkan bebannya" (idem, halaman 2029).
Di antara fitnah Dajjal ialah bahwa ia akan
membawa sorga dan neraka; adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal
ialah Neraka. Maka barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia mohon
pertolongan Allah sambil membaca permulaan surat al-Kahfi, maka neraka akan
menjadi dingin dan damai" (idem, halaman 2028).
"Dan ia akan membawa semacam sorga dan
neraka. Dan sorga Dajjal penuh dengan asap, sedangkan neraka Dajjal adalah
kebun yang menghijau" (idem, halaman 2074).
Hadits yang lain berbunyi:
"Sungguh ia akan membawa sorga dan
neraka. Adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. maka
barang siapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia menutup matanya dan mohon
pertolongan Allah, dan neraka itu akan dingin dan damai" (idem, halaman
2079).
"Bagaimana perasaan kamu jika kamu
diuji oleh seseorang yang sungai-sungai dan buah-buahan di bumi akan dibikin
tunduk kepadanya" (idem, halaman 2090).
"Ia akan menjelajah dengan membawa dua
gunung. Yang satu, penuh dengan pohon, buah-buahan dan air, dan yang lain,
penuh dengan api dan asap. Ia berkata: Ini adalah sorga, dan ini adalah
neraka" (idem, halaman 2110).
II. Kecepatan dan kendaraan Dajjal
"Kami bertanya: Wahai Rasulullah,
bagaimanakah cepatnya perjalanan Dajjal di muka bumi? Beliau menjawab: seperti
cepatnya awan ditiup angin" (Misykat bab Dajjal).
"Bumi akan digulung untuknya; ia
menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat
terbenamnya; lautan hanya sedalam mata-kakinya; di depannya adalah gunung yang
penuh asap" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2998).
"Ia akan meloncat-loncat di antara langit
dan bumi" (Abu Dawud).
"Dajjal akan muncul dengan naik
keledai putih; yang jarak antara dua telinganya adalah tujuh puluh yard"
(Misykat, halaman 477)
"Ia mempunyai seekor keledai yang ia
naiki, yang jarak antara dua telinganya adalah empat puluh yard"
(Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
"Ia menaiki seekor keledai putih, yang
masing-masing telinganya tiga puluh yard panjangnya, dan jarak antara kaki yang
satu dengan kaki yang lain adalah perjalanan sehari semalam" (idem,
halaman 2998).
III. Harta kekayaan Dajjal
"Dan ia melalui hutan rimba, dan ia
berkata kepadanya: Keluarkanlah kekayaanmu, maka kekayaaan rimba itu mengikuti
dia, bagaikan lebah mengikuti ratunya" (Misykat, halaman 473).
IV. Kawan-kawan Dajjal hidup senang, dan
musuh-musuh Dajjal hidup sengsara
"Ia datang pada suatu kaum dan
mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu beriman kepadanya, ia
memberi perintah kepada langit, maka turunlah hujan, lalu ia memberi perintah
kepada bumi, maka keluarlah tumbuh-tumbuhan. Lalu ia datang kepada kaum yang
lain, dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu menolak
ajakannya, maka berpalinglah ia dari mereka, lalu kaum itu tertimpa kelaparan,
dan tak ada sedikit kekayaan pun yang mereka kuasai" (Misykat, halaman
473).
"Dan di antara fitnah Dajjal ialah,
apabila ia datang pada suatu kaum yang tak mau beriman kepadanya, maka tiada
lagi ternak mereka yang tertinggal, melainkan binasalah semuanya; dan apabila
ia datang pada kaum lain yang beriman kepadanya, maka ia memberi perintah kepada
langit, lalu turunlah hujan, dan ia memberi perintah kepada bumi, lalu
keluarlah tumbuh-tumbuhan" (Kanzul-'Ummal, jilid VII. halaman 2028).
"Sungai-sungai dunia dan buah-buahan
akan tunduk kepada Dajjal; maka barangsiapa mau mengikuti dia, ia akan memberi
makan kepadanya dan menjadikan dia seorang kafir dan barang siapa menentang
dia, maka persediaan makanannya akan dirampas dan dihentikan
mata-pencahariannya" (Kanzul-'Ummal; jilid VII halarnan 2090).
"Ada beberapa kaum yang bersahabat
dengan Dajjal akan berkata: "Sesungguhnya kami tahu bahwa Dajjal adalah
kafir, tetapi kami bersahabat dengan Dajjal, agar kami dapat makan dari
makanannya, dan agar kami dapat memberi makan ternak kami dari
pohonpohonnya" (idem, halaman 2092).
"Dan ia (Dajjal) akan membawa gunung
roti, dan sekalian manusia akan mengalami kesukaran, terkecuali orang yang
mengikuti dia" (idem, halaman 2104).
V. Partemuan Dajjal dangan roh
"bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan
setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah
itu ayah ataukah saudara" (idem, halaman 2065).
"Setan-setan yang rupanya mirip dengan
orang yarg telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata
kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku
adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu" (idem, hal. 2078).
"Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan
setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia" ( idem, halaman
2104).
VI. Kaum Yahudi di belakang Dajjal
"Dan di belakangnya ialah Dajjal yang
bersama-sama dia adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi" (idem, halaman
2028)
"Kebanyakan orang yang mengikuti
Dajjal ialah kaum Yahudi, para wanita, dan rakyat jelata" (Kanzul-'Ummal,
jilid VII, hal. 2065).
"Kebanyakan orang yang menyertai Dajjal
ialah kaum Yahudi, dan para wanita" (idem, halaman 2214).
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan
dia akan disertai oleh bala tentara yang terdiri dari kaum Yahudi dan segala
macam bangsa" (idem, halaman 2974).
VII. Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita
"Dan orang yang paling akhir yang
mendatangi Dajjal ialah kaum wanita, sampai-sampai seorang pria mendatangi
ibunya, anaknya perempuan, saudaranya perempuan dan bibinya, lalu mengikat
mereka, agar mereka tak datang kepada Dajja!" (idem, hal. 2116).
VIII. Dajjal dan anak-anak yang tidak sah
"Awas! Kebanyakan kawan dan pengikut
Dajjal ialah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah" (idem, halaman
2998)
IX. Laki-laki sperti wanita, dan wanita
seperti laki-laki
"Dan para wanita akan tampak seperti
laki-laki dan laki-laki akan nampak seperti wanita" (idem, halaman 2998)
X. Penyembuhan Ajaib
"Dan Dajjal akan menyembuhkan orang
buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati" (idem; halaman
2080)
XI. Bisikan Jahat Dajjal
"Barangsiapa mendengar perihal Dajjal,
hendaklah menyingkir daripadanya. Demi Allah! Orang akan mendatangi Dajjal, dan
ia menyangka bahwa dia adalah orang mukmin, dan ia akan mengikuti dia (Dajjal)
karena sak wasangka yang ditimbulkan dalam batinnya" (Kanzul-'Ummal, jilid
VII, halaman 2057)
XII. Munculnya Dajjal
"Ia (Dajjal) akan berkata: Apabila
rantai yang mengikat aku ini lepas, aku tak akan membiarkan sejengkal tanah pun
yang tak diinjak oleh kakiku, terkecuali kota suci Madinah" (idem, halaman
2991 ).
"Dan tak sejengkal tanah pun di muka
bumi ini yang tak dikuasai oleh Dajjal, terkecuali kota Makkah dan
Madinah" (idem, hal. 2028).
"Dan tak lama lagi, aku (Dajjal) akan
diizinkan keluar, maka aku akan keluar dan mengadakan perjalanan di muka bumi,
dan tak satu tempat-tinggal pun yang tak kusinggahi selama empat puluh malam,
terkecuali Makkah dan Madinah" (idem, halaman 2988).
17. SORGA DAN NERAKA DAJJAL
Menurut Hadits, tanda Dajjal yang paling
besar adalah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka. Apa yang pertama kali
harus diingat sehubungan dengan ini ialah, apabila dalam suatu Hadits,
kata-kata jannah dan nar dipakai untuk menunjukkan sorga dan neraka Dajjal,
maka di lain Hadits, sorga dan neraka Dajjal itu dinyatakan dengan kata-kata
lain. Misalnya, sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal,
digunakanlah kata-kata ma' (air) dan nar (api); dan di lain Hadits digunakan
kata-kata nahar (sungai) dan nar (api). Lalu di lain Hadits digunakan kata-kata
dua sungai, sungai air dan sungai api. Kemudian ada Hadits lagi yang
menerangkan, bahwa Dajjal akan membawa "Gunung roti dan sungai air".
