Perbedaan Motor dan Generator
MOTOR
A. Definisi Motor Listrik
Motor listrik merupakan
sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan
atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor
listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
B. Mekanisme Kerja Motor
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis
motor secara umum sama (Gambar 1):
Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Dalam memahami sebuah motor, penting
untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada
keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak
bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah
pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Gambar 1 Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik
C. Jenis
Motor Listrik
1.
Motor DC
Motor arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional.
Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque
yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Gambar 2 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua
kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub
medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang
diantara kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub
medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi
bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah
kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator
juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Gambar 2. Sebuah motor DC (Direct
Industry, 2005)
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai
pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini
dapat dikendalikan dengan mengatur:
Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran,
namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan
berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan
mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan
arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut
dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab
resiko percikan api pada sikatnya.
Motor
DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
Hubungan
antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan
berikut:
Gaya
elektromagnetik: E = KΦN
Torque:
T = KΦIa
Dengan:
E =gaya elektromagnetik yang
dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus
dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per
menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
a.
Motor DC sumber daya
terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber
terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/ separately excited.
b.
Motor DC sumber daya
sendiri/ Self Excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan
(medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A)
seperti diperlihatkan dalam gambar 3. Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Gambar 3: Karakteristik Motor DC Shunt
(Rodwell International Corporation, 1999)
Berikut
tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena
itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).
c. Motor
DC daya sendiri: motor seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam
gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo. Berikut
tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M.
Photonics Ltd, 2002):
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat
tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan
yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan
alat pengangkat hoist (lihat Gambar 4).
Gambar 4: Karakteristik Motor Seri DC
(Rodwell International Corporation, 1999)
d. Motor
DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor
seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dynamo (A) seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 5. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan
awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi
pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan
40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek,
sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
Gambar 5: Karakteristik Motor Kompon DC
(Rodwell International Corporation, 1999)
2. Motor
AC
Motor arus bolak-balik menggunakan arus
listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor"
seperti ditunjukkan daalam Gambar 7. Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor
merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama
motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit
dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak
frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya
dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah
atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap
berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
a. Motor
sinkron
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja
pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus
searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang
rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan
beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor.
Motor sinkron
mampu
untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim
yang menggunakan banyak listrik.
Gambar 6. Motor Sinkron
(Integrated Publishing, 2003)
Komponen
utama motor sinkron adalah (Gambar 6)
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi
adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet.
Hal ini memungkinkan sebab medan magnit
rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited,
yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan
magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding
dengan frekwensi yang dipasok.
Motor
ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh,
2003):
Ns = 120 f / P
Dengan:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
b. Motor
induksi
Motor induksi merupakan motor yang
paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC.
1. Komponen
Motor
induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 7)
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
-
Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak
slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek.
-
Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan
terdistribusi.
Dibuat
melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya
dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as
dengan sikat yang menempel padanya.
Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk
membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang
tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.
Gambar 7. Motor Induksi (Automated
Buildings)
2. Klasifikasi
motor induksi
Motor
induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai,
dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini
merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga,
seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan
hingga 3 sampai 4 Hp.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi,
dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor
kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di
industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt
conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.
D. Efisiensi
Motor Lisrik
Motor mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik untuk melayani beban tertentu. Pada proses ini, kehilangan energi
ditunjukkan dalam Gambar 8.
Gambar 8 . Kehilangan M otor (US
D OE)
Efisiensi motor ditentukan oleh
kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh perubahan pada rancangan motor
dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua persen
hingga 20 persen. Tabel 1 memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.
Efisiensi motor dapat didefinisikan
sebagai “perbandingan keluaran daya motor yang dirgunakan terhadap keluaran
daya totalnya.”
Faktor-faktor
yang mempengaruhi efisiensi adalah:
Usia. Motor baru lebih efisien.
Kapastas. Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efisiensi motor
meningkat dengan laju kapasitasnya.
Kecepatan. Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien.
Jenis. Sebagai contoh, motor kandang tupai biasanya lebih efisien daripada
motor cincingeser
Suhu. Motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien
daripada motor screen protected drip-proof (SPDP)
Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi
Beban, seperti yang dijelaskan dibawah
Terdapat
hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor membuat rancangan
motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%.
Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat seperti
ditunjukkan pada Gambar 9. Mengoperasikan motor dibawah laju beban 50% memiliki
dampak pada faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang
mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga
biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor.
