Makalah ini menjelaskan mengenai:
a) Prinsip kerja Motor AC sinkron
b) Kontruksi dan tipe Motor AC sinkron
c) Rumusan matematis Motor AC sinkron
d) Penggunaan Motor AC sinkron
e) Proteksi Motor AC sinkron
f) Pengukuran Motor AC sinkron
g) Karakteristik Motor AC sinkron
h) Sumber dan Referensi
PENDAHULUAN
Sebelum masuk pada penjelasan mengenai motor sinkron dan
generator AC, ada baiknya kita mengetahui dan mengenal dasar pengertian motor
itu sendiri agar dapat memahami konsep cara kerja motor.
Dalam ilmu fisika (physical science), teknologi rekayasa kelistrikan (electrical engineering technology), dan
teknologi rekayasa permesinan (automotive engineering technology), yang dinamakan mesin listrik (electrical
machines) dibedakan atas 3
kelompok besar, yaitu:
·
Motor listrik atau generator mesin, disebut motor (pemuntir).
·
Generator listrik atau motor mesin, disebut generator (pembangkit).
·
Transformator listrik atau transformer listrik, disingkat trafo (pengalih, pemindah).
|
||||||
|
||||||
|
||||||
MOTOR LISTRIK
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik
yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor,
mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga
(seperti: mixer, bor listrik, kipas angin). Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri.
Mekanisme kerja untuk
seluruh jenis motor listrik
secara umum adalah sama,
yaitu:
- Arus
listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
- Jika
kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah
yang berlawanan.
- Pasangan
gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
- Motor-motor
memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang
lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.
Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari
untuk menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk memutar
baling-baling pada kipas angin, digunakan motor listrik. Demikian juga, motor
listrik digunakan pada peralatan rumah tangga lainnya seperti: hair dryer, blender, pompa air,
mesin cuci, mesin jahit, bor listrik dll. Mesin-mesin pertanian terutama mesin
pengolahan hasil pertanian dan mesin-mesin di industri pun banyak yang
menggunakan tenaga putarnya dari motor listrik.
Pada motor bakar, motor listrik digunakan sebagai motor
starter. Pada traktor pertanian, motor listrik dugunakan pada motor starter dan
wiper. Penggunaan motor listrik ini semakin berkembang karena
memiliki keunggulan dibandingkan motor bakar, misalnya:
a) kebisingan dan getaran lebih rendah,
b) kecepatan putaran motor bisa diatur,
c) lebih bersih,
d) lebih kompak, dan
e) hemat dalam pemeliharaan.
JENIS MOTOR LISTRIK
Dibawah
ini adalah bagan mengenai macam – macam motor listrik berdasarkan pasokan input, konstruksi,
dan mekanisme operasi yang terangkum dalam klasifikasi
motor listrik.
Motor Arus Bolak – Balik (AC)
Motor AC / arus bolak-balik
menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu
tertentu. Motor listrik AC
memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik
statis. Rotor merupakan komponen
listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap
motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk
mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi
variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya.
Gambar Motor Listrik
TEORI DASAR MOTOR SINKRON
1. PRINSIP KERJA MOTOR
SINKRON
Kontruksi dari motor sinkron sama dengan
kontruksi generator sinkron. Adapun cara kerja motor sinkron dapat diuraikan
sebagai berikut :
Bila kumparan stator atau armatur mendapatkan tegangan sumber
bolak-balik (AC) 3 phasa, maka pada kumparan stator timbul fluks magnet putar.
Fluks magnet putar ini setiap saat akan memotong kumparan stator, sehingga pada
ujung-ujung kumparan stator timbul GGL armatur (Eam). Fluks putar
yang dihasilkan oleh arus bolak-balik tidak seluruhnya tercakup oleh kumparan
stator. Dengan perkataan lain, pada kumparan stator timbul fluks bocor dan
dinyatakan dengan hambatan armatur (Ram) dan reaktansi armatur (Xam).