Bahkan ada Hadits lagi yang sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka
Dajjal, digunakan kata-kata "dua gunung; yang satu penuh dengan
tumbuhtumbuhan dan buah-buahan dan air, sedang yang lain, penuh dengan api dan
asap. Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa kata jannah dan nar tidaklah
berarti Sorga dan Neraka yang sesungguhnya; demikian pula kata-kata sungai, api
, asap, gunung roti, dll, janganlah diartikan secara harfiyah. Semuanya itu
adalah kata ibarat; misalnya kata jannah, ini mengibaratkan melimpahnya
persediaan bahan-makanan, kesenangan dan kemewahan, sedang kata nar
mengibaratkan kurangnya bahan makanan dan kesenangan hidup. Adapun maksud
sebenarnya ialah, barangsiapa mengikuti Dajjal, ia akan hidup mewah, dan barang
siapa menentangnya, ia tak akan mempunyai persediaan bahan-makanan.
Bandingkanlah keadaan kehidupan dua bangsa, yaitu bangsa-bangsa Islam yang
hidup serba kekurangan, dan bangsa-bangsa Nasrani yang hidup serba mewah; dan
inilah yang dimaksud dengan sorga dan neraka Dajjal. Kata-kata sorga dan neraka
tidaklah berarti bahwa Dajjal benar-benar membawa sorga dan neraka seperti
pedagang membawa barang dagangannya. Namun
yang sebenarnya dimaksud ialah bahwa Dajjal akan menguasai sorga dan
neraka sebagaimana diterangkan dalam Hadits berikut ini:
"Sungai dan buah-buahan dunia akan
tunduk kepadanya".
Inilah arti yang sebenarnya dari kata-kata
itu, yakni bahwa segala macam persediaan yang mendatangkan kesenangan,
kemewahan dan kenikmatan hidup di dunia, semuanya dikuasai oleh Dajjal. Dan
inilah yang disebut sorga Dajjal bagi orang yang picik pandangannya; akan
tetapi sebenarnya, ini semua disebut neraka, karena siapa saja yang tenggelam
dalam kesenangan hidup seperti berdansa, bersenang-senang, bersukaria, melihat
theater, bioskop, pergaulan bebas antara pria dan wanita, minum, berjudi,
melacur, pasti tidak ingat kepada Allah.
Akibatnya jiwanya menjadi rusak; dan inilah neraka yang sebenarnya; dan
sekalipun tidak terlihat oleh mata jasmani, tetapi di Akhirat akan nampak
dengan terang. Sebaliknya apa yang disebut neraka Dajjal yang berupa kehidupan
yang tidak diliputi oleh kesenangan duniawi, adalah Sorga yang sebenarnya,
karena semakin orang tidak tenggelam dalam kesenangan duniawi, semakin besar pulalah
keuntungan rohaninya, sehingga ia dapat terus meningkat sampai mencapai
hubungan dengan Allah. Jadi sorga Dajjal itu terdiri dari kesenangan jasmani,
yang diperoleh dengan mengorbankan kehidupan rohani. Barang siapa tenggelam
dalam hidup senang, ia akan kehilangan kesenangan di zaman yang akan datang.
18. KECEPATAN DAJJAL,
KENDARAAN DAJJAL DI DARAT, DI LAUT DAN DI UDARA.
Tatkala Nabi SAW ditanya, bagaimanakah
kecepatan perjalanan Dajjal, Beliau menjawab sbb: "Kecepatan Dajjal adalah
seperti awan yang ditiup angin". Pada waktu Nabi SAW mengucapkan kata-kata
ini, tampaknya seperti dongeng saja, atau ucapan yang berlebih-lebihan. Akan
tetapi pada dewasa ini kapal-udara terbang melebihi kecepatan angin. Selanjutnya Nabi SAW bersabda sbb: "Bumi
akan digulung untuknya ". Ini berarti Dajjal akan bergerak begitu cepat
seolah-olah bumi yang luas ini kelihatan ciut. Gerakan Dajjal melalui udara
dikatakan sebagai berikut: "la akan menggenggam awan di tangan
kanannya". Artinya ia akan terbang menembus dan di atas awan. Selanjutnya
Nabi Suci menerangkan bahwa "Dajjal akan meloncat-loncat di antara bumi
dan langit". Semua ini mengisyaratkan perjalanan Dajjal melalui udara.
Lebih lanjut diterangkan bahwa Dajjal akan bergerak begitu cepat hingga ia: "Mendahului
matahari di tempat terbenamnya" Pada dewasa ini kapal-udara terbang lebih
cepat dari jalannya matahari; orang yang berangkat dari Timur pada pagi hari,
akan sampai di Barat sebelum matahari terbenam. Penerbangan dari Calcuta ke
Bombay atau dari Lahore ke Karachi, hanya memakan waktu beberapa jam saja.
Siapa tahu orang akan terbang lebih cepat lagi daripada keadaan sekarang.
Selanjutnya diterangkan bahwa "lautan hanya sedalam mata-kaki Dajjal"
Hal ini terjadi sungguh-sungguh dengan gerakan kapal selam di bawah permukaan laut.
Kendaraan Dajjal disebut keledai, karena keledai digunakan untuk mengangkut
orang dari sini ke sana, dan pula digunakan untuk mengangkut muatan bagi
manusia. Akan tetapi keledai Dajjal bukanlah keledai sungguh-sungguh, karena
keledai ini digambarkan mempunyai telinga yang jaraknya tujuh puluh yard dan
warnanya putih mengkilat. Gambaran ini sebenarnya untuk melukiskan
kereta-api. Adapun Hadits yang
menerangkan satu langkah Dajjal akan mencapai jarak perjalanan sehari semalam,
ini berarti bahwa jarak yang diternpuh sehari semalam, itu hanyalah satu
langkah saja bagi Dajjal. Hendaklah diingat bahwa gambaran tentang kemampuan
Dajjal menundukkan alam tidaklah sekali-kali dimaksud untuk mengutuk perbuatan
Dajjal, tetapi untuk menunjukkan bahwa Dajjal mempunyai anggapan sebagai orang
yang paling kuasa, dan lupa akan kedudukannya sebagai hamba Allah yang hina.
Jadi yang dikutuk ialah pengakuan Dajjal bahwa ia mempunyai kekuasaan
Ketuhanan.
19. DAJJAL MENGELUARKAN
KEKAYAAN BUMI
Dalam Hadits diterangkan bahwa kekayaan
bumi akan mengikuti Dajjal. Ini mengisyaratkan penemuan orang-orang Eropa akan
kekayaan bumi yang terpendam. Dimana ada kekayaan bumi yang terpendam, baik
yang berupa mas, perak, besi, batubara, minyak dan bahan-bahan mineral, pasti
diketemukan oleh orang-orang Eropa. Semua
kekayaan itu, baik di Barat maupun di Timur, diusahakan oleh orang-orang Eropa.
Setelah dikeluarkan dari perut bumi, bahan-bahan itu dibuat barang-barang yang
oleh bangsa Eropa digunakan untuk menjajah bangsa lain di dunia. Selain itu
mereka mengusahakan daerah padang pasir yang tandus dijadikan daerah yang subur
dengan memberinya saluran air. Singkatnya,
semua kekayaan bumi baik yang berupa mineral maupun hasil tanaman, dikuasai
oleh bangsa-bangsa Eropa. Semua kekayaan mengikuti Dajjal, dan keuntungan
bangsa-bangsa Eropa semakin bertambah, sedangkan bangsa-bangsa lain di dunia
hanya dijadikan buruh mereka untuk menghasilkan bahan-bahan mentah guna
kepentingan industri mereka. Sejumlah
besar mas dan kekayaan dunia baik di India, di Afrika dan negara-negara Timur,
semuanya dikuras habis untuk ditumpuk di Eropa dan Amerika. Alangkah hebatnya
ru'yah Nabi SAW tigabelas abad yang lampau tentang keadaan yang kita alami
sekarang ini. Alangkah baiknya jika ru'yah itu diberitahukan kepada orang-orang
yang disesatkan oleh kekayaan, kemewahan dan kekuasaan bangsa-bangsa Eropa,
hingga bertekuk lutut di hadapan mereka.