Gambar 9. Efisiensi Motor Beban Sebagian (sebagai
fungsi dari % efisiensi beban penuh) (US
DOE)
Untuk alasan ini maka dalam mengkaji
kinerja motor akan bermanfaat bila menentukan beban dan efisiensinya. Pada
hampir kebanyakan negara, merupakan persyaratan bagi fihak pembuat untuk
menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label motor. Namun demikian, bila
motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama, kadang-kadang tidak mungkin untuk
mengetahui efisiensi tersebut sebab pelat label motor kadangkala sudah hilang
atau sudah dicat.
Untuk mengukur efisiensi motor, maka
motor harus dilepaskan sambungannya dari beban
dan
dibiarkan untuk melalui serangkaian uji. Hasil dari uji tersebut kemudian
dibandingkan dengan grafik kinerja standar yang diberikan oleh pembuatnya. Jika
tidak memungkikan untuk memutuskan sambungan motor dari beban, perkiraan nilai efisiensi
didapat dari tabel khusus untuk nilai efisiesi motor. Lembar fakta dari US DOE memberikan
tabel dengan nilai efisiensi motor untuk motor standar yang dapat digunakan
jika pabrik pembuatnya tidak menyediakan data ini. Nilai efisiensi disediakan
untuk:
Motor dengan efisiesi standar 900, 1200, 1800 dan 3600 rpm
Motor yang berukuran antara 10 hingga 300 HP
Dua jenis motor: motor anti menetes terbuka/ open drip-proof (ODP) dan
motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total/ enclosed fan-cooled motor
(TEFC)
Tingkat beban 25%, 50%, 75% dan 100%.
Lembar
fakta juga menjelaskan tiga kategori metode yang lebih canggih untuk mengkaji efisiensi
motor: peralatan khusus, metode perangkat lunak, dan metode analisis
GENERATOR
A. Definisi
Generator Arus Bolak-balik
Generator Arus Bolak-balik sering
disebut juga seabagai alternator, generator AC (alternating current), atau
generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya
sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini
dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar
dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak
dapat dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba
mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.
Generator
arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Generator arus bolak-balik 1 fasa
b.
Generator arus bolak-balik 3 fasa
B. Konstruksi
Generator Arus Bolak-balik
Konstruksi
generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
(1)
stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan
(2)
rotor, yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan
ke stator. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang
berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada
generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang
berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan
lilitan
stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan.
Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara
sama rata (rotor silinder). Konstruksi dari generator sinkron ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar
1 Konstruksi Generator Arus Bolak-balik
C.
Prinsip Kerja Generator
Arus Bolak-balik
Prinsip dasar generator arus bolak-balik
menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada
medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk
gaya gerak listrik. Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
(alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa,
akan tetapi pada generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga
tegangan outputnya berbeda fasa 1200 pada masing-masing fasa seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2
Skema Lilitan Stator Generator Tiga Fasa
Besar
tegangan generator bergantung pada :
1.
Kecepatan putaran (N)
2.
Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3.
Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (Φ)
D. Jenis
Generator Arus Searah
1. Generator
Tanpa Beban (Beban Nol)
Jika
poros generator diputar dengan kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
If, maka tegangan E0 akan terinduksi pada kumparan jangkar stator sebesar :
E0
= cnΦ
dengan
:
c =
konstanta mesin
n =
putaran sinkron
Φ=fluks
yang dihasilkan oleh If
Generator
arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus jangkarnya akan nol (Ia =
0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena besar ggl induksi merupakan
fungsi dari flux magnet, maka ggl induksi dapat dirumuskan: Ea = f (Φ), yang
berarti pengaturan arus medan sampai kondisi tertentu akan mengakibatkan ggl
induksi tanpa beban dalam keadaan saturasi.
2. Generator
Berbeban
Tiga
macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban resistif,
beban induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan berpengaruh
terhadap tegangan beban dan faktor dayanya. Generator bersifat resistif
mengakibatkan penurunan tegangan relatif kecil dengan faktor daya sama dengan
satu. Jika beban generator bersifat induktif terjadi penurunan tegangan yang
cukup besar dengan faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya, Jika beban generator
bersifat kapasitif akan terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan
faktor daya mendahului (leading).
thank you kak info nya bermanfaat untuk tugas lab fisika saya. Saya mahasiswa ITB fakultas teknik sipil dan lingkungan, mohon bantuannya kak untuk isi kuesioner singkat aja untuk tugas karya tulis. Terimakasih kak
BalasHapushttps://docs.google.com/forms/d/1dmyRGalMornWtIzOSetbsrpRfuJjM9yxegbe25BugXQ/viewform
Mas Firdaus, ga nampak gambar2nya...? tq.
BalasHapus