Kumparan rotor terletak antara kutub-kutub magnit KU dan KS
yang juga mempunyai fluks magnet. Kedua fluks magnet tersebut akan saling
berinteraksi dan mengakibatkan rotor berputar dengan kecepatan putar rotor
sinkron dengan kecepatan putar stator.
Pada motor DC, GGL armatur besarnya tergantung pada kecepatan
putar rotor, sedangkan pada motor AC, GGL armatur besarnya tergantung pada
faktor daya (PF) beban yang berupa kumparan stator.
Untuk memperbesar kopel putar rotor (kecepatan putar rotor),
kutub-kutub magnet yang terletak pada bagian rotor dililiti kumparan dan
kumparan tersebut dialiri arus listrik DC dan arus ini disebut penguat (Lf).
Dari kumparan rotor yang ikut berputar dengan kumparan stator
(kecepatan sinkron) akan timbul fluks putar rotor yang bersifat reaktif
terhadap fluks putar stator. Ini disebut reaktans pemagnet (XM).
Reaktans pemagnet bersama-sama dengan reaktans armatur (Xam) disebut
reaktans motor sinkron (Xsm). Dengan demikian rangkaian listrik dari
motor sinkron adalah seperti tertera pada gambar berikut
Gambar 1. Rangkaian Listrik Motor Sinkron
Keterangan:
-
Ram = Hambatan armatur
-
Xsm = Reaktans sinkron
-
Eam = GGL armatur
-
IL = Arus jala-jala
-
Iam = Arus armatur
-
Vt = Tegangan sumber
bolak-balik
-
If = Arus penguat medan
-
Rf = Kumparan penguat
medan
Dari gambar di atas
berlaku persaman:
Vt = Iam.Xsm + Iam.Ram
+ Eam
Proses terjadinya perputaran rotor karena
kumparan stator mendapat sumber arus AC 3 phasa, maka pada kumparan stator
timbul fluks putar yang mempunyai kutub utara stator (Ns) dan kutub selatan (Ss). Andaikan saat awal fluks berputar searah jarum jam
dengan kedudukan kutub utara stator pada titik A dan kutub selatan stator pada
titik B, sedangkan kedudukan kutub-kutub magnet rotor yaitu kutub utara magnet
pada titik A dan kutub selatan magnet pada titik B (perhatikan gambar a), maka
kedua kutub magnet tersebut akan tolak-menolak. Kedudukan kutub-kutub fluks
putar pada setengah periode berikutnya (gambar b), kutub selatan fluks putar
stator pada titik A sedangkan kutub utara fliks putar pada titik B. Hal ini
berlawanan dengan kedudukan kutub-kutub magnet rotor, yaitu kutub utara rotor
pada titik A sedangkan kutub selatan rotor pada titik B. Hal ini membuat magnet
rotor akan tertarik oleh arah fluks putar stator karena saling berlawanan
tanda.
(a) (b) (c)
Gambar 2. Proses Terjadinya Perputaran Motor
Pada setengah periode berikutnya (ganbar c), kutub utara
stator pada titik A sedangkan kutub selatan stator pada titik B, demikian juga
kutub utara rotor pada titik A dan kutub selatan rotor pada titik B. Sehingga
pada periode berikutnya, rotor akan berputar sinkron dengan arah perputaran
fluks stator.
2.
EKSITASI PADA MOTOR SINKRON
Pada motor sinkron,
sifat GGL armatur (stator) yang timbul akibat adanya fluks rotor adalah
menentang tegangan sumber Vt. Besar GGL armatur hanya tergantung
pada arus eksitasi rotor (tidak seperti pada motor DC yang tergantung pada
kecepatan). Dengan adanya GGL armatur (Ea) dan tegangan sumber (V),
maka pada armatur timbul tegangan armatur resultan (ER) yang
besarnya merupakan jumlah vektor V dan Ea.
Gambar 3. Motor tanpa beban
Pada gambar di atas
menunjukkan motor berputar tanpa beban dan tanpa adanya rugi-rugi. Dari gambar
tersebut terlihat bahwa arah vektor Ea berlawanan dengan arah vektor
V dan sama besar atau ditulis V = -Ea. Hasil penjumlahan
dari kedua vektor tegangan tersebut adalah ER = 0. dalam keadaan
ini, motor bekerja mengambang.