Hendaklah mereka suka merenungkan ketajaman penglihatan rohani Nabi SAW yang
beberapa ratus tahun sebelumnya, dapat melihat gambaran dunia sekarang ini
dengan segala perinciannya sehingga beliau mampu memberi gambaran yang jelas
kepada bangsa Arab ketika itu.
20. KAWAN-KAWAN DAJJAL HIDUP
SENANG, DAN MUSUH-MUSUH DAJJAL HIDUP SENGSARA.
Sudah terang bahwa memeluk agama Dajjal
adalah cara yang sebaik-baiknya untuk menghormati dan bersahabat dengan Dajjal.
Hadits yang menerangkan bahwa pengikut-pengikut Dajjal akan senang hidupnya,
ini berlaku pula bagi orang-orang yang bersumpah setia kepadanya. Ambillah
misalnya keadaan di lndia. Orang-orang yang sebelum masuk Kristen termasuk
golongan rakyat yang hidup sengsara, kini mereka menjadi orang-orang kaya dan
berkedudukan tinggi. Kekayaan yang
diambil dari segala penjuru dunia dan ditumpuk di Eropa dan Amerika; jika ini
akan diambil sedikit untuk negara-negara lain di dunia; maka pertama-tama,
bagian itu dibagikan kepada negara-negara Timur yang menganut agama Dajjal
dengan memberikari kepada mereka gaji-gaji yang memuaskan. Alangkah benarnya
gambaran Hadits tentang hal ini: "Ia (Dajjal) akan membawa gunung-roti,
semua orang menderita kesukaran, kecuali orang-orang yang mengikutinya".
Sungguh benar bahwa jaminan yang terbaik bagi keamanan ekonomi sekarang ini
ialah memeluk agama Kristen. Orang-orang yang tak mau mengambil jalan ini dan
tak mau hidup rukun dengan mereka, pasti akan mengalami kehidupan yang sukar
dan sengsara. Alangkah benarnya gambaran yang diberikan oleh Nabi SAW:
"Barang siapa mengikuti Dajjal, ia akan diberi makan, akan tetapi ia
dijadikan kafir" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2104).
Lepas dari orang-orang yang sepenuhnya
menganut agama Dajjal, ada pula orang yang bermain-mata dan mengambil muka
dengan Dajjal, hanya karena mengejar uang semata-mata. Inilah golongan manusia
yang dituju oleh Hadits berikut ini : "Kami bersahabat dengan Dajjal,
sekalipun kami tahu bahwa ia kafir. Kami bersahabat dengan Dajjal agar kami
dapat makan dari Persediaannya." Inilah hamba-hamba perut yang menari-nari
menurut irama Dajjal. mereka mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan
agama, bangsa dan negara, hanya karena sesuap nasi. Tujuan Dajjal memberi makan
orang-orang ini ialah agar mereka menjadi orang yang tak beragama, sekalipun
Dajjal tak berhasil memasukkan mereka dalam agamanya; setidak-tidaknya Dajjal
berhasil membikin mereka acuh-tak acuhterhadap agama mereka sendiri. Jika tidak
demikian, apakah tujuan missi Kristen dan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi?
Sebenarnya sistem pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita, itu hanya
bertujuan untuk memisahkan mereka dari agama dan Allah. Dan apakah yang
dijadikan daya-penarik pendidikan ini? Tiada lain hanyalah diberinya mereka hak
untuk mendapatkan pekerjaan, jadi kembali lagi kepada persoalan perut dan roti.
21. PERTEMUAN DAJJAL DENGAN
ARWAH ORANG-ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DAN PERCAKAPAN DAJJAL DENGAN MEREKA.
Walaupun Dajjal amat sibuk dalam urusan
duniawi, namun Dajjal tak mengabaikan bisikan kodrat yang membisikkan kehidupan
di luar dunia. Maka dari itu Dajjal memperlihatkan perhatiannya di lapangan
ini, yang lazim disebut "Spritisme". Di lapangan ini Dajjal mengaku
mempunyai ilmu bagaimana caranya agar orang dapat berhubungan dengan arwah
orang-orang yang sudah mati, dan bagaimana bercakap-cakap dengan mereka. Hadits
berikut ini menerangkan tentang perbuatan yang luar biasa ini: "Bersama-sama
Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang
telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara mereka".
Hadits lain lagi: "Setan-setan akan
bercakap-cakap dengan manusia".
Selain setan-setan itu mirip rupanya dengan
orang-orang yang sudah meninggal, mereka dapat pula bercakap-cakap dengan
manusia. Apa yang dilukiskan oleh Nabi SAW ini yang dapat disebut gerakan
"spiritisme" sungguh-sungguh membuktikan hebatnya ramalan beliau. Orang yang berkecimpung dalam gerakan ini
tahu benar bagaimana mengatur ruangan yang khusus dipersiapkan untuk ini, dan
bagaimana mengatur penerangan lampu yang digunakan khusus untuk ini. Kemudian
bagaimana caranya melaksanakan apa yang disebut medium yang dapat mewujudkan
bayangan arwah orang-orang yang sudah meninggal, yang bercakap-cakap dengan
manusia; mereka kelihatan sebentar, lalu menghilang lagi. Dan orang-orang yang
menghadiri pertemuan ini kadang-kadang mengalami perubahan pikiran, seperti
halnya orang-orang India yang diubah pikirannya sehingga mereka melihat
perwujudan arwah, yang asalnya hanya dari angan-angan mereka sendiri. Apakah
"Spiritisme" itu mengandung kebenaran atau tidak adalah soal lain.
Adapun yang kami persoalkan ialah bahwa Nabi SAW telah memberi gambaran yang
benar tentang ilmu sihir (magi) yang dilakukan oleh Dajjal, yang diramalkan
oleh beliau dengan kata-kata yang terang, lima belas abad yang lampau.
22. KEKUATAN YAHUDI DI
BELAKANG DAJJAL.
Ramalan Nabi SAW tentang Dajjal adalah
bukti yang mengagumkan tentang hebatnya ru'yah beliau mengenai peristiwa yang
akan terjadi di kemudian hari. Dalam Hadits diterangkan bahwa beliau menunjuk
Gereja sebagai tempat Dajjal, dan Al-Qur'an juga memberi petunjuk tentang
identitas Dajjal dengan kata-kata sbb. "Dan agar ia memberi peringatan
kepada orang-orang yang berkata bahwa Allah mempunyai Putera." (18:4).
Adapun kebencian orang-orang Yahudi
terhadap Nabi Isa, Al-Qur'an menguraikan begitu jelas, hingga Al-Qur'an
menyebut-nyebut surat tulisan kaum Yahudi yang menodai kesucian Siti Maryam,
Ibu Nabi Isa. Qur'an berfirman sbb: "Dan ucapan mereka terhadap Maryam
adalah fitnah yang besar" (4: 156).
Sikap permusuhan kaum Yahudi terhadap Nabi
Isa adalah yang paling besar yang pernah dilancarkan oleh suatu bangsa terhadap
seseorang. Sifat permusuhan yang abadi ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb: "Kami
bangkitkan sikap permusuhan di antara mereka sampai Hari Kiyamat" (5:14).
Kaum Yahudi mengalami bermacam-macam
penindasan, baik di zaman Nabi Suci maupun sebelum beliau, dan penindasan ini
berlangsung terus sampai lama sesudah beliau. Bahkan dapat dikata sampai muncul
Dajjal, kaum Yahudi tetap mengalami penindasan oleh kaum Nasrani. Namun
demikian Nabi Suci meramalkan sbb: "Dajjal akan disertai oleh tujuh puluh
ribu orang Yahudi."
"Kebanyakan orang yang mengikuti
Dajjal ialah kaum Yahudi."
"Dajjal musuh Allah, akan muncul dan
akan disertai oleh balatentara yang terdiri dari kaum Yahudi." Hendaklah
diingat bahwa tak ada Hadits satupun yang menerangkan bahwa Dajjal adalah orang
Yahudi. Sebaliknya Hadits menerangkan bahwa Dajjal adalah identik dengan kaum
Nasrani. Selain itu Al-Qur'an menerangkan bahwa kaum Nasrani selalu lebih
unggul daripada kaum Yahudi: "Dan aku akan membuat orang-orang yang
mengikuti engkau (Nabi Isa) melebihi orang-orang kafir, sampai Hari
Kiyamat" (3:54). Namun kita dihadapkan dengan kenyataan yang paling aneh,
yakni bahwa Pemerintahan Kristen sangat bergantung kepada bantuan kaum Yahudi.