Gambar 2.4. Motor tanpa beban dengan rugi-rugi
Bila motor tanpa beban tetapi mempunyai rugi-rugi, maka Ea
akan bergeser dengan sudut yang kecil sebesar d terhadap V karena adanya
rugi-rugi Ia.Ra dan Ia.Xsm (besar Ea
tidak berubah karena eksitasi konstan).
Gambar 2.5. Motor berbeban
Apabila moor terbebani, sudut d akan naik menjadi d1,
sedangkan ER juga akan naik menjadi ER1 (Ea
besarnya tetap karena eksitasi konstan).
2.1.
Efek Eksitasi Konstan
a. Eksitasi Normal
Pada kondisi eksitasi normal, motor akan bekerja pada beban
lagging. Karena adanya rugi-rugi pada Ram dan Xsm, maka
besar Ea = V.
b. Eksitasi Kurang (under
exitation)
Arus eksitasi (If) yang dibutuhkan oleh motor kurang
besarnya terhadap motor yang bekerja pada eksitasi normal. Dalam hal ini, beban
motor bersifat induktip. Akibatnya motor bekerja pada faktor dya tertinggal (lagging
power factor) atau Ia tertinggal terhadap V. Dalam keadaan ini Ea
<>
c. Eksitasi Lebih (over
exitation)
Jika Arus eksitasi (If) berlebihan besarnya
terhadap motor, maka kumparan stator akan menarik arus pemagnet dari sumber
listrik. Dalam hal ini, beban motor bersifat kapasitip dan akibatnya motor
bekerja pada faktor daya mendahului (leading power factor). Dalam
keadaan ini, Ea > V dan disebut motor bekerja pada eksitasi
lebih.
d. Unity
Untuk Ea > V dan Ia sephasa dengan V,
dalam keadaan ini motor mempunyai beban sama dengan satu (unity).
2.2.
Efek Eksitasi Pada Beban Konstan
a. Penurunan eksitasi
Gambar 2.6. Penurunan eksitasi
Bila penurunan eksitasi terjadi, maka Ea akan turun
menjadi Ea1 pada sudut beban sama dengan a1. Tegangan
resultan ER1 menyebabkan arus Ia1 lagging walaupun
magnitude Ia1 > Ia.
Adapun daya yang dibutuhkan untuk memikul beban sebesar V.Ia.
Dalam hal ini, daya motor untuk memikul beban konstan masih kurang karena
komponen Ia1 cos q1 <>a sehingga V.Ia1
cos q1 <>a. Akibatnya memerlukan kenaikan sudut beban a1
ke a2. Hal ini menyebabkan kenaikan Ea1 menjadi Ea2
dan kenaikan ER1 menjadi ER2. Konsekuensinya Ia1
naik menjadi Ia2 sehingga didapat Ia2 cos q2 =
Ia. Dengan demikian telah dicapai daya armatur yang sama pada motor
beban konstan.
b. Kenaikan eksitasi
Gambar 2.7. Kenaikan eksitasi
Efek dari kenaikan eksitasi, Ea
naik menjadi Ea1 pada a = a1. tegangan resultan ER1
yang timbulmenyebabkan Ia1 mendahului terhadap Vt yang Ia1
> Ia. Karena itu memerlukan penurunan a1 ke a2
dan diikuti oleh penurunan Ea1 ke Ea2 dan akhirnya
diikuti juga dengan penurunan ER1 ke ER2.
Konsekuensinya, Ia1 turun menjadi
Ia2 sampai dengan komponen Ia2 cos q2 = Ia,
sehingga daya cukup untuk memikul beban. Jadi pada beban konstan, variasi
eksitasi hanya pada sudut beban.
MOTOR AC - SINKRON
Motor
sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan
memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor
daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak
listrik.
Komponen utama motor sinkron
adalah:
1.
Rotor
Perbedaan
utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin
sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal
ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki
magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi
tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
2.