Para Menteri dari pemerintahan Negara Kristen yang besar-besar, mengerjakan
begitu saja apa yang diminta oleh orangorang Yahudi. Adapun sebabnya tidak
sukar dicari. Kaum Yahudi mempunyai banyak uang untuk membantu Pemerintahan
Kristen. Bahkan Pemerintah Inggris yang begitu jayapun membantu kepentingan
Yahudi untuk menghancurkan kaum Muslimin di Palestina. Kaum Muslimin di
Palestina dibikin melarat, hingga ladang-ladangnya terpaksa dijual kepada
orang-orang Yahudi yang berdiam di sana dalam jumlah besar. Perkataan
"tujuh puluh ribu orang Yahudi" dalam hadits ini mengandung arti
jumlah yang besar. Sebagaimana kita maklum, bahasa Arab "tujuh" atau
"tujuh puluh" itu digunakan untuk menunjukkan jumtah yang besar.
Jadi, tujuh puluh ribu orang Yahudi ini artinya banyak sekali kaum Yahudi yang
mau bekerja-sama dengan Dajjal. Jika penduduk dunia tak tahu bagaimana kaum
Yahudi secara diam-diam membantu Pemerintah Inggris dan Pemerintah Barat
lainnya, atau bagaimana Pemerintah Inggris membantu kaum Yahudi, maka tindakan
Pemerintah Inggris memindahkan bangsa Yahudi ke Palestina sudah cukup sebagai
bukti benarnya ramalan Nabi SAW tentang adanya persekutuan rahasia ini. Namun
demikian, gabungan kekuatan antara kaum Yahudi dan kaum Kristen Eropa tak
sekali-kali menggentarkan kaum Muslimin, asalkan kaum Muslimin menyadari
sepenuhnya bahwa Nabi SAW disamping meramalkan adanya kekuatan gabungan yang
menakutkan ini, beliau tiga belas abad yang lampau juga meramalkan bahwa pada
akhir zaman, Islam akan memperoleh kemenangan di atas sekalian agama di dunia.
23. PENGARUH DAJJAL TERHADAP
WANITA.
Dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal tidaklah
kecil pengaruhnya terhadap kaum wanita. Kenyataan menunjukkan bahwa walaupun
manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat baik, namun pelaksanaannya harus
disertai dengan usaha keras seakan-akan harus mendaki puncak gunung. Tetapi
tidak demikianlah halnya perbuatan buruk. Tanpa susah payah sedikitpun, manusia
selalu siap dan tak segan-segan melakukan perbuatan yang merusak moral dan
perbuatan biadab. Celakanya pada dewasa
ini Eropalah yang membuka pintu segala macam godaan berupa pergaulan bebas yang
melebihi batas antara pria dan wanita. Adegan-adegan yang membangkitkan nafsu
birahi, baik yang dipentaskan dalam panggung maupun di layar putih, menyebabkan
tempat-tempat yang menggiurkan itu banyak dikunjungi orang, terutama para
pemuda. Gambargambar cabul, tarian telanjang, pakaian wanita setengah
tetanjang, semua kejahatan yang ditimbulkan oleh hidup berfoya-foya ini
menyebabkan jiwa manusia cepat menjadi rusak. Rusak badannya, demikian pula
rusak moralnya. Meluncur ke bawah adalah
lebih mudah daripada naik ke atas. Kejadian-kejadian tersebut buruk sekali
pengaruhnya terhadap karakter bangsa kita sendiri. Perbuatan orang-orang Eropa
yang tak pantas itu, makin lama makin dianggap tak menjijikkan lagi oleh bangsa
kita. Pelacuran dan segala pendahuluannya tak memuakkan perasaan kita lagi.
Perbuatan mesum ini, yang cepat sekali menjalarnya di kalangan kaum pria, kini
mulai menjalar di kalangan kaum wanita. Tepat sekali sabda Nabi SAW sbb:
"Orang terakhir yang akan datang kepada Dajjal adalah kaum wanita."
Memang sifat pemalu kaum wanita dapat lama
bertahan menghadapi godaan Dajjal. Akan tetapi sekarang mereka sudah jatuh
menjadi korban godaan Dajjal, dan sekalipun di negeri kita belum begitu
memuncak seperti di Eropa, namun sekarang banyak wanita Timur yang mengucapkan
selamat tinggal kepada kesopanan Islam dan berganti menggunakan kesopanan
setengah-telanjang ala barat. Mereka bukan saja mengunjungi tempat-tempat
hiburan, melainkan mereka sudah mulai ikut-ikutan berdansa. Apabila pengaruh
Dajjal sudah tak terkendalikan lagi dan kebudayaan Islam sudah diganti dengan
kebudayaan Barat, pasti akan tiba saatnya bahwa di negara kita seperti halnya
di negara Eropa, pelacuran dan segala pendahuluannya, bukan lagi hal yang
memuakkan batin kita. Memang benar bahwa agama Islam tak menyuruh kaum
wanitanya supaya menyendiri di kamar, dan memakai selubung seperti wanita di
India atau di tanah Arab. Sebaliknya
Islam merigizinkan kaum wanita keluar untuk bekerja, berdagang, mendatangi suatu
keperluan, memenuhi tugas sosial, ekonomi dan keperluan lainnya. Wanita dapat
bekerja sebagai buruh, sebagai pedagang, dan sebagai prajurit. Akan tetapi
dengan segala kebebasan bergerak, Islam tak mengizinkan pergaulan bebas antara
pria dan wanita, demikian pula tak mengizinkan memakai pakaian yang tak sopan
jika berkumpul bersama kaum pria dalam suatu keperluan. Kaum wanita dilarang
mempertontonkan kemolekan tubuhnya yang dapat menggiurkan kaum pria. Cara-cara
memperlihatkan kemolekan dan pergaulan-bebas inilah ciri-ciri khas Dajjal dalam
pergaulan, yang buruk sekali pengaruhnya terhadap wanita Islam yang bermartabat
tinggi.
24. DAJJAL DAN ANAK YANG TIDAK
SAH.
Hubungan bebas yang tidak sah dan melebihi
batas antara pria dan wanita, menyebabkan kejalangan, dan menyebabkan
bertambahnya anak-anak yang tidak sah (anak-anak zina), dan ini adalah ciri
khas kota-kota besar di Eropa dan Amerika. Dalam ru'yah Nabi Suci melihat
hubungan sex yang tidak sah yang membuntuti materialisme: "Awas! Sebagian
besar kawan dan pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak
sah." Sejumlah besar anak-anak zina ini dilindungi oleh undang-undang yang
mengesahkan anak-anak itu. Misalnya, seorang wanita mengandung karena hubungan
yang tidak sah, akan tetapi sebelum bayi lahir, mereka melangsungkan pemikahan,
maka bayi itu dianggap sah. Sampai-sampai undang-undang itu begitu lunak,
hingga apabila pria dan wanita yang berbuat mesum melangsungkan perkawinan di
sembarang waktu, maka anak-anak yang dilahirkan sebelum perkawinan, semuanya
dianggap sah. Akan tetapi kendati
undang-undang itu lunak sekali, namun di kota-kota Eropa (dan Amerika), masih
terdapat banyak anak-anak yang tidak sah, sekalipun ditinjau dari undang-undang
yang lunak ini. Bahkan anak-anak yang lahir dalam keadaan perang, diberi
julukan sebagai "anak pahlawan". Jika orang mau meninjau betapa
merajalela pergaulan bebas antara pria dan wanita di Eropa dan Amerika, orang
dapat meramalkan bahwa tak lama lagi penduduk daerah ini akan berpaling dari
jalan benar dan kembali kepada kehidupan biadab bagaikan binatang, sepanjang
mengenai hubungan sex antara pria dan wanita.
25. PRIA SEPERTI WANITA DAN
WANITA SEPERTI PRIA.
Tanda-tanda Dajjal lain lagi yang diuraikan
dalam Hadits ialah bahwa wanita akan seperti pria, dan pria akan seperti
wanita. Seperempat abad yang lalu, hal ini masih sukar dimengerti. Akan tetapi
sekarang ramalan ini terjadi sungguh-sungguh, yakni bahwa wanita memakai
cara-cara kaum pria, misalnya memotong rambut, memakai celana dan sebagainya,
sedangkan kaum pria memakai cara-cara kaum wanita, misalnya berambut gondrong,
memakai bedak, kalung, gelang dan sebagainya. Parobahan dalam hal kelakuan dan
kebiasaan ini begitu jauh, hingga kadang-kadang sukar dibedakan antara wanita
dan pria. Sabda Nabi SAW: "Wanita akan nampak seperti pria dan
pria akan nampak seperti wsnita, ini terjadi sungguh-sungguh.
26. PENYEMBUHAN AJAIB
Akan tetapi disamping meramalkan keburukan,
Nabi SAW meramalkan pula kebaikan Dajjal. Di satu fihak, dalam Al-Qur'an
terdapat ayat yang menerangkan bahwa bangsa-bangsa Dajjal memperoleh kemajuan
besar di lapangan usaha dan lapangan industri (18:104), dan membuat muka bumi
nampak indah (18:7); dan di lain fihak, ada sebuah Hadits yang menerangkan
bahwa bangsa Dajjal akan menyembuhkan penyakit secara ajaib : "Ia (Dajjal)
akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan menghidupkan orang
mati." (Kanzul-'Ummal, jilid VII Halaman. 2080)
Di sini yang dimaksud "menghidupkan
orang mati" ialah menyembuhkan penyakit yang tak dapat disembuhkan,
seakan-akan Dajjal dapat menghidupkan orang mati. Sungguh benar bahwa dalam
soal pengobatan, bangsa Dajjal memperlihatkan keluarbiasaannya, dan ini adalah
hasil yang patut dipuji. Akan tetapi menurut Hadits, hal ini termasuk salah
satu fitnah Dajjal, seperti halnya kecepatan dan kendaraan Dajjal, di darat, di
laut dan udara. Karena dengan kemajuan yang luar biasa ini, bangsa Dajjat
berpikir bahwa mereka lebih unggul dari bangsa-bangsa lain di dunia; pengakuan
mereka memiliki kekuatan yang luar biasa ini, hampir tak ada bedanya dengan
pengakuan sebagai Tuhan. Selain itu, kemajuan-kemajuan mereka di lapangan
kebendaan, menyesatkan manusia dari segi kehidupan rohani.
27. BISIKAN JAHAT DAJJAL
Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa
Dajjal tak akan menyesatkan orang dengan paksa, melainkan dengan membujuk
mereka agar mereka terpikat oleh gemerlapnya barang-barang duniawi dan
kesenangan yang melimpah-limpah, demikian pula dengan mempengaruhi orang
melalui hasil pengolahan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Akan tetapi dalam Hadits, Nabi SAW menjelaskari hal ini sbb: "Barang siapa
mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir dari padanya. Demi Allah, orang
akan datang kepadanya, dan mengira bahwa ia adalah mukmin, namun ia mengikuti
dia (Dajjal) karena keragu-raguan yang ditimbulkan oleh dia (Dajjal) dalam
batinnya." (Kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2057).
Jika orang suka menyelidiki persoalan ini,
maka terang sekali bahwa tipu muslihat yang digunakan oleh bangsa-bangsa Barat
tak ada taranya dalam sejarah dunia. Dengan cara-cara yang halus, mereka
meniupkan bisikan jahat ke dalam batin manusia, sehingga pikiran menjadi
goncang karenanya. Ambillah misalnya masalah pendidikan. Pendidikan adalah
suatu proses yang dapat membikin jiwa manusia lurus atau tak lurus. Akan tetapi
bangsa-bangsa Barat mengarahkan jalannya pendidikan begitu halus, hingga mereka
dapat membuat jiwa para pelajar tak menta'ati agama dan kebudayaan mereka
sendiri, sekalipun alasan yang digunakan untuk tujuan itu bertentangan dengan
agama Nasrani. Mereka (bangsa Barat),
dapat membawa proses ini begitu rupa, hingga kepercayaan akan adanya Allah,
mereka usahakan sekuat-kuatnya sampai timbul keragu-raguan dalam batin para
pelajar tentang adanya Allah. Mereka sendiri percaya akan adanya wahyu, Nabi,
Hari Kiyamat, namun mereka berusaha sekeras-kerasnya agar jiwa para pelajar
tidak percaya kepada itu semua.
Kadang-kadang mereka memberi pujian kepada seseorang atau suatu faham,
sekedar untuk memberi kesan seakan-akan orang atau penulis faham itu orang yang
jujur; akan tetapi disamping itu, mereka secara halus membuat sindiran dengan
maksud agar para pelajar tak menghargai faham atau orang itu. Singkatnya, apa
yang kami uraikan di atas mengenai tabiat mereka, kami dapat menarik kesimpulan
bahwa Dajjal menyesatkan orang dari jalan benar dengan bisikan jahat, dan
inilah ciri khas bangsa-bangsa Eropa sekarang ini.
28. MUNCULNYA DAJJAL DAN
MERAJALELANYA DI DUNIA.
Sebagaimana diterangkan dalam Hadits,
Dajjal akan menjelajahi seluruh dunia:
"Tak ada satu tempat pun di dunia yang
tidak diinjak dan dilalui oleh Dajjal".
Hadits lain menerangkan bahwa Dajjal
mengucapkan kata-kata sbb:
"Tak ada satu tempat tinggalpun yang
tak aku masuki."
Ini bukan saja menunjukkan penglihatan Nabi
SAW yang luar biasa, melainkan pula menunjukkan bahwa Dajjal bukanlah nama
orang, melainkan suatu bangsa atau segolongan bangsa, yang anggotanya tersebar
di tiap-tiap tempat di dunia. Karena jika Dajjal itu orang satu, niscaya ia
tidak dapat melaksanakan segala sesuatu yang diramalkan oleh Nabi SAW,
sekalipun ia dapat bergerak secepat kilat. Tidak mungkin orang satu dapat
membawa sorga dan neraka ke seluruh dunia, lalu membuat pengumuman di mana-mana
dan memberi ganjaran kepada orang yang menerimanya, dan memberi siksaan kepada
orang yang menolaknya, dan tak satu tempat tinggal pun yang tak
dikunjunginya. Semua pekerjaan ini tak
mungkin dilakukan oleh satu orang. Bukan mengenai masalah kecepatan saja,
melainkan menyangkut pula beberapa masalah, misalnya dengan cara bagaimana
supaya orang-orang mau mengikuti dia dan bagaimana cara memberikan ganjaran dan
siksaan. Padahal semua ini harus ia lakukan di tiap-tiap kota dan desa; dan
betapapun singkatnya waktu yang ia butuhkan untuk manjalankan penyiaran dan
segala tetek-bengek, namun pekerjaan dan perjalanan dari tempat satu ke tempat
lain pasti memakan waktu. Seandainya di tiap-tiap tempat hanya diperlukan satu
jam saja, maka untuk mengelilingi 700.000 desa di India saja, ia memerlukan
waktu seratus tahun. Dengan demikian ia memerlukan waktu beribu-ribu tahun
untuk dapat mengelilingi segala tempat di dunia. Akan tetapi jika semua
pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa, maka pelaksanaan itu semua bukan
saja masuk akal dan dapat dipikul oleh tenaga manusia, melainkan pula
fakta-faktanya sudah kami saksikan dengan mata kepala sendiri; dan ini
sekaligus menunjukkan tajamnya penglihatan rohani Nabi Muhammad SAW. Di satu fihak, kami melihat cepatnya gerakan
bangsa-bangsa Eropa; jangankan empat puluh hari, beberapa hari saja sudah cukup
bagi mereka untuk mengelilingi dunia. Di lain fihak kami menyaksikan mereka
mendatangi dan menguasai tiap-tiap tempat di dunia. Jika pada suatu saat, orang
amat terkesan oleh gunung-gunung roti yang dibawa oleh mereka, pada saat yang
lain, orang amat tercengang menyaksikan kehidupan yang serba mewah. Jika pada suatu saat orang melihat bagaimana
mereka mengolah kekayaan alam, pada saat yang lain, orang melihat kejanggalan
sistim pendidikan mereka yang menyebabkan bejatnya moral dan sikap
acuh-tak-acuh terhadap agama sendiri. Jika di satu tempat mereka mendapat
simpati karena baiknya pelayanan rumah sakit mereka, di lain tempat mereka
menjalankan ilmu kebatinan. Singkatnya,
jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa atau segolongan bangsa,
segala sesuatunya menjadi terang dan masuk akal. Akan tetapi jika semua
pekerjaan itu dilakukan oleh satu orang, segala sesuatunya akan membingungkan.
Misalnya, ramalan bahwa Dajjal akan mengelilingi dan menguasai seluruh dunia.
Jika ramalan ini diterapkan kepada satu orang, niscaya orang ini memerlukan
bantuan berjuta-juta orang, untuk dapat menguasai sekalian bangsa di dunia.
Akhirnya, yang memegang kekuasaan bukanlah satu orang, melainkan sejumlah besar
manusia. Bagaimanapun juga, ramalan
bahwa Dajjal akan mendatangi tiap-tiap tempat dan menguasai seluruh dunia,
sekarang sudah terpenuhi, dan kita menyaksikan itu dengan mata kepala sendiri,
berupa penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan merajalelanya di seluruh dunia.
Sampai kapankah kita dapat menutup mata dan menunggu-nunggu datangnya Dajjal
yang tidak akan timbul kecuali dalam khayalan saja, jika kita tidak mau
mengakui kenyataan pahit yang kita hadapi sekarang ini? Pengertian bahwa
seorang Dajjal akan berada di tiap-tiap tempat di dunia dan menaklukkan dunia
seorang diri, tak mungkin dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, lebih-lebih
oleh manusia zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi jika orang mau
menggunakan pikiran yang sehat, orang pasti akan tahu bahwa pada dewasa ini tak
ada satu tempat pun di dunia yang Dajjal tak menempati tempat itu. Tak ada satu tempat pun, baik di hutan maupun
di padang pasir, di kepulauan besar maupun di kepulauan kecil, di lembah maupun
di gunung yang tak dimasuki oleh Dajjal. Orang yang amat bodoh tak dapat
membayangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya, tetapi kita melihat hal itu
benar-benar terjadi di hadapan mata kita sendiri. Barang siapa mau melihat
kejadian ini secara serius, orang pasti akan menundukkan kepala dengan penuh
hormat dan kagum kepada Nabi SAW atas tajamnya penglihatan rohani beliau.
29. YA'JUJ WA MA'JUJ DALAM
HADITS DAN PERSAMAANNYA DENGAN DAJJAL
Sebagaimana telah kami terangkan, pada
bagian terakhir Surat Al-Kahfi, sesudah menerangkan Ya'juj wa Ma'juj, kemudian
Al-Qur'an menerangkan tentang bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan bahwa
Al-Qur'an tak menaruh perbedaan antara dua bangsa tersebut. Demikian pula
diterangkan dengan jelas dalam Bible, bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu tiada lain
hanyalah bangsa Russia dan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Kesalah-pahaman umum
tentang Ya'juj wa Ma'juj itu disebabkan karena ada Hadits yang menggambarkan
seakan-akan Ya'juj wa Ma'juj itu suatu makhluk yang aneh; akan tetapi banyak
pula Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj wa Ma'juj itu manusia biasa. Nabi SAW bersabda sbb : "Sesungguhnya
Ya'juj wa Ma'uj adalah dari keturunan Adam (Kanzul 'Ummal, jilid VII halaman.
2158.) Hadits lain menerangkan bahwa Allah memberitahukan kepada al-Masih sbb:
"Sesungguhnya Aku telah menciptakan segolongan manusia, yang tak
seorangpun dapat membinasakan, kecuali Aku sendiri" (Kanzul 'Ummal, jilid
VII, halaman 3021).
Dalam kitab Kanzul 'Ummal jilid VII,
halaman 3032, ada sebuah Hadits yang menerangkan seterang-terangnya bahwa
Ya'juj wa Ma'juj adalah keturunan Adam. Kesalah-pahaman tentang hal Ya'juj wa
Ma'juj itu barangkali berasal dari suatu Hadits yang menerangkan bahwa Ya'juj
wa Ma'juj akan minum semua air di dunia. Hadits itu berbunyi sbb : Mereka akan
minum semua air di dunia, sampai-sampai
apabila mereka melalui sebuah sungai, mereka minum semua airnya dan
meninggalkan sungai itu dalam keadaan kering." ( Kanzul 'Ummal jilid VII,
halaman 2157). Ada lagi sebuah Hadits yang menerangkan bahwa barisan depan
Ya'juj wa Ma'uj akan melintasi Teluk Tiberius dan mereka akan minum semua
airnya (Idem halaman 3021). Dan anehnya Hadits Tamim Dari juga menerangkan
bahwa Dajjal menanyakan kepada Tamim Dari tentang Teluk Tiberius sbb :
"Ceriterakanlah kepadaku perihal Teluk Tiberius. Adakah air di sana?"
(Kanzul 'Ummal jilid VII, halaman 2027). Sepintas lalu ini menunjukkan bahwa
Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama. Adapun yang dimaksud minum air, ialah
bahwa mereka akan menguasai semua sumber kehidupan, karena air adalah sumber
segala kehidupan. Selanjutnya, adanya kenyataan bahwa ramalan tentang Dajjal
dan Ya'juj wa Ma'juj itu dihubungkan dengan datangnya Masih Mau'ud (Masih yang
dijanjikan), ini membuktikan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj adalah sama.
Apalagi jika kita mau berpikir sejenak, maka terang sekali bahwa secara praktis
apa yang dilukiskan dalam Hadits tentang mereka adalah sama, hanya kata-katanya
saja yang berbeda. Dua-duanya digambarkan akan menjadi penguasa yang paling
besar di dunia. Dua-duanya menguasai segala macam. keperluan hidup "dan
tak seorangpun dapat mengalahkan mereka."
Mereka akan membanjiri seluruh muka bumi, dan akan merupakan fitnah yang
paling besar bagi kaum Muslimin. Semua ciri-ciri umum ini menunjukkan bahwa
mereka adalah sama dan bangsa yang sama, yang ini adalah sesuai benar dengan
gambaran sifat-sifat bangsa Eropa. Sebenarnya, diambilnya dua nama itu sekedar
untuk menyatakan dua macam aspek tentang keadaan mereka. Mereka diberi nama
Dajjal, karena perbuatan mereka ialah menipu orang dengan bahan keperluan
hidup, sedangkan nama Ya'juj wa Ma'juj adalah untuk menyatakan kekuatan politik
dan militer mereka. Hendaklah diingat bahwa ramalan tentang merajalelanya
bangsa-bangsa Nasrani ini diucapkan pada waktu kekuasaan kaum Muslimin
menyilaukan kekuasaan lain di dunia.
30. DAJJAL AKAN DIKENAL OLEH
SESEORANG DI ANTARA KAUM MUSLIMIN
Sungguh aneh sekati bahwa di satu fihak,
tanda-tanda Dajjal dapat dipahami oleh orang-orang biasa, akan tetapi di lain
fihak, Hadits menerangkan bahwa banyak sekali orang yang akan jatuh sebagai
korban penipuan Dajjal. Jika semua tanda bahwa Dajjal buta mata kanannya, dan
mata kirinya gemerlapan bagaikan bintang, dan bahwa kata-kata kafir akan
tertulis di atas dahinya yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia
buta-huruf atau tidak, dan bahwa ia mempunyai keledai aneh yang jarak antara
dua telinganya adalah tujupuluh yard, bahwa ia membawa sorga dan neraka, bahwa
ia membawa gunung-roti dan sungai, bahwa ia menyuruh awan supaya menurunkan
hujan, dan sebagainya; jika semua tanda itu telah terpenuhi, maka tak
diperlukan lagi adanya orang diantara kaum Muslimin yang harus memperkenalkan
Dajjal dan menyatakan kepada mereka bahwa inilah Dajjal yang Nabi SAW
memperingatkannya kepada kita. Ada
sebuah Hadits yang berbunyi sbb: "Seseorang diantara kaum mukmin akan
berkata: 'Aku akan pergi kepada orang itu untuk melihat apakah dia itu orang
yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita ataukah bukan'..."
Jika tanda-tanda Dajjal sudah terlihat
seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW, mengapa masih diperlukan adanya orang
yang harus mengenalnya dan mengumumkan bahwa Dajjal benar-benar sudah datang.