Stator
Stator
menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok.
Gambar
Motor Sinkron.
A.
Prinsip Kerja Motor AC sinkron
Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana keduanya mempunyai
belitan stator yang menghasilkan medan putar. Tidak seperti motor induksi,
motor sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di luar mesin dan
karenanya membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk memberikan
arus kepada rotor. Pada motor sinkron, rotor terkunci dengan medan putar dan
berputar dengan kecepatan sinkron. Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana
rotor ditarik keluar dari keserempakannya dengan medan putar, maka tidak ada
torque yang dihasilkan, dan motor akan berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting
motor karena torque hanya akan muncul ketika motor bekerja pada kecepatan
sinkron; karenanya motor memerlukan peralatan untuk membawanya kepada kecepatan
sinkron.
Motor sinkron menggunakan rotor belitan. Jenis ini mempunyai kumparan yang
ditempatkan pada slot rotor. Slip ring dan sikat digunakan untuk
mensuplai arus kepada rotor.
Prinsip Motor Sinkron secara umum :
-
Belitan medan terdapat pada rotor
-
Belitan jangkar pada stator
-
Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC )
membangkitkan fluksi medan putar stator (Bs) dan suplai listrik
searah (DC) membangkitkan medan rotor (Bs). Rotor berputar karena
terjadi interaksi tarik-menarik antara medan putar stator dan medan rotor.
Namun dikarenakan tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor sinkron
membutuhkan prime-mover yang memutar rotor hingga kecepatan sinkron agar
terjadi coupling antara medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br).
Penyalaan
Motor Sinkron
Sebuah motor sinkron
dapat dinyalakan oleh sebuah motor dc pada satu sumbu. Ketika motor mencapai
kecepatan sinkron, arus AC diberikan
kepada belitan stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan
memberikan eksitasi medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh diberikan
kepada motor sinkron. Motor sinkron seringkali dinyalakan dengan menggunakan
belitan sangkar tupai (squirrel-cage) yang dipasang di hadapan kutub
rotor. Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga mencapai
–95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan motor mencapai
sinkronisasi. Torque yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai
sinkronisasi disebut pull-in torque.
Seperti diketahui, rotor
motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus terus beroperasi pada
kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi tanpa beban (no-load),
garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada dalam satu garis
(gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada pergeseran kutub
rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b). Tidak ada
perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut torque .
Gambar sudut torque (torque angle)
Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik
keluar dari sinkronisasi , maka motor akan berhenti. Harga
maksimum torque sehingga motor tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi
disebut pull-out torque.
B.
Kontruksi Motor AC Sinkron
Gambar Kontruksi Motor Sinkron
Seperti
yang telah diulas diatas, bahwa komponen penting dari motor sinkron adalah
stator dan rotor, yang mana komponen ini adalah komponen umum atau dasar pada
sebuah motor.
Motor sinkron adalah motor ac yang memiliki kecepatan
konstan, namun kecepatan dapat diatur
karena kecepatannya berbanding lurus dengan frekuensi. Motor sinkron secara
khusus sangat baik digunakan untuk kecepatan rendah. Kelebihan dari motor
sinkron ini antara lain, dapat dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading,
tidak ada slip yang dapat mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini
memiliki efisiensi tinggi. Sedangkan kelemahan dari motor sinkron adalah tidak mempunyai torka mula, sehingga untuk
starting diperlukan cara-cara tertentu. Bila metode
starting telah dapat dikembangkan kemudian hari, maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor listrik yang
lain.
C.
Rumusan matematis Motor AC sinkron
Motor
ini berputar pada kecepatan sinkron,
yang diberikan oleh persamaan berikut:
Ns
= 120 f / P
di mana :
Ns = kecepatan
serempak, dalam rpm
F = frekuensi daya AC
p = jumlah kutup per
lilitan phase
Slip dari motor AC dihitung dengan :
Di mana :
Nr = kecepatan putar, dalam rpm
S = slip normal, 0 sampai 1.
Sebagai contoh, sebuah motor dengan empat kutub beroperasi pada 60 Hz bisa
memiliki plat nama 1725 RPM pada beban penuh, sedangkan bila dihitung
kecepatannya 1800 RPM.
D.
Penggunaan Motor AC sinkron
Motor
ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque
awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator
motor.
E.
Proteksi Motor AC sinkron
Motor dapat menjadi generator, apabila energi listrik dirubah menjadi energi mekanik disebut motor, tapi apabila energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator. Jadi "di
atas kertas" motor itu bisa jadi generator,
tapi bila melihat fungsi dan konstruksinya akan berbeda, jadi dalam
keadaan khusus motor akan menjadi generator, atau generator menjadi
motor. Namun untuk mencegah hal tersebut dipasang proteksi khusus
agar motor tidak menjadi menjadi generator atau sebaliknya.
Ada banyak metode kendali motor AC
(motor induksi, motor sinkron) dengan kelebihan dan kekurangannya. Namun secara
umum metode ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Kendali Skalar (v/f Konstan)
- Kendali Berorientasi
Medan (Field Oriented Control, FOC)
- Kendali Torsi Langsung (Direct
Torque Control, DTC)
Overload Motor Protection
Overload Motor Protection, yang
dimaksud motor ini adalah electric motor yang oleh orang awam disebut dinamo.
Dan disini dikhususkan yang terjadi pada motor AC 3 phase. Fungsi dari motor
ini adalah sebagai penggerak atau untuk mengkonversi energi listrik menjadi
mekanik/ gerak seperti lift, conveyor, blower, crusher dll. Dalam dunia
industri saat ini peran yang dilakukan motor ini sangat vital. Untuk itu
proteksi sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran suatu proses. Sistem
proteksi motor ini sudah lama dikenal dan berkembang seiring kemajuan
teknologi. Mulai dari penggunaan eutic relay, thermal, sampai elektronik.
Secara umum sistem kerja alat tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan
thermal dan elektronik.THERMAL OVERLOAD
Sesuai dengan namanya proteksi motor
ini menggunakan panas sebagai pembatas arus pada motor. Alat ini sangat banyak
dipergunakan saat ini. Biasanya disebut TOR, Thermis atau overload relay. Cara
kerja alat ini adalah dengan menkonversi arus yang mengalir menjadi panas untuk
mempengaruhi bimetal. Nah , bimetal inilah yang menggerakkan tuas untuk
menghentikan aliran listrik pada motor melalui suatu control motor starter
(baca motor starter). Pembatasan dilakukan dengan mengatur besaran arus pada
dial di alat tersebut. Jadi alat tersebut memiliki range adjustment misal TOR
dengan range 1 ~ 3,2 Amp disetting 2,5 Amp. Artinya, kita membatasi arus dengan
TOR pada level 2,5 Amp saja.
ELECTRONIC OVERLOAD
Overload electronic ini mempunyai 2 karakteristik trip, INVERSE dan
DEFINITE. Inverse, ia akan bekerja seperti thermal overload. Perbedaannya
adalah kemampuannya untuk menggeser kurva trip. Jadi overload ini selain
mempunyai setting arus juga kecepatan trip atau class adjustment. Selain itu
dengan menggunakan rangkaian elektronik ia akan tidak mudah dipengaruhi suhu
sekitar serta akurasi lebih terjaga. Definite, bekerja dengan pembatasan yang
ketat. Dengan karakteristik ini, berapapun besar kelebihan beban ia akan trip
setelah mencapai waktu yang ditentukan. Misal seting overload pada 10 amp
dengan waktu trip 4 detik. Jika terjadi kelebihan beban lebih dari 10 amp
selama lebih dari 4 detik dia akan trip. Kecepatan trip ini tidak tergantung
besar arus overload (baik kecil atau besar sama saja).