Dengan tanda-tanda yang terang itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dajjal sudah
datang, dengan demikian tak perlu diterangkan lagi. Jadi dengan adanya Hadits
tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanda-tanda Dajjal tak dapat
diartikan secara wajar, melainkan harus diartikan sebagai kalam ibarat. Untuk
ini sangat diperlukan adanya orang yang mempunyai penglihatan tajam yang dapat
memahami tanda-tanda itu, dan menerangkan kapan munculnya Dajjal.
31. SIAPAKAH YANG BERKATA:
"INILAH DAJJAL YANG DITERANGKAN OLEH NABI SAW"
Sungguh aneh sekali bahwa orang yang dapat
menerangkan bahwa Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj itu sebenarnya bangsa Eropa,
adalah orang desa biasa, orang pertapa yang sedikit sekali pengetahuannya
tentang masalah dunia. Setengah abad yang lalu tatkala penduduk dunia tak tahu
sama sekali akan identitas Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj, bahkan orang tak
menduga sama sekali bahwa bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia dan
yang menjajah negara kita adalah Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj yang diramalkan
oleh Nabi SAW. Sebaliknya, orang berpikir bahwa Dajjal adalah makhluk aneh yang
bermata satu, yang berkendaraan keledai yang aneh, yang membawa sorga dan
neraka dan barang aneh lainnya. Pada
saat orang-orang mempunyai pikiran semacam itu, Allah memberi tahu bahwa Dajjal
dan Yajuj wa Ma'juj adalah bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia,
yang mata duniawinya gemerlapan bagaikan bintang dan yang mata rohaninya buta
sama sekali. Selain itu, walaupun seandainya ada yang tahu akan rahasia ini,
iapun tak mempunyai keberanian untuk mengatakan itu. Orang-orang tak tahu bahwa mereka sedang
berhadap-hadapan dengan Dajjal, bahkan mereka secara tak sadar menjadi korban
tipu muslihat Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam Hadits.
32. NABI SAW BERSABDA: IA
ADALAH PENGIKUTKU YANG TERDEKAT
Dewasa ini banyak kaum Muslimin, baik
golongan terpelajar maupun bukan, terang-terangan menyatakan bahwa Dajjal dan
Ya'juj wa Ma'juj yang diriwayatkan dalam hadits itu tiada lain hanyalah
bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang terang-terangan mengaku mempunyai
kekuasaan Ketuhanan, dan bahwa kendaraan mereka yang berupa kereta-api, adalah
keledai Dajjal. Pada dewasa ini, banyak kaum Muslimin yang tak ragu-ragu lagi
melukiskan bangsa-bangsa Eropa sebagai Dajjal dan Ya'juj wa Ma'juj. Sebagai
puncaknya, almarhum Sir Muhammad Iqbal, seorang pujangga Islam yang besar,
mengabadikan pengertian ini dalam syairnya yang termasyhur sbb : "Bala
tentara Ya'juj wa Ma'juj semuanya telah terlepas. Hendaklah mata kaum Muslimin
melihat tafsirnya kata yansilun".
"[Kata yansilun artinya mereka
mengalir, adalah kata-kata terakhir ayat Al-Qur'an yang menerangkan
merajalelanya Ya'juj wa Ma'juj di dunia yang berbunyi sbb: "Sampai tatkala
Ya'juj wa Ma'juj dilepas, mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi
(21:96). Mengenai hal ini, kami teringat akan pidato Sir Winston Churchill
dalam suatu jamuan yang diadakan o1eh Wali Kota London di Guildhall (Gedung
DPR), pada hari Jum'at tanggal 9 Nopember 1951, dalam rangka memasang kembali
patung Gog and Magog (Ya'juj wa Ma'juj), yang antara lain berbunyi sbb :
Agaknya mereka (Ya'juj wa Ma'juj) tidaklah menggambarkan keadaan politik dunia
sekarang ini yang begitu buruk. Politik dunia, seperti halnya sejarah Ya'juj wa
Ma'juj, amatlah kacau dan banyak pertentangan. Namun menurut pikiran saya,
masih saja memberi tempat kepada mereka. Di sebelah sini Ya'juj, dan di sebelah
sana Ma'juj. Tetapi awas Wali Kota! Jika anda memasang patung itu kembali,
jagalah jangan sampai mereka saling beradu; karena jika terjadi demikian,
Ya'juj wa Ma'juj akan hancur berkeping-keping, dan kita akan mulai dari
permulaan lagi, dan dimulai dari lubang yang paling bawah." (Majalah Times
London, 10 Nop. 1931)…]
33. DAJJAL DIBUNUH, TETAPI
YA'JUJ WA MA'JUJ T'IDAK
Sebagaimana kami terangkan di atas, Dajjal
dan Ya'juj wa Ma'juj adalah dua macam sebutan untuk menamakan suatu bangsa.
Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang hal agama,
sedangkan sebutan Ya'juj wa Ma'juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik.
Akan tetapi orang akan menjadi bingung mengenai Hadits yang menerangkan Masih
Mau'ud akan membunuh Dajjal, menerangkan pula bahwa beliau tak dapat membunuh
Ya'juj wa Ma'juj, padahal sebenarnya, jika Dajjal sudah dibunuh, dengan sendiri
nya Ya'juj wa Ma'juj akan terbunuh. Namun Hadits itu berbunyi sbb: "Maka
akan diwahyukan kepada al-Masih, bahwa aku telah menciptakan sebagian Hamba-Ku,
yang tak seorangpun dapat membunuh mereka kecuali Aku sendiri" (Kanzul-'
Ummal, jilid VII halaman. 3021 ). Hadits lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, berbunyi sbb : "Lalu orang akan datang kepada nabi lsa… Tatkala
beliau dalam keadaan demikian, Allah bersabda kepada Nabi lsa: Aku telah
menciptakan sebagian hamba-Ku yang tak seorangpun mempunyai kekuatan untuk
mengalahkan mereka, maka dari itu bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit. Dan Allah
akan membangkitkan Ya'juj wa Ma'juj, dan mereka akan mengalir dari tiap-tiap
tempat tinggi". (Misykat, halaman 473). Sungguh aneh sekali, bahwa
sekalipun Dajjal mati terbunuh, dan nafasnya Masih Mau'ud begitu ampuh hingga barang-siapa
terkena nafas beliau, ia akan mati seketika itu juga, dan nafas beliau akan
mencapai jarak sejauh penglihatan beliau, namun demikian, Ya'juj wa Ma'juj
adalah begitu kuat hingga orang yang menyertai Al-Masih diperintahkan supaya
mengungsi ke bukit. Bukan Ya'juj wa Ma'juj yang mati terbunuh oleh nafas
Al-Masih, melainkan Al-Masih sendiri yang terpaksa mengungsi untu
menyelamatkan diri dari kekuatan mereka yang tak terkalahkan,
selanjutnya diterangkan bahwa Al-Masih pun tak mempunyai kekuatan untuk
memerangi dan membunuh Ya'juj wa Ma'juj. Lalu, apakah untungnya membunuh
Dajjal, jika bangsa yang lebih kuat daripada Dajjal (Ya'juj wa Ma'juj), akan
menggantikan kedudukannya ? Akhirnya,
setelah dipertimbangkan masak-masak, hanya ada satu kesimpulan bahwa yang
dimaksud membunuh Dajjal bukanlah menyembelih seseorang, karena Dajjal bukanlah
orang, melainkan segolongan bangsa, demikian pula bukanlah berarti membinasakan
bangsa-bangsa itu, karena sebagaimana kami terangkan di atas, bangsa bangsa itu
akan tetap ada sampai Hari Kiyamat, dan Al-Masih sendiri diberi tahu oleh Allah
melalui wahyu-Nya, bahwa beliau tak dapat mengalahkan mereka. Semua itu
menunjukkan seterang-terangnya bahwa kejahatan mereka di lapangan agama, disebut
fitnahnya Dajjal, karena mereka menyesatkan manusia dari jalan benar dengan
tipu muslihat mereka; sedangkanYa'juj wa Ma'juj memperlihatkan kejahatan mereka
dalam bidang politik. Itulah sebabnya mengapa sekalipun Dajjal mati terbunuh,
tetapi Ya'juj wa Ma'juj masih tetap hidup. Kini teranglah bahwa walaupun fitnah
Dajjal dalam bidang agama telah dibasmi oleh Masih Mau'ud, namun kejahatan
mereka dalam bidang politik tak dapat dibasmi. Untuk membasmi kejahatan mereka
dalam bidang politik, akan dilakukan dengan
kekuatan lain. Mungkin pembasmian dalam bidang ini akan dilakukan dengan jalan
pertempuran diantara mereka sendiri, sebagaimana diuraikan dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan pada hari itu, kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya'juj wa
Ma'juj) bertempur melawan sebagian yang lain" (18:99).
Dengan perkataan lain, mereka akan saling
bertempur, sebagaimana telah mereka lakukan dalam dua Perang Dunia. Atau boleh
jadi, sebagian besar bangsa-bangsa itu akan terhindar dari kehancuran karena
mereka masuk Islam, hal ini diisyaratkan oleh suatu Hadits bahwa pada zaman
akhir "matahari akan terbit di Barat", ini berarti bahwa kebenaran
Islam akan nampak di kalangan bangsa-bangsa Barat. Bukanlah omong kosong bahwa
dalam ru'yah Nabi SAW melhat Dajjal bertawaf mengelilingi Ka'bah, yang ini
mengisyaratkan bahwa akhirnya bangsa-bangsa Eropa akan masuk Islam.
34. GAGASAN NABI SAW UNTUK
MENGALAHKAN DAJJAL DENGAN DALIL.
Jika Hadits itu kita baca dengan teliti,
niscaya akan bertambah jelas apa yang dimaksud dengan membunuh Dajjal, Hadits-hadits
itu berbunyi sbb: "Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di
tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia
muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang
berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Hadits lain lagi berbunyi sbb: "Maka
apabila ia (Dajjal) muncul dan aku ada ditengah-tengah kamu, aku akan
mengalahkan dia dengan dalil atas nama kaum Muslimin; akan tetapi apabila ia
muncul sesudahku, hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia atas nama
sendiri" (kanzul-'Ummal, jilid VII, halaman 2025 dan 2079). Hadits-hadits
tersebut menerangkan seterang-terangnya bahwa apabila Dajjal muncul di zaman
Nabi SAW, beliau akan mengalahkan dia dengan dalil. Ini menunjukkan bahwa
membunuh Dajjal berarti memberantas kejahatan Dajjal; oleh karena Dajjal
menyesatkan manusia dengan tipu-muslihatnya yang halus dan dengan menimbulkan
keragu-raguan dalam batin manusia, maka kejahatan Dajjal hanya dapat diberantas
dengan dalil. Maka dari itu, Nabi SAW bersabda bahwa beliau akan mengalahkan
Dajjal dengan dalil. Demikian pula
terbunuhnya Dajjal oleh Al-Masih, ini harus diartikan seperti dikalahkannya
Dajjal oleh Nabi Suci dengan dalil. dengan perkataan lain, Al-Masih juga akan
mengalahkan Dajjal dengan dalil atau menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal
dengan jalan dakwah. Bahwa perkataan qotala mempunyai pula arti seperti
tersebut di atas, ini diketemukan dalam Kamus Arab. Dalam kitab Nihayah, Kitab
Kamus Hadits, di sana diuraikan bahwa kata-kata Qotalallohu Sa dan (yang makna
aslinya, semoga Allah membunuh Sa'adj ini berarti dafallohu syarrahu, artinya
"semoga Allah mengelakkan kejahatannya". Hadits tersebut dikutip
sehubungan dengan peristiwa Tsaqifah.
Selanjutnya, tatkala orang-orang membicarakan sumpah setia kepada dua
Khalifah yang saling bermusuhan, salah seorang berkata sbb: uqtulul - akhira
(makna aslinya, bunuhlah khalifah yang lain). Jika kita ingat akan Hadits lain
yang ada hubungannya dengan Hadits tersebut; kita menemukan bukti lagi, bahwa
yang dimaksud membunuh Dajjal ialah menangkis kejahatannya. Ada beberapa Hadits
yang menerangkan bahwa barang-siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat
Al-Kahfi, ia akan selamat dari fitnahnya Dajjal. Ini becarti bahwa Dajjal bukan
akan membunuh manusia, melainkan akan menyesatkan mereka dari jalan yang benar
dengan menimbulkan keragu-raguan dalam batin mereka. Oleh sebab itu; supaya
orang bisa selamat dari fitnahnya Dajjal, orang dianjurkan supaya membaca
ayat-ayat Al-Qur'an. Setidak-tidaknya jelas sekali bahwa Hadits ini sahih.
Fitnahnya Dajjal bukanlah berarti membunuh manusia, melainkan menyesatkan
mereka dengan bisikan jahat dan menimbulkan keragu-raguan. Jika demikian itulah
yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal, maka cara pemberantasannya harus sama
pula. Bacalah sekali lagi Hadits berikut ini : "Demi Allah! Orang akan
datang kepadanya (Dajjal) dengan keyakinan bahwa ia adalah mukmin, akan tetapi
ia mengikuti dia; karena keragu-raguan yang ditimbulkan dalam batinnya".
"Makanan orang Mukmin pada zaman
Dajjal adalah makanan para malaikat, yakni memuliakan dan memahasucikan Allah;
maka barangsiapa di zaman itu memuliakan dan memaha-sucikan Allah, maka bagi
dia, Allah akan menghilangkan kelaparan" (Kanzul'Ummal, jilid VII, halaman
2041 ).
"Barangsiapa berkata, Allah adalah
Tuhanku, dan terus berbuat demikian sampai ia mati, Allah akan menyelamatkan
dia dari fitnahnya Dajjal" (idem, jilid VII, halaman 2080).
"Sesungguhnya, Allah akan menyelamatkan
orang Mukmin dengan hal yang sama seperti Allah menyelamatkan para malaikat,
yakni dengan mengagungkan Allah" (idem, jilid VIII, hataman. 2090). Dari Hadits-hadits tarsebut terang sekali
bahwa orang mukmin akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal dengan jalan
mengagungkan Allah. Yang dimaksud makanan orang mukmin pada zaman fitnahnya
Dajjal ialah makanan rohani; karena sebagaimana makanan jasmani itu dimaksud
untuk memelihara tubuh, makanan rohani itu dimaksud untuk mamelihara jiwa. Jadi
Hadits tersebut menerangkan bahwa manusia akan diselamatkan dari kebejatan
moral dan rohani yang dibuat oleh Dajjal dengan penyembuhan rohani, yakni zikir
kepada Allah. Memang benar bahwa ada sebuah Hadits yang menerangkan berperang
melawan Parsi dan Romawi, akan tetapi Hadits ini mungkin mengisyaratkan Perang
Salib, tatkala seluruh bangsa-bangsa Kristen dikerahkan untuk menghancurkan
Islam dengan pedang: Satu hal sudah jelas, bahwa obat yang dapat menyembuhkan
orang dari fitnahnya Dajjal yang berhubungan dengan masalah agama, itu bersifat
rohani. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa jika pada waktu munculnya Dajjal
Nabi SAW masih hidup, maka beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil-dalil
bahkan beliau menganjurkan agar para pengikut beliau juga berbuat demikian,
jika nanti Dajjal muncul sesudah beliau.
Selanjutnya, beliau menganjurkan agar para pengikut beliau membaca Surat
Al-Kahfi, yang isinya membahas ajaran Kristen dan sejarah agama Kristen, sudah
barang tentu tujuan.beliau ialah agar para pengikut beliau mengumpulkan
kekuatan rohani untuk menolak segala bujukan-bujukan duniawi yang disajikan
oleh pihak Kristen. Dalam Hadits lain Nabi SAW menganjurkan agar orang banyak
berzikir kepada Allah, karena dengan jalan ini orang semakin dekat kepada
Allah, dengan demikian ia memperoleh kekuatan rohani. Datangnya Masih Mau'ud
mempunyai tujuan yang sama, yakni menghidupkan kembali iman manusia, dan
memperbaiki kembali rohani manusia, yang sudah kalut karena merajalelanya
peradaban kebendaan. Jadi yang dimaksud membunuh Dajjal oleh Masih Mau'ud
ialah, bahwa propaganda dan pengaruh Dajjal akan ditolak, dan orang-orang akan
diselamatkan dari fitnahnya Dajjal.