Dengan menggunakan rangkaian
elektronik biasanya alat ini dilengkapi dengan fasilitas proteksi lain seperti
phaseloss protection, Lock Rotor Protection, Short Circuit Protection dll. Dengan gambaran tersebut di atas, maka kita bisa menentukan kebutuhan
overload protection yang diperlukan. Dan perlu di ingat bahwa, terbakarnya
motor tidak hanya karena terjadinya overload. Overload hanyalah salah satu dari
beberapa fakor penyebab terbakarnya motor. Seberapa tinggi tingkat proteksi
motor yang kita perlukan tergantung dengan prioritas kita. Tetapi, overload
protection tetaplah mutlak diperlukan dalam sebuah suatu sistem motor starter.
F.
Pengukuran Motor AC sinkron
Pembangkitan
Torka
- Interaksi antara
medan putar stator (Bs) dan medan rotor (Br) yang
membangkitkan torka seperti terlihat dalam persamaan berikut:
T = Bsx Bs(sin
δ)
- δ disebut sudut
beban karena besarnya tergantung pembebanan. Pada saat beban nol nilai
δ=0. Jika dibebani, medan rotor tertinggal dari rotor sebesar δ, kemudian
berputar sama lagi. Beban maksimum tercapai pada δ=90o. Jika
beban dinaikkan terus melebihi batas itu, maka motor akan kehilangan
sinkronisasi dan akhirnya akan berhenti.
Pembangkitan
medan putar
·
Pada
Motor sinkron 3 fasa, mengalir arus seimbang pada tiap fasa dengan beda sudut
fasa 120o
ia = Im sin ωt
ib = Im sin (ωt-120o)
ic = Im sin (ωt-240o)
Tiap
arus fasa membangkitkan ggm F yang merupakan fungsi sudut ruang ө seperti
ia à Fa.cos θ. Dengan Fa=Fm. sin
ωt
Maka
ggm F tiap fasa yang dibangkitkan
Fa = Fm sin ωt.cos θ
Fb = Fm sin (ωt-120o).cos (θ-120o)
Fc = Fm sin (ωt-240o) .cos (θ-240o)
Resultan
ketiga ggm, Fr=Fa+ Fb +Fc
Dan
jika kemudian disederhanakan dengan persamaan trigonometri akan diperoleh:
F(θ,t) = 3/2 Fm.cos
(θ-ωt)
Yang
berarti resultan-mmf adalah medan putar sebagai fungsi dari ruang dan waktu,
seperti terlihat dalam gambar berikut:
G.
Karakteristik Motor AC sinkron
Gambar Model Motor Sinkron (Model dan Diagram Fasor)
Pengaruh
Penguatan Medan
Ø Untuk membangkitkan fuksi
dibutuhkan daya reaktif yang bersifat induktif.
Ø Pada motor sinkron, ggm
dibangkitkan arus medan (DC) pada belitan rotor. Jika arus medan ini cukup,
maka motor tidak membutuhkan suplai energi reaktif dari sisi stator yang
bersumber dari jaringan listrik. Sehingga motor bekerja dengan faktor daya = 1.
Ø Jika penguatan arus medan
kurang, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang bersifat induktif
dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya(pf) terbelakang
(lagging). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat
induktif.
Ø Kebalikannya jika kelebihan
penguatan arus medan, maka motor sinkron akan menarik daya reaktif yang
bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya
(pf) mendahului (leading). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang
bersifat kapasitif.
Kondensor Sinkron
Seperti diuraikan di atas,
jika motor sinkron kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan
menarik daya reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor
bekerja dengan factor daya (pf) mendahului (leading). Artinya motor menjadi
pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif. Sehingga motor sinkron
dapat digunakan untuk memperbaiki factor daya (pf). Dalam hal ini motor sinkron
disebut Kondensor sinkron.
Karakteristik
Torka dan Sudut daya
Gambar diatas memperlihatkan bahwa Torka adalah fungsi sin δ,
dengan δ adalah sudut daya. Pada motor sinkron nilai δ negatif dan nilainya
positif pada generator sinkron. Torka maksimum dicapai pada δ= +/- 90o.
Jika melebihi batas itu, maka motor atau generator akan kehilangan stabilitas
dan sinkronisasi dan pada akhirnya akan berhenti.
SUMBER DAN REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar